Pukul 18.30 Jo dan teman-teman sekelasnya telah tiba di kafe yang di pesan oleh Jo. Nampak sekali raut wajah bahagia dan tegang yang terpancar dari Jo. Semua teman-temannya menyemangati Jo, meski mereka belum tau siapa perempuan yang di maksud Jo. Pastinya mereka mengira jika perempuan itu adalah salah satu teman sekelas Jo. Tak heran jika beberapa teman wanita sekelasnya keluar tiba-tiba dari grup kelasnya. Entah terlalu kepedean ataukah mereka risih dengan Jo yang selalu mengejar-ngejar wanita meski tak pernah di terima.
Alex yang sedang mengerjakan dekorasi pun menghampiri Jo yang sedang sibuk mengecek ponselnya.
“Jo beneran jam tujuh kan? Ntar doi gak dateng gimana?" tanya Alex sedikit panik.
“Iya udah kok bentar lagi pasti dateng,” jawab Jo yang selalu berdiri setiap melihat mobil terparkir di depan kafe.
Kafe yang di pesan oleh Jo bernuansa outdoor, tempatnya sangat romantis dan di penuhi lampu di setiap sudutnya. Sangat pas bagi mereka yang ingin merayakan hari spesial di sana.
Kurang lebih lima belas menit berlalu, akhirnya mobil bu Intan pun berhenti tepat di depan kafe itu. Jo memberi aba-aba pada Alex untuk membuka name flag yang di pegangnya.
Seketika ia melihat sebuah name flag terbuka tepat menghadap mobil dosennya yang terparkir.
"BERLIN INTANIA"
Seketika ia terkejut dan beberapa saat menarik napas dalam. Ia yang mengetahui bahwa itu adalah acara amal yang di adakan oleh kelas Jo sangat terkejut saat mengetahui bahwa itu adalah acara yang di buat untuknya.
“This is your party?” tanya seorang lelaki di sebelahnya.
“Oh I’m sorry, I can handle it,” jawabnya.
“You okay?” tanya lelaki itu.
“Yah, it’s ok,” jawabnya berusaha tenang.
Intan pun turun dengan dress hitam panjangnya yang anggun menawan membuat semua mata tertuju padanya. Jo segera memberi aba-aba pada Alex untuk menyalakan music.
??Dengarkanlah, wanita pujaankuuu…. Malam ini akan ku sampaikan…
Janji suci, kepadamu dewiku…. ??
Jo perlahan mendekati Intan dan berlutut di depannya. Intan yang mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya pun berusaha untuk setenang mungkin menghadapi Jo. Ia tak mau membuat Jo patah hati dan malu.
“Wahai seseorang yang selalu hadir dalam malamku, selalu mengusik kerja otakku, senantiasa menghipnotis kesadaranku oleh senyummu, terimalah hati ini sebagai bukti seriusnya cinta ini,” ucap Jo sembari memberikan seikat bunga mawar merah.
Seluruh pengunjung kafe terutama teman sekelas Jo tidak menyangka jika Jo akan menembak dosen mudanya tersebut. Seketika suasana berubah menjadi hening tanpa suara menunggu jawaban dari Intan itu.
Budi yang sibuk merekam semua momen pun tak lupa membagikannya secara online melalui media sosialnya.
Ia pun menerima seikat bunga mawar yang di berikan oleh Jo. Semua orang bersorak akan ketidakpercayaan mereka terhadap Jo yang mampu menaklukan wanita.
“Berdiri!” seru Intan.
“Makasih bu, eh beb,” Jo gugup dan masih tidak percaya.
“Kamu yang nyiapin ini semua?” tanyanya.
“Ii..iiyaa di bantu sama temen-temen juga,” jawab Jo.
“Terimakasih ya, ini manis sekali,” ujarnya.
Jo hanya tersipu malu mendengar pujiaan itu.
“Tapi, ini tidak semestinya kamu lakukan,”
Pernyataan itu membuat suasana hening kembali. Terutama Jo yang bingung akan maksud dari ucapan itu.
“Mungkin perhatian yang saya berikan kepada kamu terlalu berlebihan yang jadinya kamu salah menafsirkannya,”
Semakin Jo mendengar penjelasan dari mulutnys, Jo merasa jantungnya seketika berhenti berdetak.
“Maaf sekali lagi atas perlakuan saya yang membuat kamu terbawa perasaan, namun dengan berat hati saya ingin memberitahukan bahwasanya saya sudah memiliki pasangan, kita sudah tunangan dan tidak lama lagi akan melangsungkan pernikahan, tapi dari kejadian ini jangan kamu jadikan ajang untuk berpatah hati, oke? saya yakin kamu dapat seorang yang lebih baik dari saya, karena saya tahu kamu itu orang baik," ujarnya sembari tersenyum manis.
Seseorang turun dari mobil yang sama dengan Intan. Pria blasteran itu ialah tunangannya.
“Come on honey,” ujar pria itu sembari menggandeng Intan.
Jo hanya bisa tertegun melihat langkah demi langkah yang ditingkalkan oleh wanita yang ia sukai itu.
Budi yang sibuk merekam tiap momen berharga it uterus menyorot kea rah muka Jo yang sangat pasrah.
“Gimana nih bro? abis ni jangan minum obat nyamuk ya?” ledek Budi.
“Setidaknya gue bisa ngerasain di terima selama dua menit,” Jo bengong menatap mobil yang semakin jauh pergi.
Semua orang di sana turut prihatin dengan penolakan yang di terima Jo. Mereka yang kebanyakan lelaki, memutuskan memberikan semangat solidaritas dengan memasang hastag #saveJO’sheart di semua media social mereka.
Jo yang terlihat tegar pun hanya bisa melewati malam itu dengan penuh lamunan. Meski semua teman-temannya telah memberikan semangat padanya.
“Papa JOOOOOOOO, haaahhhh hhhaahhhh hhaaaahh,”
“Cilla, kamu abis di kejar apa?” tanya Jo yang kaget melihat Cilla yang tiba-tiba datang.
“Aauusss aus minum minum,” Cilla mengatur napasnya.
“Nih nih minum,” Jo memberikan minumannya yang langsung di tenggak habis olehnya.
“Papa Jo, Cilla mau minta maaf, gara-gara Cilla papa Jo jadi di tolak, tau yang papa Jo maksud itu dosen, Cilla gak akan kasih saran buat ungkapin,” jelas Cilla menatap dalam Jo.
“Loh emangnya yang kamu maksud siapa?” tanya Jo.
Cilla tak menjawab dan hanya melirik kea rah Wanda perlahan,
“Hah, aku? Hahahaha ya kali Cill, aku sama Jo cuman rekan bisnis ngurus Joi, ngaco ah kamu,” Wanda tertawa.
“Ya abisnya ceritanya setengah-setengah sih,” Cilla mencubit lengan Jo.
“Aww, sakit bund,” Jo meringis.
“Dan sebenernya Cilla juga mau ungkapin perasaan Cilla sekarang,” ucap Cilla mengejutkan.
Seluruh mata tertuju pada pengakuan Cilla yang sangat mengejutkan.
“Sebenernya selama ini Cilla suka sama papa Jo, tapi papa Jo gak pernah peka,” ungkap Cilla.
“Siapa bilang?”
“Hah gimana?” tanya Cilla.
“Sebenernya papa Jo juga udah suka sama Cilla,”
*Satu jam sebelum acara penembakan di mulai
“Jo yakin lu mau tetep nembak bu Intan? Gak malu ntar lu di sana?” tanya Alex.
“Sebenernya bukan dia tujuan gue, cuman ini cara buat tau apa dia juga punya perasaan yang sama ama gue,” jelas Jo.
“Pokoknya sampe lu nyakitin Cilla, berhadapan lu am ague,” ancam Budi.
Sebenarnya Jo telah mengetahui jika dosennya itu telah memiliki tunangan sesaat setelah ia mengirim pesan di grup whatsapp kelasnya. Roi yang bertanya pada Jo dalam pesan pribadinya terkejut saat Jo mengatakan bahwa akan menmbak dosennya itu. Roi yang tau persis kehidupan Intan yang tak lain masih saudara jauhnya, mengatakan bahwa dosen yang Jo sukai selama ini telah memiliki tunangan. Dari situlah Jo meyakinkan lagi hatinya jika ia benar-benar mencintai Cilla.
Jo sengaja menyuruh Budi untuk merekam semua momen yang terjadi di sana berharap Cilla akan melihatnya dan sama-sama memperjuangkan perasaan mereka. Terbukti semua yang di lakukan Jo membuat Cilla datang dan mengungkapkan perasaanya yang sesungguhnya.
“Iiiihhh jadi Cilla di jebak ini? Omaigat tau gitu gak akan aku lari-lari kek gini,” Cilla memanyunkan bibirnya.
“Tapi tetep cinta kan sama papa Jo?” Jo menggoda Cilla.
“Gak gak ulangin ulangin, masak cewek yang nembak cowok sih, gak mau ulang,” bentak Cilla.
“Oke oke, Pricilla Anastasya, mau gak kamu jadi bunda dari anak-anak Joi yang gemoy-gemoy?” tanya Jo menggenggam kedua tangannya.
“Emmm gimana yaaa sebenarnya, ….”
Sebelum selesai Cilla berbicara, Jo langsung membekap kepala Cilla dalam dadanya yang membuat suasana menjadi sangat romantic.
“ Udaaahh jangan ngadi-ngadi,” ucap Jo gemas pada Cilla.
"Aaaaa co cweet banget bund," Alex memukul manja lengan Budi.
"Iiihh apaan si lo, geli banget sana sana," Budi mendorong Alex.
"Oke karena Cilla sekarang bagian dari geng ABJ, maka gue putuskan geng ABJ nambah satu personil lagi, so sekarang jadinya geng ABC2J Alex, Budi, Cilla, Jo&Joi sekian dan trimagaji," ujar Jo.
Semenjak saat itu merekapun semakin dekat bak keluarga yang harmonis. Jo sangat beruntung mendapatkan cinta Cilla yang benar-benar tulus untuknya. Sedang Joi tumbuh menjadi kucing terkenal di berbagai media sosial dan memiliki enam anak yang mnggemaskan.
Bersambung ...
Share this novel