RENCANA

Romantic Comedy Series 1256

"MEET AND GREAT JOI MEOW LOVERS"

 

"Anjir, gue gak nyangka pamor kita bisa kalah sama seekor kucing yang gak sengaja di temuin si Jo bulan lalu," Alex melamun menatap kerumunan yang sedang bergantian ingin berfoto dengan Joi dan Jo.

"Iya, gak nyangka gue, Sujono bisa terkenal jalur nebeng kucing," Budi menimpali dengan ikut melamun.

"Kalo gue sih biasa, lah ini elu mbud, lu yang famous di kampus aja kalah telak sama tu koceng, mana ceweknya pada cakep-cakep lagi yang ngerubungin," ujar Alex menepuk pundak Budi.

 

"Hoiii, ngapa aada bengong di sini? gak ikut gabung?" tanya Jo menghampiri.

"Eh mana anak seleb lu, kok sendiri lu," Alex melihat sekeliling.

"Ada, sama Wanda, capek gue kudu nyengir mulu depan kamera, mending kalo di postingnya sama guenya, ini cuman Joi doang gue di krop coba," gerutu Jo.

"Ahahaha, udah gue duga si," ucap Alex.

"Sue lu,"

 

Hari itu adalah hari yang melelahkan bagi geng ABJ, pasalnya mereka bertanggung jawab penuh atas terselenggaranya jumpa fans perdana Joi. Namun Jo sedikit kecewa karena dosen yang ia harapkan untuk hadir ternyata tak datang hari itu.

 

"Kita balik langsung nih?" tanya Alex.

"Iya gue dah capek banget," ujar Budi.

"Ka lu yang nyetir dong, Cilla mau di belakang pegangin Joi," ujar Cilla sembari memberikan kunci mobilnya pada Budi.

Jo yang masih tertinggal di belakang asyik mengobrol dengan Wanda.

 

"Eh mau bareng aja ga? kita bawa mobil," ujar Jo.

"Ah engga, aku udah pesen ojol kok, duluan aja ngga papa," Wanda tersenyum.

"Oh oke kalo gitu kita duluan ya, sampe ketemu besok," ucap Jo.

 

"Ciee cciieee ada yang akan berujung pelaminan nih," ledek Cilla mencubit lengan Jo.

"Seleranya bukan Wanda kali," celetuk Budi.

"Hah, terus yang gimana seleranya papa Jo?," tanya Cilla penasaran.

"Anak kecil gak boleh kepo, udah cepet masuk," suruh Budi.

 

Setibanya di rumah, mereka pun bergegas membersihkan badan dan beristirahat.

 

“Cill, kamu nginep kan? Ntar tidur di kamar kakak aja, ntar biar aku tidur di sofa, udah capek banget nih badan, kalo ada apa-apa panggil Jo aja atau Alex ya,” ujar Budi yang sudah lelah.

“Siap boss,” jawab Cilla.

 

Jo yang masih memikirkan dosen mudanya yang tak kunjung membalas pesannya itu sangat galau. Jo berdiam diri di ujung kamarnya dekat dengan jendela. Cilla yang melihat gelagat aneh Jo seketika menghampirinya di dalam kamar.

 

“Papa Jo baik-baik aja? Ada yang di pikirin?” tanya Cilla yang duduk di ujung ranjang Jo.

“Hhhuuffttt,” Jo menarik napas panjang.

“Cerita aja sama Cilla, privasi aman deh di jamin,” Cilla mengedip-ngedipkan matanya.

“Jadi gini bund, papa Jo bingung sama cewe, giliran di kejar lari, giliran ga di kejar malah nyari, jadi kan papa Jo bingung mesti ngejar apa berhenti,” ujar Jo sembari menatap ke luar jendela.

 

"Pasti karena Wanda," gumam Cilla dalam hati.

 

“Mm, emangnya papa Jo udah bilang sama cewek nya?" tanya Cilla penasaran.

“Ya belum lah, gimana mau bilang, orang baru mau di deketin malah ngilang, giliran ga di deketin malah ngedeketin mulu,” jawab Jo.

Jo yang menganggap dosennya itu memberikan ia harapan sangat berharap akan di balasnya perasaan yang selama ini ia pendam.

 

“Ya pantesan aja di tarik ulur, orang papa Jo nggak ngungkapinnya,” ucap Cilla memutarkan bola matanya.

“Emang harus banget di ungkapin ya?" tanya Jo polos.

“Ya gimana cewek mau ngerti sedang di kejar, orang yang ngejar aja gak ngomong perasaannya gimana,” ujar Cilla.

“Tapi gimana caranya ya,” Jo berpikir sambil melihat langit-langit kamarnya.

“Itu sih terserah papa Jo aja, ya udah ah Cilla mo tidur capek,” Cilla berdiri.

Jo secepat kilat meraih dan menggenggam tangan Cilla erat.

“Makasih ya bund,” ucap Jo tersenyum pada Cilla.

*Deegggg

Seketika jantung Cilla berdegub kencang menerima perlakuan Jo.

“E..eehh, iya sama-sama,” Cilla salah tingkah keluar dari kamar Jo.

 

Malam itu Jo berpikir semalaman untuk mengatur rencana menembak dosen mudanya itu. Sedang Cilla kembali ke kamarnya dengan perasaan yang campur aduk.

 

"Andai aku tau caranya membantumu tahu," gumam Cilla dalam hati.

 

*Keesokan paginya

 

“Bbbaanngguuunnn baanngguunnn udah siang banguunnnn!!!!!” teriak Jo memenuhi rumah itu.

Tak lupa ia membangunkan Cilla yang masih pulas di kamar Budi.

 

“Anjir ngapain sih masih pagi buta gini Sujonooo!!” bentak Budi sembari mengucek matanya.

“Bangun gue mau kasih pengumuman buruan,” suruh Jo sambil menarik lengan Budi.

“Iya iya gue cuci muka dulu,” ujar Budi.

“Lek, kelek buruan bangun eh,” Jo mengguncang tubuh Alex yang bak orang pingsan itu.

Jo masuk ke kamar Cilla dan membangunkannya dengan lembut.

“Bunndd, bangun yuk udah siang nih,” Jo duduk di pinggir ranjang sembari mengusap lembut lengan Cilla.

Seketika Cilla yang masih memejamkan matanya menarik lengan Jo dan tubuh Jo tersungkur tepat di atas tubuh Cilla. Kini wajahnya tepat di depan wajah Cilla.

 

“Bund, bhangun yuksss,” Jo berbisik di depan muka Cilla.

“Mmhh, uhukkk uuhuukkkk, bau apa ini?” Cilla terbatuk menhirup napas Jo.

Cilla mendorong tubuh Jo.

“Ouucchhh, se bau itu ya bund?” Jo mencium napasnya sendiri.

“Iiiiihhh papa Jo ngapain sih?” Cilla menyadarkan dirinya.

“Bangun cepet kita meeting di ruang makan ya,” ujar Jo meninggalkan Cilla.

 

Pagi itu semua orang di kumpulkan oleh Jo di ruang makan.

 

“Selamat pagi semua, senang berjumpa dengan saudara-saudara sekalian, pada kesempatan pagi ini saya papa Jo,…”

“Udah deh gak usah berbelit-belit Sujono, ada apaan pagi-pagi udah bangunin kita?” tanya Budi malas.

“Oke oke karena kalian memaksa, jadi begini, papa Jo yang tampan ini ingin mengumumkan bahwa akan di selenggarakannya acara penembakan kekasih pujaan papa Jo yang selama ini telah papa Jo pendam di dalam hati terdalam.

 

*Deeeggggggg

 

Jantung Cilla kembali berdegub mendengar pernyataan Jo. Pasalnya Cilla mengira bahwa perempuan yang Jo maksud adalah Wanda.

 

“Haahh??? Yakin lu, apa gak terlalu kecepetan Jo,” ujar Alex terkejut.

“Semaleman udah gue pikirkan dan ini adalah waktu yang tepat, dan pastinya gue butuh bantuan lu pada, terutama bun bund Cilla,” Jo melirik kea rah Cilla dengan senyumnya yang menyeringai.

“Oke, sekarang rencana lu apa Jo, briefing kita dulu,” ujar Budi.

“Lu Alex siapin dekor kafe seromantis mungkin, dan Budi mabro dokumentasi, dan buat Cilla bawain bunga buat,…” belum selesai Jo berbicara.

“A..aku gak bias bantu, maaf hari ini aku ada janji sama temen,” Cilla berdiri dan pergi dari tempat duduknya.

“Loh bund bund, kok tiba-tiba..” Jo tak sempat menahan Cilla.

“Udah biarin aja, minta tolong Wanda aja Jo,” ujar Budi.

 

Hari itu Jo sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk keperluan acara penembakan yang sudah ia rencanakan semalaman. Tak lupa ia mengkonfirmasi bu Intan untuk benar-benar bisa datang malam ini.

 

Jo mengetik pesan dalam grup whatsapp kelasnya.

Guys, jangan lupa mala mini jam 7 di kafe ceria ya, ada syukuran kecil2an dari gue dalam rangka menjemput cinta sejati papa Jo

Ilham

@,@ makan2 gratis

Roi

Wuideh mo nembak siapa Jo?

Bimbim

Wahh pajak jadian besar2an nih di kls

 

Mutiara left the Group

Ica left the Group

Cantika left the Group

 

Jo memastikan semua berjalan lancar menuju nanti malam. Tak lupa ia meminta bantuan Wanda untuk membawa Joi dalam ikrar cinta suci antara mereka.

“Jo, kafe dah aman plus dekor udah ada balon sama banner,” ujar Alex.

“Oke mantap, kamera sama sound ready Bud?” tanya Jo.

“Aman tinggal eksekusi,” jawab Budi.

“Joi aman ya Wan?” tanya Jo pada Wanda.

“Aman udah pake dress cantik nih,” jawab Wanda.

Semua persiapan pun sudah matang, tak lupa Jo memesan sebuah bouquet bunga mawar merah sebagai ungkapan citanya.
Jo mengecek ponselnya untuk memastikan kedatangan wanita yang ia cintai selama ini.

"Jo, yakin kan?" tanya Budi meyakinkan lagi atas keputusan Jo.
"Gue udah mikirin ini semaleman, dan gue akan terima semua konsekuensinya, ya gue sih berharap di terima, tapi kalo di tolak juga gue udah siapin mental, jadi tenang aja gak bakalan gue galau," jelas Jo.
"Gue salut sih sama lo Jo," Alex menepuk pundak Jo.
"Makasih Lex, gue terharu," Jo mengkrenyitkan dahinya.
"Gue salut atas kegigihan elu ngadepin penolakan lagi," Alex memeluk Jo.
"Gue gak tau musti bangga apa sedih ini Lex, tapi makasih motipasinya," Jo menepuk pundak Alex.

Bersambung ...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience