[Pagi, Perusahaan Ayah Lisa]
Ayah Jungkook berada diruang pribadi Ayah Lisa. Mereka berbincang serius.
"Maafkan saya Presiden Jeon. " tutur Ayah Lisa, "Saya benar-benar tidak percaya semua ini. " jawab Ayah Jungkook, "Saya juga tidak ingin semua ini terjadi. Tapi disisi lain, saya sangat menyayangi keluarga saya. " jawab Ayah Lisa, "Terima kasih atas semua ini. " jawab Ayah Jungkook, "Apa maksud anda? " jawab Ayah Lisa, "Meski proyek besar kita telah gagal, saya masih berhutang budi. Anda dan keluarga anda sama sekali tidak melaporkan Jungkook pada pihak kepolisian. Saya benar-benar berhutang budi kepada anda dan keluarga anda. " jawab Ayah Jungkook, "Tidak perlu sungkan. "
[Pagi, Universitas Yonsai]
Bambam mengejar Lisa karna ingin berkata mengapa ia pergi dari rumah. Tapi Lisa terus berlari dan tidak mendengarkan Bambam.
Tiba didalam kelas, Lisa masih terus ditemui oleh Bambam. Bambam terus memaksa Lisa mengatakan fakta ia pergi dari rumah. Tapi Lisa sama sekali tidak ingin memberitahunya. Tiba Jungkook masuk kelas, Bambam menutup mulut, sedangkan Lisa langsung menemui Jungkook dan mengajak Jungkook pergi karna kesal atas ekspresi Bambam yang terlihat begitu jijik pada wajah Jungkook.
Bambam bersantai dengan Jimin. "Apa? Mengapa bisa itu terjadi? " teriak Jimin, "Kau berbicara seolah meneriaki perampok. " jawab Bambam, "Lalu? " jawab Jimin, "Lalu apa? Apa maksdumu? " jawab Bambam, "Apa rencanamu? " jawab Jimin, "Aku pun tak tau. Mengapa Lisa begitu tergila-gila padanya? Lihatlah, wajah Jungkook saja sudah menjijikan seperti itu. Mengapa Lisa begitu senang bersamanya? Apalagi, Jungkook penjahat. Dia sudah melukai Bibi dan Hyungku. Apa jalan fikiran Lisa? " jawab Bambam, "Sini.... " jawab Jimin sambil membisik Bambam.
Lisa dan Jungkook berada diruangan sunyi. Mereka terlihat saling bertatapan. "Ada apa? Apa yang mau kau tanyakan padaku? Mengapa kau membawaku kesini? " tutur Jungkook, "Ada satu rahasiamu yang tidak kuketahui. " jawab Lisa, "Apa maksudmu? Bukankah kau sudah mengetahui semua rahasiaku? " jawab Jungkook, "Ada satu fakta darimu yang belum kuketahui. " jawab Lisa, "Apa itu? " jawab Jungkook, "Luka bakar diwajahmu. " jawab Lisa.
[Pagi, Rumah Lisa]
Jin bersama beberapa rekan kerja baru saja masuk kedalam rumah. Mereka sedang menjenguk keadaan Suga. Mereka telah duduk bersama Suga.
"Maafkan kami Direktur Min. Kami baru ada waktu untuk melihat kondisimu. " tutur Jin, "Ya tidak perlu sungkan. " jawab Suga, "Bagaimana kakimu Direktur Min? " tutur rekan kerja-1, "Sudah membaik. " jawab Suga.
[Pagi, Universitas Yonsai]
Jungkook dan Lisa berada diruang Dosen. Lisa terlihat marah-marah karna tidak terima Jungkook dikeluarkan dari kelas dan dipindahkan ke kelas privat. Lisa marah dan tidak ingin Jungkook dipindahkan. Dosen memindahkan Jungkook dari kelas karna para Mahasiswa dan Mahasiswi mengeluh tidak ingin satu kelas dengan Jungkook karna luka bakar di wajah Jungkook. Tapi Lisa terus marah karna tidak terima Jungkook dipindahkan. Akhirnya Jungkook menenangkan Lisa.
Saat ini, suasana sedang belajar. Jungkook berada di kelas pribadinya. Dalam kelas ini, Jungkook tetap diajar oleh Dosen. Hanya ada Jungkook sendiri di kelas tersebut.
Suasana kelas Lisa saat ini juga sedang belajar. Lisa terlihat begitu gelisah karna memikirkan Jungkook. Setelah beberapa menit, Lisa berdiri dengan tegas hingga semua seisi kelas kaget melihatnya.
Lisa meminta pada Dosen untuk pindah kelas. Lisa mengatakan ingin satu kelas dengan Jungkook. Tapi Dosen sama sekali tidak menuruti kemauan Lisa.
Setelah beberapa menit berjuang memohon-mohon pada Dosen agar pindah kelas, akhirnya Dosen pasrah dan menerima Lisa satu kelas dengan Jungkook.
Lisa dan Dosen mengetuk pintu kelas pribadi Jungkook. Akhirnya mereka masuk. Dosen yang bersama Lisa mengatakan pada rekan Dosennya bahwa Lisa sangat ingin pindah kelas dan satu kelas dengan Jungkook. Jungkook hanya menatap Lisa, sedangkan Lisa memberinya senyuman manis.
Lisa dan Jungkook saat ini sedang bersantai di belakang kampus. "Mengapa kau ingin pindah kelas? Kau beruntung bisa mempunyai banyak kawan. " tutur Jungkook, "Percuma mempunyai banyak kawan, tapi tak bahagia. " jawab Lisa, "Apa maksdumu? " jawab Jungkook, "Kokook, bukankah kau mengatakan tulus berharga? Percuma mempunyai banyak kawan, tapi tidak tulus. Jika mereka tulus, kau pastinya akan berkawan dengan mereka. Tapi apa? Apa? Mereka hanya menyukai paras tampanmu saja. Sejak luka bakar ini ada di wajahmu, lihatlah. Mereka sekarang menjauhimu. Apakah itu tulus? Tidak, 'kan? " jawab Lisa, "Kokook? Apa itu? " jawab Jungkook, "Namamu (tertawa). " jawab Lisa, "Namaku? Namaku Jungkook, bukan Kokook. " jawab Jungkook, "Mulai sekarang, aku ingin memanggilmu Kokook. " jawab Lisa, "Kenapa? " jawab Jungkook, "Tidak.. Aku hanya gemas dengan panggilan itu. " jawab Lisa, "Jika begitu, aku juga memiliki nama panggilan untukmu. " jawab Jungkook, "Apa? " jawab Lisa, "Liskook. " jawab Jungkook, "Liskook? Apa itu? " jawab Lisa, "Lisa, Jungkook. " jawab Jungkook.
Lisa langsung tersenyum-senyum mendengar Jungkook. Lisa terbawa perasaan. "Kau kawanku yang baik. Kuharap kau benar-benar tulus menemaniku kala susah dan senang. " tutur Jungkook.
Mendengar Jungkook, senyuman Lisa langsung berubah menjadi datar dan membuat Jungkook heran angkat alis. "Ada apa? " tutur Jungkook, "Tidak (senyum). " jawab Lisa, "Mari kita pergi Lili. " jawab Jungkook sambil menarik Lisa pergi, "Lili? Apa itu? " jawab Lisa sambil menahan tarikan Jungkook, "Tidak. Aku hanya gemas dengan sebutan itu. Bukankah kau memanggilku dengan nama yang menurutmu gemas? Maka dari itu, aku pun juga akan memanggilmu dengan nama yang membuatku gemas, Lili. " jawab Jungkook, "Lalu Liskook? " jawab Lisa, "Itu hanya singkatan dari namaku dan juga namamu. " jawab Jungkook.
Share this novel