hal 9

Drama Series 1133

Rrrrrrrdddd...... Rrrrdd..... Ponsel Dea bergetar diatas mejariasnya
Rrrrddd..... Rrrrdd.... ponsel itu terus bergetar namun Dea tidak terganggu sama sekali dia masih nyenyak didalam tidurnya masih bersembunyi didalam selimut putihnya.

"Non, non.... " bisarah memanggil Dea berusaha membangunkannya.

"Bi, ada apa? " tanya Dea tanpa membuka matanya

"Ponsel nona dari tadi bergetar terus" Bisarah memberikan ponsel kepada Dea yang perlahan membuka matanya.

"Hah.... Jam delapan" hentak Dea terkejut

"Bibi, kenapa gak bangunin Dea..... "

"Bibi lihat nona tidur nyenyak sekali, dan nona Aya juga melarang bibi untuk bangunin Nona....
Dea meringis mendengar jawaban bisarah Dea langsung beranjak dari tempat tidurnya masuk kedalam kamar mandi meninggalkan bisarah yang menggelengkan kepala tersenyum melihatnya.

Secepat kilat Dea mandi, secepat kilat Dea berpakaian rapi, secepat kilat Dea sarapan dan secepat kilat Dea kemudian pergi.

Dea berjalan cepat dengan heels yang dipakainya.
Tidak seperti biasanya pagi itu karena tidak sempat menyisir Dea mengikat rambutnya seperti ekor kuda dan sambil berjalan Dea merias wajahnya seraya terus menyalahkan Andika yang sudah membuatnya bangun kesiangan.

"Gara gara dia aku jadi bangun kesiangan" gerutu Dea melewati pagar tralis yang terbuka otomatis ketika dia berada didepannya.

"Ya tuhan" hentak Dea terkejut mengusap dadanya ketika mendapati Andika tengah tersenyum didepannya.

"Tidak usah terkejut seperti itu... Aku tau jika aku ini memang tampan" ucap Andika percaya diri membuat Dea hanya mengedip ngedipkan matanya tak bercaya jika Andika yang sudah mengganggu pikirannya kini ada didepannya.

"Ini hanya ilusi apa kenyataan" Dea melongo melihat Andika tersenyum melambaikan tangannya. Sendal jepit, celana pendek, kaos putih oblong, jam tangan bermerek dan ferrari

"hey nona, ternyata kamu benar benar terkesima melihatku ya? "

"Aahhhhh ini nyata" ucap Dea dalam hati seraya menganggukan kepala tersadar jika Andika yang ada didepannya adalah nyata.

Dea berjalan menghampiri Andika, tanpa diminta Dea masuk kedalam mobil yang Andika bawa tanpa menghiraukan perkataan Andika yang bilang jika mereka memang berjodoh karena memakai warna pakaian yang sama.

" ayo cepat masuk, tunggu apalagi? " ucap Dea membuat Andika tersenyum mengikuti perintah Dea untuk masuk kedalam mobil.

"Sekarang giliran dia yang tidak sabar ingin bersama denganku" Andika tersenyum kegirangan.

Bruggh... Suara pintu mobil ditutup dan Andika melihat saat itu Dea tengah memoles wajahnya.

"Ishhh... aku memang harus bersyukur dilahirkan sebagai lakilaki" ucap Andika pelan menggelengkan kepala melihat apa yang dilakukan Dea pada wajahnya.

"Klikk.... Suara kamera digital membidik Dea yang terkejut karenanya.

"ya... Apa yang kamu lakukan? Mengambil gambar orang tanpa ijin" hentak Dea membuat Andika tersenyum langsung menyembunyikan kamera didalam saku celananya.

"Cepat jalan tunggu apalagi" pinta Dea Kembali melanjutkan polesan diwajahnya sementara Andika langsung menghidupkan mobilnya dan kemudian wussshhh.... Mereka berdua pergi menuju toko bunga tempat Dea bekerja.

"Jangan melihatku seperti itu, nanti kamu bisa jatuh cinta" ucap Dea ketika memergoki Andika yang sesekali memperhatikannya.

"Aku memang sudah jatuh cinta, jadi tidak ada yang harus aku kuatirkan" jawab Andika cepat dan santai membuat jantung Dea berdetak dengan kencang.
Dia berniat membuat Andika baper eh ternyata malah dia yang kemakan omongannya sendiri.
Xixixi....

Tak lama akhirnya merekapun sampai diarea toko bunga tempat Dea bekerja. Dea membereskan semua makeup kedalam tasnya dan saat hendak membuka pintu mobil Andika mendekatinya.
Perlahan perlahan dan perlahan wajah Andika mendekati wajah Dea hingga membuat imajinasi Dea menjadi liar. jantung Dea berdegup dengan kencang, Dea menelan ludahnya sendiri dan tangannya memegang erat tas slempang bersiap melawan jika sesuatu terjadi padanya namun entah kenapa saat itu Dea malah memejamkan matanya.

"Alis kamu tebal sebelah" ucap Andika membuat imajinasi Dea seketika buyar, matanya kembali terbuka dan membuat Dea dengan cepat memukul tubuh Andika dengan tas yang dipegangnya.
Dea sungguh malu dibuatnya baru saja dia melakukan hal konyol yang merusak imejnya hingga cepat dia mengeluarkan cermin dan pensil alis dari dalam tasnya.
Setelah mendapatkan kedua benda itu Dea melihat alisnya secara bergantian dicermin namun dia tak mendapatkan perbedaan bentuk dan ukuran dikedua alisnya.

"Kamu.... Dea melirik tajam Andika yang sudah berhasil mengerjainya

"Bahkan kamu terlihat cantik ketika kamu marah"

"Kamu mau tau apa yang bisa aku lakukan ketika marah" sela Dea cepat dan klikk... Andika kembali membidik wajahnya dengan kamera digital yang kembali disimpan didalam sakunya.

"isshhhh... Dea terlihat kesal lalu kemudian keluar dari mobil tanpa mengucapkan terima kasih pada Andika yang tersenyum merasakan kibasan dari rambut panjang Dea yang tepat mengenai wajahnya.

Brughh.. Suara pintu mobil ditutup

"Apa aku pernah melihat dia sebelumnya?.... Andika berfikir mengingat apa dia pernah bertemu dengan Dea atau tidak seraya terus melihat Dea yang mulai berjalan menjauhinya.

"Ssshhhh dalam mimpi....
... sepertinya aku akan benar benar jatuh cinta padanya" ucap Andika tersenyum kembali mengendarai mobilnya meninggalkan Dea yang sudah masuk kedalam toko bunganya.

**

"De... Aku pikir hari ini kamu gak masuk kerja" ucap Rara menghampiri Dea dengan buket bunga yang baru saja selesai dirangkainya.

"Aku menghubungimu, kamu sudah lihat ponselmu belum" tambah Rara mengikuti Dea keruangannya. Dea menjelaskan pada Rara jika dia bangun kesiangan tidak mendengar jika ponselnya bergetar Dea juga bilang jika bukan karena bisarah mungkin saat itu dia masih bersembunyi dibalik selimutnya.

"Kebo banget si kamu" Sela Rara langsung memeberitahu Dea jika pagi itu Aya datang ketoko bunga namun cuman sebentar kemudian pergi mengantar Ralia sekolah. Dan bagi Dea itu adalah hal yang biasa Aya hanya sesekali datang ketoko bunga karena waktunya Aya selalu dihabiskan dikebun bunga.

"Apa ini sudah semuanya" tanya Dea memeriksa proposal yang ada diatas meja kerjanya dan hanya dijawab anggukan saja oleh Rara.

"Oke, selamat bekerja" Rara pergi meninggalkan Dea yang kembali sibuk memeriksa konsep untuk acara universary diacara Dewiaryani.

Dea terlihat serius dan larut dengan pekerjaannya hingga tak terasa jika saat itu sudah waktunya untuk makan siang.
Dea memeriksa jam yang melingkar ditangannya sesekali dia melihat keluar mencaricari dimana Rara yang dikiranya masih bekerja.
Sepuluh menit sudah berlalu dari jam makan siang namun Rara belum juga menghampirinya seperti biasa membuatnya bertanya tanya.

Rrrdddd.... Ponsel Dea bergetar dan ternyata Raralah yang menghubunginya.

"Iya Ra.... Ucap Dea langsung dengan senyumnya namun perlahan senyum itu hilang katika mendengar bukan Raralah yang berbicara.

"Hai nona, cepat keluar. kalo tidak aku yang akan masuk" ucap Andika langsung memutus panggilannya ketika Dea hendak berbicara.

"Dia pikir dia siapa bisa seenaknya memerintah orang" ucap Dea kesal seraya kembali mengerjakan pekerjaannya yang belum terselesaikan.

"Hai nona, cepat keluar. Kalo tidak aku yang akan masuk" suara Andika kembali terdwngar jelas membuat Dea akhirnya menyerah dan pergi meninggalkan pekerjaannya untuk menemui Andika daripada Andika masuk kedalam tempat kerjanya.
Sepanjang melangkahkan kakinya Dea terus menggerutu mengatai menyumpahi Andika yang lagi lagi datang mengganggunya.

"Apa tidurku belum cukup di ganggunya hingga sekarang beralih mengganggu pekerjaanku"

Akhirnya Dea melihat Andika yang memang sudah menunggunya dibawah pohon yang tak jauh dari area toko bunganya.
Langkah Dea semakin cepat ketika menghampiri Andika yang tengah bersantai dibawah pohon melambaikan tangan padanya.

"Dimana Rara? "

"Tuh" Andika menunjuk Rara yang sedang asik dipos satpam tengah berduaduaan dengan Junot.

"Ishhhh awas kamu Ra" ucap Dea pelan

"Jangan ganggu Rara sama Junot mereka berdua sedang bahagia.... Kamu lihatkan dibelakang punggung mereka banyak bentuk hati dan bunga bermekaran" sela Andika membuat Dea meliriknya tajam

"Untuk apa kamu datang kesini? " hentak Dea tidak dijawab Andika yang malah menarik tangannya untuk duduk disampingnya.

"Ini" Andika memberikan kotak bekal dan sebotol minuman tepat dipangkuan Dea yang terkejut melihatnya

"Makan itu dulu biar ada tenaga untuk kembali berbicara... Maksudnya bekerja" Andika menyerinyai melihat Dea yang juga melihatnya.

"Tenang saja tidak ada racun didalamnya dan tidak ada ludah diminumannya" tambah Andika tersenyum memaksa Dea untuk segera menyantap makanan yang sengaja dibawanya.
Akhirnya karena merasa dipaksa Deapun membuka isi dari kotak bakal yang didalamnya ternyata adalah sandwich yang adalah makanan kesukaannya.

"Cepat dimakan....
"atau kamu mau aku suapi? "
Andika kembali meraih kotak bekal di tangan Dea yang langsung Dea rebut kembali karena tidak ingin Andika menyuapinya.
Andika terus saja tersenyum memperhatikan Dea yang perlahan memasukan sandwich kedalam mulutnya membuat Dea tak nyaman karenanya.

"Aku mau lihat apa obatnya bereaksi atau tidak" ucap Andika membuat Dea berhenti mengunyah langsung meliriknya

"Bukan racun, tapi obat supaya kamu jatuh cinta sama aku" timpa Andika membuat Dea mengembalikan lagi kotak bekal pada Andika dan hanya meneguk minumannya saja.

"Nanti malam kamu akan memimpikan aku karena kamu sudah meminumnya" Andika menggoda Dea yang kembali memberikan minumannya. Saat itu juga Dea beranjak dari tempatnya meninggalkan Andika yang terus saja mengikuti dengan pandangan matanya.

"1 2 3" ucap Andika didalam hati seketika membuat Dea yang hendak masuk kedalam toko bunga berbalik melihatnya.
Meski Dea berbalik hanya beberapa detik itu membuat Andika terbaring lemah bahagia dibuatnya seraya menyentuh dadanya merasakan detak jantungnya.

"Kurasa aku benar benar menyukainya" ucap Andika lagi didalam hati tersenyum melihat langit berwarna biru yang nampak begitu indah dengan awan yang seakan membentuk hati mengikuti imajinasinya.

"Dik.... Banyak bentuk hati juga bunga diatas kepalamu" teriak Junot hanya dijawab acungan jempol dan telunjuk yang membentuk hati saja oleh Andika.

Bersambung...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience