hal 10

Drama Series 1133

Jam menunjukan pukul dua siang ketika Dea menerima telpon untuk berkumpul bersama rekan rekannya membahas kembali konsep untuk acara Dewiaryani yang ada sedikit perubahan.

Siang itu Dea tidak pergi sendiri dia mengajak Rara untuk pergi bersamanya karena hari itu di gerai bunganya tidak begitu rame dan semua bisa di atasi oleh kelima pekerja disana.
Rara sangat antusias ketika diajak Dea untuk pergi keperusahaan Dewiaryani dengan alasan disitu akan banyak para selebritis.

Dengan menggunakan taxi Dea dan Rara pergi.
Sekilas Dea ingat Andika ketika melihat pohon tempat dimana Andika menunggunya. Tapi saat itu Andika sudah tidak lagi ditempatnya membuat mata Dea mencaricari namun dihentikannya ketika Rara bertanya apa yang sedang dilakukannya.

Selama perjalanan Rara dan Dea tidak banyak bicara. Dea sibuk memeriksa berkasberkas pekerjaannya sementara Dea sibuk dengan ponselnya.

"Ra, kamu yakin semuanya sudah disini kan?
Ra.....

Dea memanggil Rara beberapakali namun Rara tidak meresponnya dan ternyata Rara tengah senyum senyum sendiri bersama ponselnya membuat Dea menggeleng gelengkan kepala.

"Apa benar dibelakang orang yang sedang jatuh cinta banyak bunga bunga?" ucap Dea dalam hati perlahan melihat punggung Rara yang tidak ada apa apa.

Taklama mereka berduapun sampai ditempat tujuan, Rara terlihat senang dan kagum karena berada ditempat yang tidak sembarang orang bisa masuk kedalamnya namun Rara terlihat kecewa karena tidak ada satupun ada selebritis yang ada disana.
Dengan menggunakan id card yang menggantung dilehernya Dea masuk keruangan yang ditunjukan petugas yang mengantarnya dan didalam sana sudah ada benerapa orang rekannya yang menyambut kedatangannya dengan senyuman dan Deapun duduk diantara mereka dengan berkas pekerjaan yang dibukanya.

"Maaf semuanya saya telat, kalian sudah menunggu lama? " ucap seorang wanita ramah dan wanita itu adalah Dewiaryani.
Untuk keduakalinya Dea melihat sosok wanita itu dari dekat bahkan sangat dekat dengan wanita yang menurutnya sangat ramah pokonya jauh dari semua sifat yang pernah singgah dibenaknya.

Hampir dua jam Dea dan semua rekan beserta Dewiaryani membahas dan merancang ulang konsep untuk acara anniversary nya yang tentu akan dihadiri banyak orang penting termasuk Kevin dan itulah yang Dea harapkan Kevin akan datang diacara itu.

Jam menunjukan pukul lima sore ketika Dea dan semua rekannya bersalaman karena sudah berhasil menemukan kecocokan untuk konsep yang diinginkan Dewiaryani.
Tidak banyak sebenarnya pekerjaan buat Dea karena dia hanya perlu menyediakan semua bunga bunganya saja. meski begitu Dea terlihat serius menyimak dan mencatat semua yang diinginkan Dewiaryani dan semua yang diarahkan rekan rekannya.

"Oke minggu depan kita akan mulai, jadi semangat semuanya" ucap rekannya Dea menyemangati setelah Dewiaryani pergi meninggalkan mereka.

"De, kita langsung pulang? " tanya Rara berbisik yang langsung dijawab anggukan saja oleh Dea.

Karena semua kini sudah selesai merekapun bubar, Dea dan Rarapun pergi untuk pulang.
Dea melangkah diikuti Rara dibelakangnya sesekali mereka berbincang sebelum langkah Dea terhenti melihat sosok laki laki berpakaian rapi berseragam tuxedo tengah berdiri menyendiri melihat pemandangan luar dari kaca tembus pandang.

Dea memperhatikannya melihat wajahnya secara seksama dan dia merasa pernah melihatnya namun entah dimana, akan tetapi anggapan Dea yang pernah bertemu dengan laki laki itu ditepisnya ketika Dewiaryani menghampiri laki laki itu dengan akrab lalu kemudian mereka pergi.

"Berani sekali kamu memperhatikan lakilaki lain ketika aku berada disampingmu"
Ucap Andika mengejutkan

"Kamu ingin membunuhku? " jawab Dea cepat memegang jantungnya yang serasa akan copot karena Andika

"Kenapa kamu ada disini? " tanya Dea melihat Andika dan langsung terlihat Rara yang semula ada disampingnya kini pergi bersama dengan Junot

"Tentu saja aku mengawasimu... Belum ada tiga jam kita berpisah kamu sudah berani melihat laki laki lain..... Sakit hati ini" Andika membuat mimik wajahnya terlihat marah lalu kemudian memelas meraih tangan Dea meletakan didadanya.
Dengan cepat Dea menarik tangannya, matanya seakan keluar ketika melihat Andika namun itu tida membuat Andika takut, Andika malah terus mengikuti kemanapun dia melangkah.

"Kenapa kamu mengikutiku?, apa dari tadi kamu menguntitku?" Dea menghentikan langkahnya melihat Andika yang malah tersenyum melihatnya.

"Sana pergi.... Dea setengah berteriak meminta Andika tak lagi mengikutinya, namun Andika tidak menurut dia malah mengikuti apapun yang Dea katakan.

"Aku tidak sedang bercanda..

"Aku tidak sedang bercanda..

"Aku serius...

"Aku serius...

"Gak lucu...

"Gak lucu...

Andika terus mengikuti apa yang Dea katakan membuat Dea kesal namun membuat Andika tersenyum.

"Ya Tuhan aku tidak percaya ini" ucap pelan Dea membiarkan Andika terus mengikutinya berjalan hingga dilantai dasar mengikuti Dea berdiri untuk menunggu taxi datang.

Rrrrrddd.... ponsel Dea bergetar dan langsukg diambilnya dari dalam tasnya.

Rrrrrrdddd.... Dea membiarkan ponselnya tidak menjawab dengan alasan dia tidak mengenal nomor ponsel yang menghubunginya.

Rrrrddddd... Ponsel Dea terus bergetar membuatnya penasaran siapa yang menghubunginya.

"Hai.... Ucap Andika melambaikan tangannya membuat Dea terkejut ternyata yang menghubunginya itu adalah Andika nomor yang tidak dikenal itu adalah nomor ponsel Andika yang kini berada tepat didepannya.

"Itu nomor ku, simpan ya" ucap Andika menutup panggilannya pada Dea yang ada didepannya melongo melihatnya.

"aku tidak akan menyimpan nomormu" ucap Dea pelan

"Kamu akan menyesalinya"

"Benarkah? "

"Tentu saja, aku laki laki terakhir dan paling tampan didunia ini" jawab Andika santai tak lepas dengan senyumnya terus melihat Dea yang juga tersenyum menggelengkan kepala melihatnya.

"Hati hati.... Dan jangan lupa hubungi aku" ucap Andika pelan ketika Dea hendak masuk kedalam taxi

Bbrrruggh... Suara pintu taxi ditutup. Akhirnya Dea merasa senang karena sudah lepas dari laki laki narsis seperti Andika yang saat itu Dea melihat terus saja tersenyum melambaikan tangan padanya.

"dasar laki laki aneh" ucap Dea pelan namun dengan senyuman dibibirnya. Dan wwwuusshhhh.... Taxi itu membawa Dea meninggalkan Andika yang terus saja melihatnya.

Jam menunjukan pukul delapan malam ketika Dea yang memakai baju tidurnya diam diam masuk kedalam kamar Ralia yang saat itu tengah berbaring ditempat tidur fokus melihat poto Aya juga Kevin didalam kalung liontin hati yang diberikannya.

"Ralia sayangnya Nona lagi apa sih serius amat" tanya Dea memeluk menciumi Ralia yang terkejut karena takut Ayalah yang datang hingga melihatnya menyimpan poto Kevin.

"Ralia sayang ibu" jawab Ralia imut dengan mulut kecilnya

"Terus.... Dea tersenyum memeluknya

"Ralia juga sayang juga kangen ayah" ucap Ralia pelan namun masih bisa terdengar jelas Dea yang menahan airmatanya bisa merasakan apa yang Ralia rasakan.

"Ralia gak sayang sama nona ya? " tanya Dea berusaha mengalihkan perhatian Ralia yang langsung membalas pelukannya dan berkata jika dia sangat menyayangi Dea yang dipanggilnya Nona.
dan tanpa mereka tau ternyata Aya mendengar pembicaraan mereka berdua, Aya terlihat menitikan airmatanya. Hatinya kembali merasa sakit ternyata bukan hanya dia yang merindukan Kevin, bukan hanya dia yang menginginkan kehadiran Kevin, Raliapun ternyata sangat membutuhkan, merindukan kehadiran Kevin.

"Tuhan, jika rasa ini adalah hukuman buat keegoisanku aku terima, aku tidak apa apa, aku baik baik saja"
ucap Aya dalam hati menjatuhkan airmatanya seraya menutup pintu kamar Ralia.

Bersambung....

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience