Aya terlihat kuatir, dia panik wajahnya yang pucat tak bisa menyembunyikan bagaimana perasaannya.
Beberapa saat yang lalu dia kebingungan karena tidak ada satupun taxi yang berhenti, namun kini Aya sedikit bisa tenang karena Raditya
(kalo baca dari awal pasti tau siapa Raditya hehe)
bersedia mengantarnya untuk kerumah sakit.
Aya dan Raditya tidak banyak bicara mereka berdua diam memperhatikan laju jalan yang sedikit tersendat katena kemacetan.
Meski Raditya penasaran sebenarnya apa yang terjadi namun dia tidak berani bertanya pada Aya yang sesekali menyeka airmata dengan tangannya yang tertutupi baju.
Raditya melihat Aya yang berpenampilan kacau tidak seperti biasa dia melihatnya.
Baju tidur, rambut yang dibiarkan lurus terurai, dan bertelanjang kaki juga terluka mengeluarkan darah tak dirasanya.
Hampir tiga puluh menit akhirnya Raditya sampai juga mengantar Aya dirumah sakit.
Tanpa berucap apa apa Aya langsung keluar dari mobil berlari menuju IGD meninggalkan Raditya yang terus melihatnya.
Raditya penasaran sebenarnya ada apa dan untuk menjawab rasa penasaran diapun bergegas mengikuti Aya dibelakangnya.
"Apa ada pasien anak kecil bernama Ralia? Dimana Ralia sekarang? " tanya Aya pada salah satu perawat yang berjalan didepannya terlihat panik didalam tangisnya.
Perawat itu langsung menuju ke arah ruangan IGD membuat Aya langsung bergesas dan Raditya terus mengikuti dibelakangnya.
Raditya melihat Aya mencari cari disetiap ruangan hampir semua ruangan dilihatnya, dia masih belum berani untuk bertanya namun tetap mengikuti langkah Aya.
Langkah Raditya berhenti ketika dia melihat Aya diam diantara beberapa orang berseragam polisi yang tengah berjaga, Raditya melihat Aya berbicara dengan polisi.
Meski dekat namun Raditya tidak bisa mendengar apa yang dibicarakan Aya. Saat itu Raditya hanya mendengar suara tangis anak kecil berteriak memanggil ibu.
Raditya melihat Aya menerobos diantara polisi mendekati suara anak kecil membuatnya semakin penasaran.
Raditya berjalan perlahan melewati polisi mendekati dimana Aya berada.
Raditya melihat Aya menangis histeris ketika melihat anak kecil terbaring denganntangan yang berlumuran darah dikelilingi perawat juga dokter yang akan mengobatinya.
"Ralia" ucap Aya didalam tangisnya tak tega melihat Ralia menangis.
"Maaf bu silahkan tunggu diluar" ucap salah seorang perawat kepada Aya yang mendekati Ralia ketika tangan Ralia hendak dibersihkan dan dijahit sobekan ditangannya yang terluka.
"Ralia, ini ibu sayang" ucap Aya didalam tangisnya melihat Ralia menjerit jerit kesakitan.
Aya ingin sekali memeluk mencium dan menenangkan Ralia namun perawat melarang mendekati Ralia.
"Aaa.... Ibu sakit, ibu sakit " teriak Ralia didalam tangisnya semakin membuat Aya ingin mendekatinya.
Raditya terlihat terkejut dengan apa yang dilihatnya namun itu bukan saatnya untuk dia diam dan hanya melihat.
Raditya mendekati Aya menahan Aya sembari memberi isyarat padaperawat jika dialah yang akan menahan Aya agar Aya tidak bisa mendekati Ralia.
Raditya menahan Aya yang beronta, Raditya mendekap Aya didalam pelukannya, membiarkan Aya membasahi kemeja hitam yang dipakainya dengan airmata.
Aya terus menangis berusaha melepaskan dekapan Raditya yang menahannya.
Aya tak tega mendengar jeritan Ralia dan Aya tidak kuasa melihat jarum suntik menyentuh tangan kecil Ralia hingga membuat Aya menyembunyikan wajah bersama tangisnya didalam dekapan Raditya yang terus mendekapnya tidak berkata apa apa.
Aya terlihat tenang ketika dokter sudah menyelesaikan tugasnya dan kini Ralia juga sudah terlihat tenang didalam tidurnya.
Tangan kecil Ralia kini terlihat besar dengan lilitan perban juga infusan yang juga terpasang ditangannya.
Kaki kecil Ralia terlihat luka memar membuat Aya merasa bersalah kembali menjatuhkan airmatanya.
Aya terus menatap wajah polos Ralia, Aya terus menggenggam tangan Ralia seraya menciuminya.
Sementara itu Raditya yang berada dibelakang Aya memperhatikan semua yang dilakukan Aya pada Ralia.
"Permisi, apa anda orangtua dari pasien ini? " tanya seorang perawat yang baru datang bertanya pada Aya juga Raditya.
Aya menganggukan kepalanya seraya berdiri.
Aya diminta perawat untuk keruangannya karena ada beberapa hal yang akan mereka sampaikan pada Aya.
"Kamu tunggu saja disini, biar aku yang urus semua" ucap Raditya
"Tidak perlu, sebaiknya kamu pulang. Suster tolong bantu jaga anak saya"
"Kamu tidak bawa uang kan? Kamu juga tidak bawa ponsel" tambah Raditya namun tidak dipedulikan Aya
"berhentilah bersikap seperti itu" ucap Raditya lagi seraya menarik tangan Aya dan kini mereka saling behadapan dan BRRUAKKKHhhh... Aya langsung terkulai lemah tak sadarkan diri di pangkuan Raditya yang sigap menahan Aya ketika Aya hendak jatuh dilantai.
Raditya meminta perawat untuk memanggilkan dokter karena dia merasa suhu tubuh Aya tinggi.
Raditya mengangkat tubuh lemah Aya dan membaringkannya disofa.
Taklama dokter datang memeriksa keadaan Aya, menyuntikan obat ditangan Aya dan memasang infusan ditangannya dan Raditya menyaksikan itu semua namun dia keluar ruangan ketika dua orang perawat mengganti pakaian Aya yang kotor.
Kini Aya tengah terbaring di ruagan yang sama dengan Ralia. Kakinya yang terluka sudah diobati, bajunya yang kotor sudah di ganti meski suhu tubuhnya belum kembali normal namun dokter yang mengira Raditya adalah suami Aya bilang jika dia tidak perlu kuatir karena setelah beristirahat Aya akan kembali sehat seperti sebelumnya.
Raditya meminta Aya dirawat diruangan yang sama dengan Ralia karena jika diruangan berbeda ketika Aya sadar dia akan kembali histeris mencari Ralia.
Jam menunjukan pukul sebelas malam ketika Raditya berdiri memperhatikan wajah Ralia juga Aya secara bergantia.
Raditya memegang kalung berliontin hati yang perawat berikan padanya, perawat bilang jika kalung itu ada disaku baju Aya.
Raditya menarik nafas panjang perlahan dan perlahan dia membuka liontin itu dan melihat poto Aya yang tengah tersenyum juga dia melihat wajah yang tak asing baginya.
"Cakra Kevibdo" ucap Raditya pelan sesaat seperti tidak bisa bernafas tubuhnyapun hampir oleng terasa lemas melihat Aya dan Kevin dalam satu poto yang sama. membuat Raditya sadar jika langkahnya untuk mendekati Aya memanglah sangat jauh.
Raditya kembali melihat wajah Aya, tak sadar dia menitikan airmata dengan senyum tipis dibibirnya sedikitpun tidak mengira mendapatkan sebuah pakta dari liontin yang kini di genggamnya.
"Ternyata kamu lebih hebat dari yang aku bayangkan... Kamu memang penuh dengan misteri yang membuatku ingin terus tau siapa dirimu" ucap Raditya dalam hati seraya kembali memegang erat kalung liontin hati milik Aya.
Enam tahun yang lalu di acara pertunangan cucu dari Cakrawiguna, Raditya melihat Aya datang sendiri dengan buket bunga ditangannya, Raditya melihat Aya mencari cari seseorang dan Anggelinalah sang mempelai yang menghampirinya.
Raditya melihat Aya pergi bersama Angelina dan duapuluh menit kemudian Raditya melihat Aya berlari menerobos banyak orang dan bruak... Aya menabraknya dan Radityalah yang meminta maaf karenanya.
(yang baca part 1 pasti tau adegan ini hehe)
Raditya melihat Aya menangis ketika menabraknya dan itu untuk yang pertama kalinya jantungnya berdegup dengan kencang karena seorang wanita namun tanpa melihat Aya berlalu begitu saja meninggalkan Raditya yang semenjak malam itu mencari tau dimana keberadaan Aya.
Dua tahun kemudian setelah setiap hari mencari keberadaan Aya akhirnya Raditya kembali bisa bertemu dengan Aya wanita yang sudah mencuri hatinya dirumah sakit.
Saat itu Raditya menolong seorang pelajar berseragam sma yang hampir saja ditabraknya dan ternyata si pelajar itu adalah Dea adik Aya wanita yang dicarinya selama ini.
(yang baca dari awal part2 pasti tau adegan ini hehe.. )
Ternyata mendekati Aya tidak semudah membalikan tangan, Aya sangat dingin dan kelewat cuek bahkan terkesan tidak peduli padahal banyak sekli yang diperbuat Raditya untuknya. Seperti menghubungi sikolog untuk membantu pemulihan Dea pasca traumanya.
Mwski sikap Aya dingin namun Raditya tidak pernah menyerah dengan usahanya untuk mendapatkan perhatian Aya. Raditya melibatkan dirinya dalam usaha perkebunan bunga Aya hanya demi mendekatinya namun itu tetap tidak membuat Aya jatuh hati padanya.
Namun kini setelah kajadian dimalam ini Raditya mengerti kenapa Aya bersikap dingin padanya. Tidak membalas perasaannya dan tidak
menerima cinta yang diutarakannya.
Raditya ingat bagaimana Aya menolaknya memintanya untuk berhenti mendekati dan mencintainya dengan alasan jika dia sangatlah berbeda.
"Berhentilah mencari perhatianku, aku tidak sebaik yang kamu kira, aku tidak seperti yang kamu pikirkan, aku tidak seperti yang kamu lihat"
Ucapan Aya beberapa tahun yang lalu kini dimengertinya amat sangat dimengertinya.
Dari umur Ralia sekarang Raditya mengerti jika Aya dan Kevin terlebih dahulu menjalin hubungan dan dari kenyataan yang dilihatnya sekarang diantara Aya dan Kevin sudah ada Ralia membuat Raditya sadar jika dia memang harus mengubur cintanya pada Aya.
Raditya menatap wajah Aya wanita yang dicintainya, entah kenapa saat itu meski tersenyum Raditya menitikan airmanya.
Bersambung...
Share this novel