Jam menunjukan pukul tujuh pagi ketika Dea sudah bersiap untuk untuk bekerja seperti biasanya.
Tidak ada yang berbeda dipagi itu. Masih membaca kabar terbaru tentang Kevin dan masih sarapan bersama.
Yang berbeda dipagi itu adalah Dea tak lagi mendapati Andika ketika dia membuka pagar tralis rumahnya, senyum Andika yang biasa ada menyambutnya dipagi hari kini tak ada.
Dea pergi ke toko bunga menggunakan taxi. sepanjang perjalanan Andika selalu ada dipikirannya, dia merasa kehilangan namun dia tak tau harus berbuat apa.
Sesampainya ditoko bunga Dea melihat Junot mengantar Rara namun dia malu untuk bertanya dimana Andika.
Hari itupun berlalu begitu saja tanpa Andika yang biasa mengganggunya. Tanpa Andika yang datang mengantar bekal makanan ketika makan siang. Tanpa Andika yang tersenyum mengantarnya pulang.
"Kenapa aku harus memikirkannya? Dea Dea Dea sadarlah.... Dea menepuk nepuk pipinya melihat dirinya dicermin seraya beranjak ketempat tidur berusaha memejamkan matanya.
*
Sudah lebih dari dua pekan Dea tak melihat Andika dan kini sepertinya Dea sudah terbiasa Hariharinya sudah kembali seperti sebelum Andika dikenalnya.
Dea dan rekan rekannya tengah sibuk menata gedung buat acara Dewiaryani, sudah dua hari Dea yang membawa pekerjanya menata semua bungabunga membuat gedung yang semula tidak ada apa apa sekarang nampak indah karena bunga bunganya.
Dea dan rekan rekannya yang lain berkumpul kembali membahas konsep dipesta Dewiaryani. Dea terlihat memperhatikan arahan ketua tim yang berkata jika mereka harus membuat yang terbaik karena ini adalah hari terakhir mereka bekerja hari ini adalah finish dari semua pembahasan yang sering meraka bahas dihari hari sebelumnya.
Dea kembali bekerja mengarahkan juga membantu pekerjanya menata bunga bunga, terlihat keringat dikeningnya, diapun menjepit rambutnya karena sedikit kepanasan.
Lagi lagi dia teringat sosok Andika, terbayang kembali ketika Andika membuka jepitan rambutnya dan memasangkan syal ketika lehernya terlihat.
"Kenapa aku harus takut mengikat rambutku sendiri" ucap Dea kembali bekerja setelah sebelumnya mengikat rambutnya.
Akhirnya pekerjaan Dea sudah selesai bukan hanya Dea rekan yang lainnyapun terlihat sudah menyelesaikan pekerjaan mereka.
"Semua dekorasi sudah selesai, kalian semua adalah yang terbaik" ucap ketua tim Dea dan yang lainnyapun tersenyum bertepuk tangan sudah berhasil menyulap gedung dengan berbagai dekorasi yang nampak indah dan mewah.
"Nih" Dea terkejut ketika seseorang dari belakang menyodorkan botol air mineral untuknya dan ternyata ketika menoleh Dea kembali melihat senyum orang yang sudah lama tak dilihatnya.
Dea terkejut tapi dia merasa senang karena dia bisa melihat Andika lagi. Tak sadar bibirnya tersenyum matanya tak lepas melihat Andika yang saat itu berpenampilan beda tak lagi memakai celana pendek, kaos oblong, sendal jepit. Andika terlihat rapi dengan kemeja hitamnya, celana panjangnya dan sepatunya. Andika terlihat berbeda dari biasanya.
"Jangan melihatku seperti itu, aku tau aku ini tampan" ucap Andika membuat Dea tersadar bergumam dalam hati jika dia salah sudah sempat merasa kehilangan Andika.
Dea duduk dikursi tak jauh dari tempatnya. dea menerima air mineral dari Andika yang langsung dibulanya kemudian diminumnya.
"Aku juga merindukanmu" ucap Andika membuat Dea tersedak air yang diminumnya.
"Pelan pelan saja, aku tau kamu merindukan aku iyakan"
"Aku... Merindukanmu.... Jangan menghayal. Tidak ada ceritanya seorang Dea merindukan Andika" Dea beranjak dari tempat duduknya memberikan kembali botol air mineral pada Andika
"Akhirnya dia menyebut namaku" Andika girang mengikuti langkah Dea kemanapun Dea pergi.
Klik... Andika membidik wajah Dea kapanpun Dea terlihat lengah. dan bidikan Andika terlihat bagus membuat dia memuji dirinya sendiri jika dia selalu bagus dalam mengerjakan apapun.
Klikk... Lagi lagi Andika membidik wajah Dea namun kali ini Dea mengetahuinya dan langsung meminta Andika untuk segera menghapusnya.
"Hapus saja sendiri" jawab Andika memasukan kamera kedalam saku celananya membuat Dea tidak bisa berbuat apa apa.
"Sebenarnya kamu sedang apa disini? Kamu bukan tim dari dekorasi. Apa kamu bagian katering? Pengisi acara? Keamanan atau Wartawan?" tanya Dea menerka nerka namun tak dijawab Andika yang hanya tersenyum saja melihatnya.
"Seharusnya aku tidak bertanya" ucap Dea pergi meninggalkan Andika yang terus saja mengikuti dengan pandangannya.
"Kurasa dia memang bekerja disini" ucap Dea dalam hati seraya berbalik melihat Andika yang lagi lagi berhasil membidik Dea dengan Kameranya.
**
Jam menunjukan pukul tujuh malam ketika Dea sudah terlihat sangat cantik dengan dres hitamnya. Malam itu Dea dan semua tim yang terlibat dipesta Dewiaryani terlihat berkumpul menggunakan pakaian serba hitam dan id card yang tergantung dilehernya. ini adalah kali pertama Dea terlibat sebagai tim diacara besar.
Akhirnya acara yang ditunggutunggu mulai juga satu persatu tamu undangan masuk kegedung setelah sebelumnya melewati karpet merah dan wawancara, banyak tamu yang datang semua tak luput dari perhatian Dea yangbterus memperhatikannya.
Sebenarnya Dea menunggu kedatangan Kevin namun hingga acara hendak dimulai Dewiaryani memberi sambutan Kevin tak kunjung datang. Namun Dea terkejut ketika melihat Aya juga paman adam yangbternyata masuk dalam daftar undangan.
"Apa Dewiaryani mengenal bibi" tanya Dea dalam hati melihat Aya yang terlihat cantik dan anggun disamping paman adam.
"Apa yang kamu lihat? Awas aja kalo berani melihat laki laki lain" ucap Andika mengejutkan membuat Dea meliriknya tajam.
Andika terlihat rapi dengan kemeja hitam lengkap dengan dasi yang melingkar dilehernya membuat Dea terkagum kagum namun rasa itu terus disembunyikannya.
"Id card kamu mana? " tanya Dea pada Andika karena mereka sama sama memakai baju hitam
"id card... Lupa" Andika kembali pergi meninggalkan Dea yang saat itu langsung menghampiri Aya juga paman adam.
"Bibi, paman" sapa Dea menghampiri
"Kerjamu sangat bagus, kamu menata semua bunga bunga dengan apik hingga terlihat indah" puji Aya tersenyum melihat Dea dan paman adam menganggukan kepala.
"Aku tidak tau kalau bibi dan paman termasuk tamu undangan" ucap Dea membuat Aya hanya tersenyum saja melihatnya.
Tak lama Dewiaryani yang memberikan kata sambutannya datang menghampiri Aya, saat itu Dewiaryani datang dengan lakilaki yang Dea merasa pernah melihatnya namun dia lupa tepatnya dimana.
"Terimakasih sudah menyempatkan datang diacara saya" sapa Dewiaryani ramah terlihat akrab dengan Aya yang memberinya buket bunga membuat Dea terkejut karenanya.
"Kenalkan ini anak pertama saya, Raditya" ucap Dewiaryani memperkenalkan seraya tersenyum akrab pada Aya juga paman adam yang menganggukan kepala sementara Dea masih dalam keadaan terkejutnya masih tak percaya Aya seakrab itu dengan Dewiaryani.
"Ini adik saya Dea" ucap Aya memperkenalkan Dea
"Kamu termasuk tim event organizer? " tanya Dewiaryani setelah melihat id card yang tergantung dileher Dea yang langsung menganggukan kepalanya.
"Kenapa kamu tidak bilang jika kamu adalah adiknya Soraya" ucap Dewiaryani membuat Dea tidak nyaman.
"Terimakasih kamu menata semua bunganya sangat sempurna" puji Dewiaryani pada Dea didepan Aya, Paman Adam dan Raditya.
"Aku permisi dulu" ucap Raditya kemudian berlalu meninggalkan semua termasuk Aya yang terus saja melihatnya.
"Dia memang seperti itu" ucap Dewiaryani membuat Aya tersenyum masih mengikuti Raditya dengan pndangannya sementara Dea masih saja mengingat ngingat dimana dia pernah melihat Raditya.
"Lihat itu adalah anaku yang kedua, dia baru menyelesaikan studynya di luarnegri... Dia baru pulang" Dewiaryani girang dan bangga menunjukan anak keduanya pada Aya dan Paman Adam sementara Dea dia terlihat terkejut seterkejut kejutnya melihat anak kedua Dewiaryani yang ternyata adalah Andika.
Andika yang kini tengah mengisi acara sambutan dipesta Dewiaryani yang ternyata adalah ibunya.
Andika yang selama ini mengganggunya adalah anak Dewiaryani.
Kini terjawab sudah Andika tinggal di penthouse, mobil ferrari dan jam tangan mewah yang selalu berganti disetiap harinya berasal darimana ternyata Dewiaryani konglomerat itu adalah ibunya.
Sekilas Dea mengingat ketika Andika melihat poto didalam liontin hati yangbdiberikannya pada Ralia. saat itu ditaman dengan jelas Andika mengenali wajah Kevin dan bertanya siapa wanita disamping Kevin. membuat Dea berkeringat dingin, perutnya terasa sakit dan takut ketika membayangkan Andika memberitahu Dewiaryani tentang poto Kevin yang pernah dilihatnya.
Kejadian yang tidak diinginkan dan menakutkan terbayang di kepala Dea membuat jantungnya berdetak kencang karena ketakutan.
"Bagaimana jika demi mengejar rating Andika memberitau Dewiaryani tentang poto diliontin Ralia" kata kata itu selalu terbayang di kepala Dea yang sangat takut itu terjadi.
Karena jika itu terjadi Aya akan ada didalam masalah besar dan Ralia akan terancam.
"Aww... " Dea meringis memegang perutnya yang terasa sakit lalu kemudian pamit pergi dengan alasan ingin kembali memeriksa keadaan bunga bunga yang masih menjadi tanggung jawabnya.
Bersambung...
Share this novel