16. Pencarian

Mystery Series 4502

Saat di mobil, Tiana menenangkan Kirani yang terlihat masih ketakutan. Dia memberikan air minum yang disediakan di mobil dan memberikannya kepada Kirani.

Beberapa menit kemudian, Kirani mulai tenang tetapi tangannya masih gemetar karena memikirkan hal yang tadi dan Tiana berpikir mungkin kejadian ini akan menyebabkan trauma kepada Kirani.
“Shhh tenang aku telah ada disini kau tidak perlu takut” bisik Tiana pada telinga Kirani sambil memeluknya agar ketakutannya hilang
“hiks… hiks… T-Tiana aku sangat takut, m-mengapa e-engkau baru datang” ucap Kirani sambil sedikit mengeluarkan air mata
“shh tenang, maaf ya aku datang terlambat tetapi, untuk kedepannya aku akan memperbaiki diriku lagi” ucap Tiana

Setelah Tiana mengucapkan perkataan itu, Kirani sudah merasa sedikit lega dan dia melepaskan pelukan Tiana. Walaupun dia masih ketakutan dia akan mencoba melawan rasa takut yang ia miliki itu.

Tidak berselang lama kemudian, mereka sudah sampai di rumah Kirani. Tiana mengantar Kirani sampai ke depan rumahnya dan saat sampai di depan pintu, Kirani langsung masuk ke dalam. Tetapi, sebelum itu dia mengucapkan Terima kasih kepada Tiana.

Setelah itu, Tiana kembali ke dalam mobil dan menyuruh Rika agar mengantarnya kembali ke perusahaan. Selain mengerjakan dokumen yang diperlukan dia juga harus menenangkan pikirannya dan mencari siapa yang menjadi dalang kejadian Kirani tadi.

Di perusahaan, Tiana memasuki ruangannya dengan wajah yang sedikit masam. Untungnya tidak ada orang yang melihat karena setiap orang yang melihat mereka akan langsung ketakutan karena wajah Tiana itu.

Rika pov
Aku mengantarkan nona untuk kembali ke perusahaannya. Sejujurnya aku takut karena sejak Kirani pergi nona berwajah masam. Selain itu, kenapa hari ini aku sangat sial? Sudahlah banyak kerjaan lalu, ada kejadian seperti tadi yang membuatku melihat wajah masam milik nona. Ya Tuhan aku sangat takut kali ini tolong selamatkan nyawaku.

Saat telah sampai di perusahaan, aku mengantar nona untuk ke ruangannya. Dan aku sangat kaget sebab mata nona telah berubah menjadi warna merah.

Saat telah sampai, aku diperintahkan untuk mengikuti nona masuk ke ruangannya. Dan di dalam, aku disuruh untuk mencari siapa orang yang tadi ingin melukai nona Kirani dan juga mencari dalangnya.

Aku pun setuju dengan hal itu. Karena jika aku menolak mungkin nyawaku yang akan menjadi taruhannya sekarang. Jadi, lebih baik menyetujui daripada nyawaku melayang di tangan nona bukan?.

Jika kalian bertanya mengapa aku sangat takut setiap nona marah itu jawabannya mudah karena aku mengetahui nona memiliki kepribadian ganda. Selain itu, sifatnya setiap saat juga berubah. Dan dalam mafia dia menjadi orang yang dingin, kejam dan tak kenal ampun.

Oleh karena itu, aku sangat takut apabila diperhatikan ataupun bertatapan dengan nona saat dia menjadi kepribadian yang kejam ataupun kepribadian normalnya.
‘Ugh… Ya Tuhan tolong redakan amarah nona' batinku
Rika pov end

Setelah itu, Rika diperintahkan untuk keluar dari ruangan Tiana dan langsung pergi menjalankan apa yang Tiana perintahkan.

Setelah itu, Rika langsung membawa mobil miliknya. Dia segera pergi ke tempat kejadian untuk melihat apakah ada jejak yang tertinggal disana.

Saat sampai, Rika mengecek wilayah itu. Dia mencari ke seluruh tempat tetapi, tetap tidak menemukan bukti. Saat di tengah keputusasaannya, Rika menemukan sebuah pisau dan darah milik orang berjubah tadi.

Dia langsung mengambilnya darah tersebut dan mencari apakah ada sidik jari pelaku pada pisau tersebut. Dia kembali ke mobil dengan membawa pisau dan stempel darah yang ia temukan tadi. Dia menyimpan darah yang ia temukan serta meletakkan pisau tersebut di mobil dengan hati-hati agar sidik jari tersebut tidak menhilang dan mengambil perlengkapan yang ia punya.

Dia membuka perlengkapannya dan langsung mengecek apakah ada sidik jari pelaku di pisau tersebut. Kali ini keberuntungan berpihak padanya dia menemukan sidik jari pelaku di benda tersebut dia langsung pergi ke rumah sakit untuk mengecek sampel darah yang ia temukan agar memudahkannya mencari pelaku dan dalang dari kejahatan tersebut.

Di rumah sakit, ia meminta tolong kepada teman yang merupakan dokter di rumah sakit tersebut agar memeriksa darah itu. Teman yang setuju pun membawa darah itu dan memberitahu Rika untuk menunggu di rumah sakit tersebut.

Rika yang setuju langsung duduk di salah satu kursi yang disediakan di rumah sakit tersebut dan mengambil laptop miliknya. Dia menggunakan segala cara agar ia bisa menemukan orang dengan sidik jari yang sama dengan yang ia temukan.

Tidak lama kemudian, dia menemukan bahwa ada sidik jari yang sama dengan sidik jari yang ia temukan. Dan orang yang memilikinya itu adalah Sand Akraif. Tetapi, Rika masih ragu akan hal itu jadi ia memutuskan untuk menunggu hasil sampel darah itu.

Skip

Dua jam Rika menunggu hasil tersebut. Akhirnya, hasil yang ditunggu itu keluar. Teman Rika yang mengetahui bahwa Rika sangat penasaran dia mengajak Rika untuk bercanda.
“Hei! Apakah engkau diberikan tugas ini?” tanyanya
“kepo banget sih lu! Cepatlah beritahu hasilnya!” ucap Rika
“tidak mau, engkau harus menjawab pertanyaanku dahulu” ucap dokter itu
“Cepet beritahu Vera” ucap Rika
“~tidak mau” ucap Vera menggoda
“Haish… iya-iya dia yang memberikannya” ucap Rika
“owh ok lah” ucap Vera
“Apa?” tanya Rika
“Apanya?” tanya Vera balik
“Hasilnya bodoh!” ucap Rika yang emosinya sudah tidak tertahan
“Owh iya lupa! Hehe hasilnya darah itu adalah miliiiikkk…” ucap Vera menggantungkan nama pelaku tersebut
“Sand Akraif?” tanya Rika dengan wajah yang datar
“bagaimana engkau tahu?” tanyanya balik
“owh ok makasih” ucap Rika meninggalkan rumah sakit tersebut
“Sama-sa” ucap Vera terpotong

1
2
3
“WOY RIKA JANGAN PERGI! KAU MASIH BELUM MENJAWAB PERTANYAANKU TADI!” seru Vera dengan emosi meluap sebab apa yang Rika lakukan
“BODO AMAT! GA PEDULI!” ucap Rika yang berlari meninggalkan Vera tanpa sepatah kata

Setelah itu, dia pergi ke mobil untuk melaporkannya kepada sang nona. Dia masuk ke mobil dan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.

Skip

Di perusahaan terlihat Tiana yang sedang memerhatikan saham perusahaan di laptop miliknya. Tidak lama kemudian, ada seseorang yang mengetuk pintunya.
“Siapa?” tanya Tiana
“saya adalah salah satu manager di perusahaan ini” ucapnya

Setelah itu, Tiana berjalan ke arah laci perusahaannya dan mengambil sebuah topeng dan memakainya. Kemudian, dia duduk di tempatnya kembali dan membiarkan orang itu masuk.

Setelah orang itu masuk, dia membawakan beberapa dokumen dan menjelaskan bahwa dokumen ini seharusnya dihantarkan oleh Rika kepada nona tetapi, saat Rika berkata dia ada tugas lain. Kemudian, dia mendatangiku dan menjelaskan bahwa dia harus menemui nona dan memberikan dokumen ini.

Tiana yang mendengar itupun langsung mengambil dokumennya dan mengecek isi dokumen itu. Ternyata, dokumen itu berisi tentang semua perusahaan yang ingin bekerja sama dengan perusahaan miliknya.

Oleh karena itu, wajah Tiana yang awalnya sudah merasa sedikit senang langsung berubah menjadi masam dan suasana ruangan itu menjadi lebih dingin dan agak suram.
‘Ugh… kenapa aku merasa ruangan ini menjadi lebih dingin dan suram ya? Hiks aku takut sekali' batin manager tersebut yang ketakutan
“bolehkah aku bertanya mengapa engkau memberikan ini kepadaku?” tanya Tiana kepada manager tersebut
“S-saya berpikir j-jika kita bekerja sama dengan salah satu dari mereka kita akan mendapatkan u-untung yang sangat besar nona” ucap manager tersebut
“lalu mengapa engkau membawa nama Rika?” tanya Tiana
“S-saya hanya berpikir kalau tidak membawanya i-ide s-saya tidak…” ucap manager tersebut terpotong
“keluar!” ucap Tiana
“t-tapi nona” ucap manager tersebut
“KELUAR!” ucap Tiana yang sudah bosan mendengar apa yang diucapkan manager tersebut
“b-baik” ucap manager tersebut ketakutan dan langsung keluar dari ruangan Tiana

Setelah manager tersebut pergi dari ruangan Tiana, pikiran Tiana semakin kacau sudahlah mengurus banyak pekerjaannya dan sekarang perusahaannya di suruh kerja sama dengan perusahaan yang menurut Tiana sangat tidak berguna. Lagipula, menurutnya lebih baik bekerja sama dengan perusahaan yang berada di luar negara dibandingkan perusahaan yang terdapat di dokumen tersebut.

Beberapa menit kemudian, ada seseorang yang membuka pintu ruangan milik Tiana dia adalah Rika. Rika masuk dengan keadaan takut karena ruangan itu masih terasa dingin dan suram.
“P-permisi nona saya hanya ingin memberitahu h-hasil dari penyelidikan tadi” ucap Rika dengan gugup
“Katakan” ucap Tiana dengan dingin
“hufh… menurut hasil dari sampel darah yang saya temukan dan sidik jari yang saya temukan dari pisau tadi, mereka itu menunjuk ke arah satu orang sahaja” ucap Rika menjelaskan
“siapa?” tanya Tiana
“Dia adalah Sand Akraif” ucap Rika
“Sand Akraif? Seingatku dia adalah bawahan dari orang yang bernama Raga Ikram apakah benar?” tanya Tiana memastikan
“Benar nona dia adalah tangan kanan Raga Ikram yang merupakan pemilik perusahaan Rina Agracha” ucap Rika menjelaskan
“Rina Agracha? Icha?” ucap Tiana

Deg
“Sialan! Kenapa aku baru menyadarinya sih?” ucap Tiana kesal
“Uhm… Nona jadi, bagaimana rencana anda?” tanya Rika
“kita akan musnahkan mereka semua malam ini” ucap Tiana santai
“Baik nona” ucap Tiana dengan senyum jahatnya

Setelah itu, Rika keluar dari ruangan nona tapi, sebelum itu dia akan selalu undur diri dahulu dengan membungkukkan badannya dan meletakkan tangan kanannya di atas dada kirinya.

Setelah Tiana mengizinkan, dia baru keluar dari ruangan itu dan segera mempersiapkan untuk kegiatannya malam ini dengan sang nona. Bagi yang belum tahu Rika adalah tangan kanan Tiana dia yang selalu membantu pekerjaan Tiana selain itu, dia sangatlah setia dan sifatnya tidak jauh berbeda dengan Tiana walaupun dirinya sangat takut kepada Tiana.

*************************Spoiler***********************
“Jika kalian ingin terlepas maka, ikuti perkataanku”. -Tiana

“Jika kalian ingin terlepas maka, ikuti perkataanku”. -Rahasia Tersembunyi

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience