2. Identitas Kedua

Mystery Series 4502

Tiana pov
Setelah bertamu, aku kembali pulang ke rumah dan menuju ke kantor milikku. Aku berjalan sendirian lalu, disaat yang sama aku bertemu dengan asisten setiaku di perusahaan ataupun di dalam mafia yang ingin menjemputku ke perusahaan. Saat melihatku dia otomatis berhenti dan turun dari mobil yang dikendarainya lalu menundukkan kepalanya kepadaku.
“nona, mari saya antar anda ke rumah” ucap asisten itu
“baiklah” ucapku
“nona, mengapa anda baru pulang? Bukankah seharusnya pada saat ini nona sudah harus sampai di rumah?” Tanya asisten itu
“ Apa kau berhak untuk mengaturku Rika?” tanyaku dengan mata yang sedikit berubah menjadi merah
“hamba tidak berani nona, tolong maafkan kesalahan hamba” ucap asisten tersebut yang diketahui bernama Rika takut akan kepribadian kedua nonanya
“baiklah, akan ku maafkan” ucapku sambil menenangkan pikiranku agar kepribadian keduaku tidak keluar

Setelah sampai, aku dan Rika langsung turun dari mobil. Aku mempersilahkan Rika masuk ke rumahku dan aku menyediakan dia makanan ringan dan minuman untuk ia santap sambil menungguku berganti pakaian. Setelah membawakan makanan aku langsung pergi ke kamarku untuk berganti pakaianku dan mengenakan topeng agar tidak ada yang mengetahuiku.
Tiana pov end

Saat ini, Rika sedang menunggu nonanya berganti pakaian. Dia menunggu dengan memakan kue yang disediakan dan menonton televisi di rumah tersebut. Saat sedang menonton televisi, handphone miliknya berbunyi. Lalu, dia segera mengangkat handphonenya dan melihat pesan yang masuk.

Rika pov
Aku melihat pesan masuk di handphone ku dan melihat pengirimnya ternyata, pengirimnya adalah salah satu manajer di perusahaan kami yang bernama Kamil. Di pesan tersebut, tertulis bahwa di perusahaan sedang ada karyawan yang bertengkar. Aku langsung meletakkan handphoneku kembali ke dalam saku ku dan aku langsung berjalan menuju kamar nona untuk memberitahu kabar ini.

Aku menaiki tangga dengan tergesa-gesa untuk mencari kamar milik nona. Aku heran bagaimana rumah sekecil ini dapat memiliki begitu banyak kamar. Setelah berputar-putar aku menemukan kamar dengan tulisan Tiana. Aku langsung menuju depan kamar tersebut. Saat sampai aku mengetok pintu dengan perlahan dan terdengar sahutan dari dalam yang menyuruhku untuk masuk. Aku langsung masuk dan menundukkan kepalaku.

“ada apa Rika? Apa ada yang salah?” Tanya Tiana
“tidak nona tetapi, tadi saya baru mendapat kabar dari manager bahwa ada dua orang karyawan yang sedang bertengkar dan masih tidak diketahui apa penyebabnya” ucapku dengan sopan
“siapa nama manager yang kau bicarakan?” Tanya Tiana dengan dingin
“Kamil Thariq dia adalah manager yang baru naik jabatan beberapa hari yang lalu” ucapku
“pecat dia dan blacklist dia agar tidak dapat masuk dengan mudah di perusahaan lain’ ucap Tiana berbalik badan dan melihat Rika dengan mata merah miliknya
“baik nona akan saya lakukan” ucapku dengan gemetar karena takut di tatap dengan mata merah milik Tiana
“bagus, sekarang ayo kita berangkat” ucap Tiana dengan lembut

Sekarang, aku sedang mengendarai mobil yang sederhana menuju perusahaan milik nona. Kami menaiki mobil yang sederhana karena ini adalah perintah nona untuk tidak menarik perhatian publik sebelum waktu yang tepat. Lagipula, nona adalah orang yang sangat penting yang bahkan oranglain tidak akan dapat mengetahuinya kecuali orang-orang tertentu. Saat sampai, aku menuruni mobil dan membukakan pintu untuk nona. Kami memasuki perusahaan lewat pintu belakang agar tidak ada orang yang melihat kami.
Rika pov end

Tiana dan Rika menuju ke ruangan pribadi mereka menggunakan lift yang hanya bisa di lewati oleh pemilik perusahaan dan para orang penting miliknya. Saat di pertengahan, Tiana turun untuk menemani Rika mengambil sesuatu di lantai tersebut. Mereka memasuki sebuah ruangan milik seorang manager. Lalu, manager tersebut memberikan Rika beberapa dokumen yang lumayan banyak. Tiana pun langsung mengambil setengah dokumen tersebut untuk memberikan keringanan kepada Rika sekaligus agar orang-orang disana tidak menyadari identitasku.

Setelah itu, mereka pun kembali menuju ke ruangan mereka. Mereka berjalan menuju lift terlebih dahulu. Lalu, aku melihat seorang karyawan yang sedang dibully oleh karyawan lain yang melakukan sewenang-wenangnya kepada karyawan tersebut. Tiana sangat marah dan menyuruh Rika untuk memanggil para karyawan tersebut untuk ke ruangannya. Rika langsung mengikuti perintahnya sedangkan Tiana langsung berjalan ke rungannya.

Tiana pov
Aku berjalan ke ruanganku sambil membawa dokumen yang ku pegang. Saat sampai, aku laangsung memasuki ruanganku dan melihat-lihat isi dokumen tersebut. Saat aku melihatnya, aku terkejut karena tugas milik Rika lebih banyak dibandingkan denganku. Karena, aku tidak memiliki kerjaan lalu, aku langsung mengerjakan dokumen-dokumen tersebut untuk membantu pekerjaan Rika.

Aku mengerjakan dokumen tersebut, sampai aku mendengar sebuah ketukan pintu. Aku mempersilahkan orang yang mengetuk pintu untuk masuk ke dalam. Lalu, Rika dan orang yang kuperintahkan untuk membawanya masuk ke ruanganku. Aku langsung menghentikan pekerjaanku dan bertanya kepada mereka untuk menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.

“nona, orang yang anda perintahkan sudah kubawa” ucap Rika dengan hormat
“baiklah, terima kasih” ucapku
“permisi, mengapa kalian membawaku kemari? Aku tidak pernah melakukan kesalahan?” Tanya salah satu orang tersebut yang terlihat sedang menahan amarah miliknya
“DIAM! APAKAH KAMU MEMLIKI HAK UNTUK BERBICARA DISINI?” bentakku kepadanya yang membuat semua orang yang berada di ruanganku ketakutan
“m…maaf” ucap orang tersebut dengan gugup
“hufh… baiklah akan kumaafkan jadi, jelaskan kenapa kau membully dia?” ucapku kepada orang tersebut sambil menunjuk orang yang berada di depan Rika
“nona dia sebagai orang baru tidak melakukan pekerjaannya dengan benar jadi, aku memberikan pelajaran kepadanya’ ucap orang itu
“TIDAK!! KAU BERBOHONG!!” bantah orang yang berada di depan Rika
“oh jadi, apakah kamu bisa menceritakan cerita yang sebenarnya?” tanyaku kepada orang tersebut
“begini nona, kejadian sebenarnya adalah dia selalu menyuruhku untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dia lakukan tetapi, aku mengerjakannya lalu, dia juga selalu menyuruhku untuk melakukan setiap hal yang dia minta. Sejujurnya aku sudah lelah untuk mengerjakan semuanya jadi, apakah nona bisa memecatku saja jangan pecat dia?” ucap wanita tersebut
“TIDAK DIA BERBOHONG! AKU LAH YANG BERKATA JUJUR” ucap wanita satu lagi untuk membela dirinya
“CUKUP! JIKA TIDAK ADA YANG MAU MENGAKU DI ANTARA KALIAN KITA AKAN MELIHAT REKAMAN CCTV UNTUK MENGETAHUI SIAPA YANG BENAR DIANTARA KALIAN BERDUA” ucapku marah
“ini nona silahkan dilihat” ucap Rika memberikan laptop yang telah menunjukkan rekaman kejadian tadi
‘habislah’ ucap wanita yang telah berbuat jahat itu di batinnya
Aku menonton rekaman CCTV tersebut sampai selesai. Aku sangat marah melihat karyawanku diperlakukan seperti itu bahkan, aku sangat marah letika dia juga berbohong di hadapanku sendiri. Jujur aku sangat ingin membunuhnya saat ini juga tetapi, aku juga tidak boleh membuat wanita yang disebelahnya ketakutan ketika kepribadianku yang lain keluar dengan sendirinya.
“baiklah bukti sudah ada disini. Kau yang sudah membully harus tetap disini dan Rika tolong bawa wanita yang satu lagi keluar untuk menenangkan dirinya” ucapku
“baik nona” ucap Rika dengan sopan lalu membantu wanita itu berdiri
“tunggu, sebelum itu siapa namamu?” tanyaku dengan lembut
“n…namaku Sarah nona” ucapnya
“baiklah, kalian sudah boleh pergi” ucapku

Lalu, kedua orang itu pergi dari ruanganku dan meninggalkanku bersama orang yang telah membully Sarah. Setelah kurasa mereka sudah cukup jauh aku langsung berganti menjadi kepribadian keduaku yang sangat amat kejam dan tiada ampun jika orang tersebut menyakiti orang yang dikenalnya ataupun kepada bawahannya serta orang yang telah mengkhianati dirinya.

Aku mengambil sebuah benda yang telah tertutup kain dan saat aku membuka kainnya wanita tersebut terkejut karena isi dari kain tersebut adalah sebuah pedang yang sangat tajam. Lalu, aku mengarahkan pedang tersebut ke arah keher perempuan tersebut. Perempuan tersebut langsung menjauhkan lehernya agar tidak terkena pedang yang ku pegang. Kemudian dia menggerakan sedikit mulutnya untuk memberikan kode membiarkan dia berbicara. Aku langsung menjauhkan sedikit pedangku dari lehernya.
“nona, kumohon maafkan kesalahanku. Saya janji tidak akan membuat kesalahan ini lagi” ucapnya
“ya mungkin, kau memang tidak akan melakukan kesalahan ini tetapi, aku hanya takut kau membongkar identitas ku dan yang lain’ ucapku dingin
“nona, saya janji tidak akan membongkar identitas anda” ucapnya
“heh kau berkata seperti itu seakan-akan kau sangat tidak mengetahui hal ini ya” ucapku
“hal apa?” Tanya orang tersebut
“hal tentang hanya orang mati saja yang akan menutup mulut mereka serapat-rapatnya dan tidak akan pernah memberitahukannya kepada orang lain” ucapku sambil menekan kalimatku

Setelah itu, aku membunuhnya dan banyak darah yang berceceran di ruangan ku. Sesungguhnya, aku sangat membenci dengan darah tetapi, kepribadian yang lain sangat menyukainya.

Aku mengangkat handphone ku dan menelepon seseorang yang tidak lain adalah Rika. Aku meneleponnya berkali-kali tetapi dia tidak juga mengangkatnya.
Tiana pov end

Rika sedang berjalan menemani Sarah untuk membelikannya sesuatu sesuai apa yang telah di perintahkan nonanya. Saat sampai di sebuah restoran, mereka duduk di salah satu tempat yang disediakan. Lalu, Rika mengangkat handphonenya dan betapa terkejutnya karena internet miliknya belum dinyalakan. Dia menyalakan internetnya dan banyak sekali panggilan dari sang nona. Dikarenakan hal itu, Rika meminta izin ke Sarah untuk keluar sebentar karena nonanya yang telah meneleponnya.

Rika pov
Aku berjalan keluar untuk menelepon kembali nona. Perasaanku sangat takut sekarang karena aku telah membuat nona menunggu untuk aku mengangkat telepon darinya. Saat di luar, aku langsung menelepon nona kembali.
“M…maaf n… nona saya tidak mengangkat telepon nona karena saya lupa menyalakan internet handphone saya” ucapku dengan gugup
“Oh begitukah? Lalu, kau tahukan apa hukumannya?” tanya Tiana dengan dingin
“t… tentu n… nona” ucapku takut
“Baguslah. Jadi, apakah tugas yang kuberikan kepadamu untuk memecat salah satu manager disini sudah diselesaikan?” tanya Tiana
“sudah nona” ucapku
“Baiklah, karena masalah disini telah selesai aku akan pulang duluan dan kau jangan lupa untuk membersihkan mayat dan darah yang berceceran di ruangan ku” ucap Tiana
“Baik nona” ucapku

Setelah itu aku mematikan teleponnya dan segera kembali ke dalam bersama Sarah untuk memakan hidangan yang telah kami pesan.
Rika pov end
Kembali dengan tokoh utama. Saat ini, Tiana sedang menunggu sebuah taksi yang telah di pesannya melalui aplikasi. Dia menunggu taksi tersebut sambil memikirkan hal yang sangat aneh dipikirannya yaitu mengapa manager tersebut melakukan hal yang seperti itu di perusahaan miliknya?. Dan setelah memikirkan cukup lama salah satu kesimpulan yang dapat dia ambil adalah orang tersebut diperintahkan oleh seseorang yang sangat mengerikan.

Tiana pov
Aku telah mengetahui bahwa manager tersebut telah diperintahkan oleh orang yang sangat berbahaya dan memiliki kekuatan yang lumayan besar. Selain itu, aku juga tersenyum licik seakan-akan berkata berani sekali dia mengganggu kehidupanku.
‘aku akan membuat pertunjukan ini semakin menarik' ucapku di dalam hati

Setelah itu, taksi yang menjemputku telah tiba. Aku masuk ke dalam mobil tersebut dan mobil itu langsung berjalan ke rumahku.
Tiana pov end

Berbeda dengan Rika yang sedang makan di restoran dan Tiana yang sedang menuju ke rumahnya. Terlihat seorang laki-laki yang sedang berjalan menuju ke rumah yang sangat besar lalu, mengetuk pintu rumah tersebut. Tidak menunggu lama, ada seorang pelayan yang membuka pintu dan menyuruhnya masuk untuk menemui tuannya.

“Jadi apakah kau gagal?” tanya orang yang memakai jubah hitam
“Iya n… nona m… maafkan saya” ucap lelaki tersebut
“mengapa kau takut? Tenanglah aku tidak apa-apa yang penting jangan merusak rencanaku selanjutnya” ucap orang tersebut
“M… memang rencana apa yang nona miliki?” tanya lelaki itu
“baiklah, aku ingin kau terus memantau perusahaan tersebut dan memberitahu aku apa yang akan dilakukan perusahaan tersebut” ucap orang tersebut
“T… tapi b… bagaimana caranya saya telah dipecat dari perusahaan tersebut” ucap lelaki tersebut
“Kamil… Kamil… kau sungguh bodoh. Kau bahkan tidak tahu bagaimana caranya memantau perusahaan tersebut. Aku sangat tidak suka bawahan ku tidak mengetahui apa yang seharusnya dia lakukan” ucap orang tersebut
“B… baik nona m...maafkan saya, saya pasti tidak akan mengecewakan nona” ucap lelaki tersebut yang diketahui adalah manager perusahaan tersebut yang telah dipecat oleh Tiana

Setelah itu, lelaki tersebut beranjak pergi dari rumah tersebut dengan diantar pelayan rumah itu. Setelah pelayan mengantarnya dia kembali ke ruangan tuannya
“jadi nona apakah hanya itu rencana anda?” tanya pelayan
“Tenang saja, aku masih memiliki rencana lain dan orang yang akan ku suruh untuk melaksanakan tugas yang ku berikan” ucap orang tersebut dengan senyuman liciknya
“Baik nona” ucap pelayan dengan hormat
“Tiana… Tiana… aku akan membalaskan dendamku mulai saat ini. Kita akan lihat seberapa kuatnya kau saat rencana yang telah kususun dengan rapi di serang kepadamu. HAHAHAHA” ucap wanita tersebut diakhiri dengan ketawa yang menggema di seluruh rumah tersebut.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience