8. Interogasi

Mystery Series 4502

Keesokan harinya, Rika sedang mencari Bagas untuk berbicara dengannya. Saat sudah bertemu, Rika mengajak Bagas ke sebuah restauran dan mengajaknya untuk makan bersama.

Rika mencari ke seluruh perusahaan tetapi tidak ada. Jadi, dia langsung bertanya kepada orang-orang di perusahaan tersebut yang jawabannya dia belum sampai ke perusahaan. Di karena kan hal itu Rika kembali ke ruangannya dan memutuskan untuk menemuinya di saat waktu istirahat.

Pada saat Istirahat, Rika melanjutkan untuk mencari Bagas. Setelah sekian lama mencari, dia menemukan sesosok laki-laki di meja kerja miliknya. Kemudian, Rika berjalan ke arahnya untuk bertanya.
“Permisi, apakah anda yang bernama Bagas?” tanya Rika dengan lembut
“iya benar, ada apa nona mencari saya?” tanya Bagas yang heran
“Jadi, tujuan saya kemari adalah untuk mengajak anda untuk menemui bos perusahaan ini” ucap Rika dengan lembut
“maaf nona, bisakah saya mengetahui untuk apa saya menemui bos perusahaan ini apakah saya memiliki kesalahan?” tanya Bagas dengan raut wajah yang khawatir
“Maaf tuan jawaban ini di luar tanggung jawab saya tetapi, saya hanya mengetahui bahwa bos perusahaan ingin memberikan sedikit hadiah atas keberhasilan tuan untuk menangani dokumen yang hilang kemarin” ucap Rika
‘Sepertinya ini bisa menjadi keberuntunganku untuk mendapat kepercayaan bos perusahaan ini dan menjalankan perintah nona itu' ucap Bagas di dalam hatinya
“Tuan… permisi… tuan” ucap Rika sambil mengayunkan tangannya di depan wajah Bagas
“Ah iya, ada apa?” tanya Bagas dengan tergesa-gesa
“jadi, bagaimana apa ada menyetujuinya?” tanya Rika
“setuju” ucap Bagas
“baiklah, nanti malam silahkan anda mendatangi rumah yang berada di jalan xxx nomor 22” ucap Rika

Setelah itu, Rika pergi meninggalkan Bagas dan menuju ke ruangan sang nona. Ketika telah sampai, Rika mengetuk pintu ruangan tersebut.
Tok… tok… Tok
“masuk” ucap Tiana
Lalu terlihat Rika yang memasuki ruangan tersebut.

Tiana pov
Aku berada di ruangan kerja milikku. Saat sedang mengerjakan dokumen-dokumen penting, aku mendengar ada orang yang mengetuk pintu ruangan milikku.

Aku menghentikan pekerjaan milikku dan menyuruh orang tersebut untuk masuk. Setelah itu, orang tersebut masuk ke ruangan ku yang tidak lain adalah Rika. Dia berjalan ke arah meja ku dan membungkuk.
“Nona, Bagas telah menyetujui akan ke rumah tersebut” ucap Rika
“Bagus” ucapku
“jadi, apa yang akan nona lakukan?” tanya Rika yang sedang penasaran
“Tentu saja mencari siapa dalang pelakunya. Selain itu, hari ini adalah hari terakhir dia untuk hidup di dunia ini” ucapku

Setelah aku mengatakan hal tersebut, Rika mengambil sedikit dokumen yang telah dikerjakan olehku agar dia yang mengurus hal selanjutnya. Aku tentu tidak masalah akan hal itu dan membiarkan dia mengambilnya.
Tiana pov end

Saat dokumen telah di kerjakan semua, Tiana segera merapikan barang-barang miliknya untuk pergi ke rumah sakit tempat ibunya.

Dia diantar oleh Rika menggunakan mobil. Tiana berbicara dengan Rika mengenai rencana yang akan mereka lakukan malam ini dan masa mendatang.

Setelah sampai, Tiana langsung turun dari mobil itu dan langsung masuk ke rumah sakit untuk menemui ibunya. Dia sampai di ruangan ibunya, dan melihat ibunya yang sedang tertidur lelap.

Skip

Pada sore hari, ibunya bangun dan melihat Tiana yang sedang tertidur. Dia tidak ingin mengganggu tidur anaknya jadi dia membiarkan Tiana untuk tidur. Karena Tiana merasa ada yang memperhatikannya dia bangun dari tidurnya dan terkejut bahwa ibunya telah bangun.
“Ma… mama sudah bangun, apakah mama lapar?” tanya Tiana
“tidak Tiana… lalu, bagaimana dengan Tiana apakah sudah makan?” tanya ibunya yang khawatir
“Sudah kok ma, mama tenang saja” ucap Tiana dengan senyuman untuk membuat hati ibunya tidak khawatir lagi

Mereka mengobrol lumayan lama sampai, dokter yang merawat ibunya datang ke ruangan itu untuk melakukan pemeriksaan lagi. Ibu tentu saja hanya akur dan segera berbaring untuk membiarkan dokter tersebut memeriksanya.

Setelah selesai, dokter tersebut memberitahukan kalau ibu sudah bisa keluar dari rumah sakit tersebut esok hari. Tiana langsung berterimakasih karena dokter tersebut telah merawat ibunya hingga sembuh.

Saat malam hari, Tiana melihat ibunya telah tertidur lelap. Lalu, dia mengganti bajunya untuk melakukan sesuatu dan segera keluar dari rumah sakit tersebut.

Dia langsung di jemput oleh Rika menggunakan mobil. Setelah itu, Tiana masuk ke dalam mobil dan mobil pun pergi meninggalkan rumah sakit tersebut.

Saat di mobil, Tiana mengambil kesempatan untuk mengganti kepribadiannya menjadi yang lain. Rika yang merasa ada hawa dingin di belakangnya langsung menengok sedikit ke belakang dan melihat Tiana dengan mata merah yang dengan tatapan tajam miliknya seakan-akan mata itu langsung menusuk ke jantung milik Rika.
“Kenapa melihatku seperti itu?” tanya Tiana dengan melihat Rika dengan mata merah menyala
“Tidak ada apa-apa” ucap Rika terbata-bata karena ketakutan
“Kalau begitu cepat mengemudi dengan benar” ucap Tiana yang langsung memalingkan wajahnya ke kaca mobil
“B… baik nona” ucap Rika takut dan langsung mengemudi dengan baik dan lumayan cepat agar dia terbebas dari tatapan Tiana yang tajam tersebut.

Setelah sampai, Tiana langsung memasuki mansion tersebut dan langsung pergi ke kamarnya. Sebelum itu, dia menyuruh Rika agar tidak lupa untuk memanggilnya saat orang tersebut datang.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya, seseorang mengetuk pintu dan langsung dibukakan oleh Rika serta tidak lupa untuk mempersilahkan orang tersebut untuk masuk ke dalam.
“Silahkan duduk tuan” ucap Rika dengan sopan
“B… baiklah t… terimakasih” ucap Bagas terbata-bata karena gugup untuk bertemu bos perusahaan miliknya
“Hehe… jangan tegang begitu” ucap Rika untuk menghibur Bagas agar tidak tegang
“M… maaf aku hanya telalu gugup” ucap Bagas
“Baiklah, tunggu sebentar aku akan memanggil kan tuan” ucap Rika dengan sopan dan langsung berjalan pergi

Setelah itu, Rika pergi ke lantai dua dan menuju kamar yang ditinggali oleh Tiana. Dia mengetuk pintu dan masuk ke dalam kamar tersebut.
“p… permisi n… nona, saya ingin memberitahukan bahwa Bagas telah menunggu anda di bawah” ucap Rika dengan takut
“baiklah, aku akan segera turun” ucap Tiana

Setelah itu, Rika kembali ke lantai bawah disusul oleh Tiana yang memakai topi dengan kain untuk menutupi wajahnya agar tidak terlihat. Dia duduk di depan orang tersebut dan melanjutkan diskusinya.
“hufh… jadi apa kau yang bernama Bagas?” tanya Tiana yang mencoba untuk berkata dengan sopan pada kepribadian yang kedua ini
“B… benar nona” ucap Bagas terbata-bata
“Hehe… jangan takut dan tolong jangan memanggilku dengan nama nona” ucap Tiana dengan senyum
“L… lalu saya harus memanggilku anda apa?” tanya Bagas
“panggil aku Tia” ucap Tiana
“Baiklah” ucap Bagas

Setelah melakukan perkenalan tersenut, mereka sedikit mengobrol mengenai perusahaan mereka. Walaupun, Tiana merasa sedikit kesal akan pengkhianat yang berada di depannya ini.
“Baiklah… Bagas aku melihat kau sangat mampu dan teliti untuk mengetahui segala sesuatu yang berada di perusahaan” ucap Tiana memuji Bagas
“tidak kok Tia, ini tidak seberapa dibandingkan saya yang sangat mencintai pekerjaan saya” ucap Bagas yang malu karena pujian atasannya
“owh, kalau begitu…” ucap Tiana yang sengaja memotong pembicaraannya sendiri
“hmm?” tanya Bagas yang penasaran apa ucapan yang dipotong oleh Tiana
“Katakan apa mau mu?” ucap Tiana dengan mengarahkan pedang ke arah leher Bagas yang membuatnya sedikit mengeluarkan darah
“N… nona a… apa yang di maksud anda? Saya benar-benar tidak mengerti” ucap Bagas yang ketakutan akan pedang yang hampir manancap di lehernya
“jangan pura-pura kau tidak mengetahuinya. Apa kau mengira aku bodoh?” tanya Tiana sambil menatap tajam Bagas
“n… nona s… saya b… benar-benar tidak mengerti apa maksud anda” ucap Bagas ketakutan
“Apa kau ingin aku membongkar semuanya?” tanya Tiana dengan dingin
“n… nona ini” ucap Rika yang baru datang sambil menyerahkan beberapa kertas yang tersusun rapi kepada Tiana
“baiklah… Bagas kau adalah pengkhianat dalam perusahaan. Kau telah mencuri semua dokumen-dokumen penting yang berada di perusahaan. Selain itu, kau bahkan memalsukan seluruh data yang kau miliki” ucap Tiana dengan detail
“n… nona a… apakah nona memiliki bukti akan hal itu?” tanya Bagas yang masih berpura-pura untuk tenang
“Bukti?” tanya Tiana
“b… benar nona” ucap Bagas
“Baiklah, jika kau menginginkan hal itu aku akan mengabulkannya. Bukti yang kupunya adalah pertama, dalam penyelidikan yang dilakukan selama enam hari hanya pada hari kamu bertugas saja yang tidak terjadi pencurian. Sehingga, aku mengambil kesimpulan bahwa kau yang mencurinya karena pencuri akan melakukan segala cara agar perbuatannya tidak ketahuan oleh siapapun” ucap Tiana menjelaskan
“N… nona bukankah jika begitu pencurinya takut padaku lagipula pencuri itu tidak mengambil apapun yang berada di dalam laci milikmu… ups” ucap Bagas yang keceplosan berbicara yang membuatnya langsung menutup mulut miliknya
“he… bagaimana kau tahu bahwa aku menaruh dokumen di laci, hmm?” tanya Tiana yang sangat marah
“A… aku hanya menebak saja” ucap Bagas dengan terburu-buru
“baiklah akan ku lanjutkan, kedua pada hari masuk perusahaan, para karyawan baru akan disuruh menandatangani dokumen dan memberikan sidik jari mereka. Lalu, pada hari pencurian dokumen sidik jari pencuri itu sama dengan milikmu. Selain itu, sidik jarimu telah aku identifikasi sehingga, aku dapat mengetahui bahwa sidik jarimu sangat mirip dengan manager yang telah ku blacklist, benarkan Kamil Tharik?” ucap Tiana dengan menatap tajam Bagas
“n… nona m… Mungkin itu hanya kesamaan… Lagipula s… saya tidak memiliki hubungan apapun dengan Kamil Thariq” ucap Bagas
“oh begitukah… lalu, bagaimana kamu akan menjelaskan ini?” ucap Tiana yang daritadi menahan amarahnya sambil menunjukkan video Kamil Thariq yang melepaskan topeng wajah Bagas dari wajahnya
“B… bagaimana kau mengetahui hal ini? Hahaha… lagipula hal itu tidak penting Tiana bagaimana apakah kamu merasakan rasanya pengkhianatan di perusahaanmu? Apakah sangat seru? Sungguh aku masih ingin melihat wajah kekhawatiran milikmu” tanya Bagas tidak percaya akan hal yang berada di depannya
“dasar gila kau memang sudah kehilangan akal sehatmu. Dan, Itu tidaklah penting sekarang. Lagipula, hal yang lebih penting dari sekarang adalah lebih baik kau katakan siapa orang yang memerintahkanmu? Dan katakan juga orang-orang yang terlibat dalam hal ini?” ucap Tiana yang sangat marah
“a… aku tidak akan memberitahukannya kepadamu” ucap Bagas
“owh sayang sekali ya~ padahal aku ingin memberikan keringanan kepadamu jika kamu memberitahukannya kepadaku” ucap Tiana
“b… benarkah?” tanya Bagas yang tidak percaya
“tentu saja benar” ucap Tiana
“b… baiklah saya akan memberikan informasinya” ucap Bagas yang pasrah
“hmm?” ucap Tiana
“s… saya hanya mengetahui beberapa saja sedangkan untuk yang lain saya sama sekali tidak mengetahuinya Jadi, ada 5 orang yang berada disana selain saya ada 4 orang lainnya. U… Untuk orang pertama dan kedua saya tidak mengetahui identitasnya tetapi, mereka adalah keluarga. Lalu, untuk orang ke- 3 adalah pemilik perusahaan Ina Entertainment dan pada orang ke- 4 adalah pemilik perusahaan Lena Entertainment. Dikarenakan mereka ingin mengetahui identitas dan kelemahan perusahaan” ucap Bagas menjelaskan dengan jelas
“owh begitukah? Lalu Bagaimana dengan dalangnya?” tanya Tiana dingin
“s… Saya benar-benar tidak mengetahui siapa dia tetapi, saya yakin dia adalah salah satu orang yang memiliki kekuasaan tinggi” ucap Bagas dengan penuh keyakinan
“baiklah” ucap Tiana

Setelah percakapan di atas, Bagas menarik nafasnya dengan lega yang membuat kewaspadaannya menurun. Pada saat itu, Tiana langsung mengayunkan pedangnya ke arah lehernya yang membuat kepalanya terpisah dari tubuhnya serta darah yang berceceran di lantai mansion tersebut.

Setelah itu, Tiana menyuruh Rika untuk membuang mayat tersebut tetapi, jangan biarkan ada orang yang mengetahui hal tersebut. Kemudian, Tiana mengambil handphone milik Bagas dan melihat nomor telepon yang selalu di hubungi nya.

Dia curiga, bahwa kemungkinan besar orang yang menjadi dalangnya adalah orang yang selalu menelepon atau di telepon oleh Bagas. Tiana langsung menelepon nomor tersebut.

Setelah menelepon berulang kali, tetapi tidak diangkat. Oleh karena itu, dia terpaksa membawa handphone tersebut ke rumahnya.

Sementara di sisi lain
Di sebuah rumah besar atau lebih tepatnya pada kamar yang gelap, terdapat seorang wanita berjubah yang sedang melihat ka arah handphone miliknya.

Dia sedang melihat video Bagas yang bersama dengan Tiana dengan rasa percaya diri mungkin dia percaya bahwa Bagas tidak akan membocorkan rahasia miliknya.

Prang

Yap dia membanting handphone miliknya karena Bagas atau bisa disebut dengan Kamil membongkar rahasia miliknya.
“Dasar bodoh kau benar-benar bodoh. Bisa-bisanya kau percaya begitu saja” ucap wanita berjubah tersebut sambil melihat cermin di meja rias miliknya
“dasar sialan. Kau membuat rencanaku menjadi berantakan” ucap wanita berjubah tersebut sambil menggeser alah rias miliknya hingga pecah ataupun tumpah

Lalu, pelayan rumah tersebut datang ke kamar milik nonanya untuk menenangkan sang nona.
“Nona tenang, walaupun Kamil telah memberitahukannya kepada musuh kita masih punya rencana lain” ucap sang pelayan
“ya kau benar. Aku tidak boleh langsung mengaku kalah aku harus melakukan sesuatu dengan cepat” ucap wanita berjubah tersebut

Setelah wanita berjubah tersebut tenang, mereka merencanakan ide jahat yang akan mereka jalankan selanjutnya.

Kembali ke sisi Tiana

Sementara wanita berjubah dan pelayannya merencanakan ide mereka. Tiana mencoba untuk mencari identitas dari nomor orang yang sering di telepon Kamil menggunakan laptop miliknya. Saat sudah mengetahui identitasnya yang ternyata adalah seorang pemilik perusahaan Crysta Entertainment yang juga sepertinya yaitu tidak diketahui identitas aslinya. Dia mencoba untuk memberikan virus di laptop miliknya.

“Hehe… kau ingin sekali menghancurkanku kan? Jika begitu mari aku hancurkan hidupmu lebih dahulu” ucap Tiana yang membuat Rika merinding

Setelah mencoba berkali-kali untuk memasukan kata sandi, akhirnya dia berhasil masuk ke layar laptop miliknya. Dia segera menaruh virus agar dapat mengetahui semua rencananya. Selain itu, dia mengambil segala informasi dari laptop tersebut.
“Rika besok malam segera ke pun perusahaan dan rumah pemilik perusahaan Ina entertainment dan pemilik perusahaan Lena entertainment” ucap Tiana
“Baik nona” ucap Rika sambil membungkuk dan meletakkan tangannya di dada miliknya
“Baiklah… Rika antar aku pulang ke rumah yang ku beli” ucap Tiana yang sudah berubah menjadi kepribadian normalnya
“baik nona” ucap Rika sambil memberikan jalan untuk Tiana

Setelah itu, mereka keluar dari mansion tersebut dan segera menaiki mobilnya dengan Rika yang mengendarai. Mereka pergi ke rumah yang telah di beli oleh Tiana karena malam ini Tiana akan menginap disana.

Setelah sampai, Tiana turun dari mobil dan masuk ke rumah tersebut. Dia mengganti pakaiannya yang juga telah di sediakan di lemari rumah tersebut dan bergegas untuk tidur. Tetapi, sebelum itu dia menelepon rumah sakit agar memberitahukannya kepada ibunya bahwa dia akan tidur di rumahnya jika Tiana belum sampai di rumah sakit.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience