3. Ibu Sakit?

Mystery Series 4502

Tiana pov
Aku telah sampai di rumahku pada sore hari. Aku masuk ke dalam rumah dan pada saat membuka pintu aku merasa rumah terlihat sangat sepi dengan lampu yang dimatikan. Setelah itu aku memutuskan untuk mencari ibuku. Aku mencarinya dan berakhir di kamar ibuku. Saat memasuki kamar, aku melihat ibuku yang terbaring di kasurnya saat aku mengecek ternyata ibuku demam. Aku langsung pergi mencari obat lalu memberikannya kepada ibuku dan ibuku sedikit tenang.

Setelah itu, aku pergi keluar dan melihat keranjang ibu yang masih penuh dengan barang dagangannya. Aku langsung mengambil dan bergegas keluar untuk membantu ibu berdagang. Aku pergi ke seluruh gang yang berada di dekat rumahku. Saat habis, aku langsung pulang ke rumah.

Aku berjalan di sebuah gang untuk mempercepat tujuanku. Tetapi, ada beberapa orang yang menghalangiku dan bertujuan untuk mengambil uang yang aku punya. Aku sangat kesal jadi aku mengambil pistol yang kusembunyikan dan langsung menembak orang-orang itu tepat di jantungnya lalu, aku juga membawa cairan asam yang akan membuat tubuhnya meleleh seketika. Tanpa basa-basi aku langsung menuang seluruh cairan itu dan pergi dari sana.

Aku sampai di rumah pada waktu senja dan Saat sampai di rumah, aku melihat kondisi ibuku yang ternyata demamnya semakin parah dan sempat muntah, tidak hanya itu saja tubuh ibuku sedikit mengalami kejang. Aku langsung pergi keluar untuk mengambil handphone yang berada di atas meja dan segera menelepon Rika.
“Rika, dalam 10 menit kau harus sudah sampai di rumahku!” titah ku
“Baik nona” ucap Rika lalu langsung berlari dari mansion nya dan pergi menuju ke rumahku

Setelah menelepon, aku langsung mengganti pakaianku dan ibuku untuk pergi ke rumah sakit. Ibuku awalnya menolak karena dia tidak memiliki pembiayaannya tetapi, aku memaksanya untuk ke rumah sakit.

Setelah itu, Rika akhirnya sampai di rumahku lalu, aku dan ibuku langsung masuk ke mobil dan menyuruh Rika untuk ke rumah sakit dengan waktu yang cepat.

Saat sampai, banyak orang yang mengantri untuk berobat disana. Karena aku tidak ingin ibuku kenapa-napa aku langsung pergi ke tempat VIP untuk ibuku agar berobat disana. Karena banyak orang yang tidak mampu untuk memasuki ruangan tersebut.

“Dokter, tolong periksa ibuku” ucapku dengan khawatir
“Tenang saja nona, kami akan melakukan yang terbaik untuk pasien kami” ucap dokter tersebut

Setelah menunggu cukup lama akhirnya dokter tersebut keluar dan memberitahu tentang penyakit tifus yang diderita ibuku. Lalu, dokter tersebut juga mengatakan bahwa ibuku harus di rawat di rumah sakit tersebut. Aku langsung setuju atas ucapan dokter tersebut dan datanglah suster yang menyuruhku untuk membayar pembiayaan tersebut.

Aku mengikuti suster tersebut dan langsung membayar biaya pengobatan yang terbaik dengan harga 5 juta. Aku bisa membuang-buang uang hanya untuk kepentingan keluargaku atau orang-orang yang kukenal.

Setelah membayar, aku menyuruh Rika untuk mengambil baju ibuku dan aku lalu, mengantarnya kesini. Dan aku juga berkata aku tidak akan masuk ke perusahaan kecuali jika ada masalah yang sangat penting.
Tiana pov end

Saat ini, Rika sedang mengendarai mobil untuk mengambil baju milik sang nyonya. Saat sampai, dia segera mengambil salah satu koper milik nonanya untuk menaruh baju baju yang akan dibawanya.

Setelah dirasa sudah cukup, dia langsung pergi dari rumah itu dan menuju rumah sakit kembali untuk menyerahkan barang tersebut kepada nonanya. Dia mengendarai mobil itu dengan kecepatan yang lumayan agar dia dapat lebih cepat untuk sampai di rumah sakit itu.

Setelah ia sampai di rumah sakit, dia segera bergegas menuju ke ruangan dimana Tiana dan ibunya berada. Dia berlari agar ia cepat sampai ke tempat yang ia tuju. Setelah sampai disana ia mengetuk pintu dan dibukakan oleh Tiana. Rika langsung saja menyerahkan koper itu dan sebuah karpet kepada Tiana dan Tiana mengambilnya kemudian ia masuk ke ruangan untuk meletakkan barang-barang milik ibunya. Setelah itu, Tiana memberikan perintah kepada Rika untuk menjaga ibunya sampai ia kembali karena ia ingin membeli sedikit makanan agar ibunya dapat memakannya setelah sadar. Rika tentu saja menyetujuinya dan ia masuk ke ruangan itu untuk menjaga ibu dari Tiana sedangkan Tiana dia bergegas untuk pergi ke luar untuk membeli makanan.

Tiana pov
Aku sedang keluar untuk membeli makanan. Aku mencari makanan dan menemukan nasi kuning jadi aku putuskan untuk membeli itu. Dan membeli roti untuk makanan ringan.

Setelah membeli semua itu, aku kembali ke rumah sakit dan bergegas pergi ke ruangan ibuku. Disana aku melihat Rika yang masih sentiasa menjaga ibuku dan aku memberikan makanan yang aku belikan untuknya agar ia dapat memakannya. Kemudian, Rika meminta izin agar dapat kembali terlebih dahulu karena ada urusan. Setelah aku mengizinkannya, dia pergi meninggalkanku dan ibuku di ruangan itu. Setelah itu, aku berbalik melihat keadaan ibuku yang menggerakkan tangannya. Aku sangat senang dan pada saat aku ingin memanggil dokter ibu memegang tanganku seakan menyuruhku untuk melarang melakukan hal itu. Aku mendudukkan ibuku untuk makan dan menyuapi nya. Selesai menyuapi, aku memakan roti yang kubeli.
“Tiana apakah kamu tidak berangkat sekolah besok?” tanya ibuku khawatir
“kalau ibu tidak menginginkan aku sekolah, aku bisa kok” ucapku dengan tenang
“Tidak, lebih baik kau sekolah daripada merawat ibu yang sudah tua dan mudah terkena penyakit” ucap ibuku
“Mana boleh seperti itu! Ibu tolong dengarkan aku ya, ibu adalah orangtuaku satu satunya dan keluarga Satu-satunya yang aku miliki jadi aku tidak peduli mau ibu sakit atau apapun yang lain aku tetap peduli dengan ibu dan aku akan selalu menjadikan ibu sebagai prioritas utama ku lagipula karena ibu sudah tua ini adalah waktunya aku untuk menjaga ibu dengan sepenuh dan setulus hati” ucapku dengan halus tetapi tegas
“Baiklah… tetapi bagaimana cara kita untuk membayar rumah sakit ini? Berobat di rumah sakit saja sudah mahal dan kita tidak mampu untuk membayarnya apalagi rawat inap seperti ini pasti sangat mahal. Ibu sangat menyesal kenapa hidup ibu seperti ini” ucap ibuku dengan sedih
“ibu masalah itu tidak usah di cemaskan karena masalah itu sudah ku tangani jadi, ibu jangan cemas. Ibu pikirkan saja kesehatan ibu dahulu” ucapku untuk menenangkan ibu
‘Ibu maaf aku harus menyembunyikan identitas ku tetapi, suatu hari nanti aku akan memberitahukan kepada ibu dan pasti akan membuat ibu bahagia selalu aku berjanji' ucapku.
“Kamu kenapa Tiana?” tanya sang ibu
“Tidak ada apa-apa kok bu, ibu tidur saja Tiana akan berjaga disini” ucapku
“Baiklah, jika ada hal yang ingin kau bicarakan maka bicarakan saja kau tidak perlu merahasiakannya. Jika itu masalah ibu akan berusaha untuk menyelesaikannya tanpa ada celah sedikitpun” ucap sang ibu
“haha tidak ada apa-apa kok bu” ucapku
Tiana pov end

Setelah itu, ibu tertidur lelap dan Tiana mencium kening ibunya sambil mengucapkan selamat malam. Kemudian, Tiana membersihkan makanan sampah dari makanan mereka dan membuangnya ke tempat sampah.

Kemudian, Tiana menggelar sebuah karpet yang sempat diberikan oleh Rika untuknya. Setelah itu, Tiana menidurkan tubuhnya di karpet tersebut dan tidak lama kemudian dia memasuki alam bawah sadarnya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience