Series
4502
Saat ini, Tiana telah berada di mansion milik Rika. Tentunya mereka beristirahat disana tetapi, berbeda dengan para bawahannya Tiana kali ini sedang berdua bersama Tiara di sebuah ruangan.
“kenapa engkau tidak membunuhku?” tanya Tiara
“Haih… bagaimana aku bisa membunuhmu jika engkau memang benar kakakku yang hilang?” tanya Tiana balik
“Apa maksudmu?! Jelas-jelas kita ini bukan saudara kandung” ucap Tiara membantah
“tetapi, entah mengapa saat aku ingin membunuhmu hatiku terasa sakit seakan-akan melarang ku untuk membunuhmu” ucap Tiana
Kau bohong! Jelas-jelas engkau yang membunuh keluargaku Tiana!” ucap Tiara
“tidak aku tidak berbohong lagipula, aku saja baru mengenalmu mana mungkin aku membunuh keluargamu” ucap Tiana
“Tidak jelas-jelas aku diberitahu seperti itu” ucap Tiara
“Justru aku yang berkata engkau telah menyakiti orang yang ku kenal Tiara” ucap Tiana
“Aku tidak peduli” ucap Tiara
“Hei dengar ya, aku telah memberikan sampel darahmu dan darahku tadi kepada rumah sakit untuk tes DNA jadi, lebih baik kita menunggu hasilnya” ucap Tiana
“KAU MENGAMBIL DARAHKU!” ucap Tiara emosi
“iya emang kenapa?” tanya Tiana
“AAKH KAU KURANG AJAR” ucap Tiara
“BERISIK TAU!” seru Tiana
“KAU YANG BERISIK!” seru Tiara
“KAU!”
“KAU!”
“KAU!”
“KAU!”
Tok Tok
Setelah berdebat yang cukup lama sampai ketukan pintu membuat mereka hening seketika. Kemudian, Tiana yang menyuruh seseorang itu masuk dan muncul Rika sambil membawa sebuah surat di tangannya.
“Nona saya mengantarkan surat dari rumah sakit untuk nona” ucap Rika
“baik Terima kasih” ucap Tiana
Setelah itu, Rika keluar dari ruangan tersebut meninggalkan kedua saudara yang tidak mengenal satu sama lain itu berada di ruangan yang sama.
“Surat apa itu?” tanya Tiara
“Hasil” jawab Tiana singkat
“Mau lihat” ucap Tiara dengan mata berkaca-kaca
“Ugh… baiklah” ucap Tiana pasrah
Setelah itu, mereka berdua membaca surat tersebut dan terkejut dengan hasilnya karena mereka memiliki 98,9% kesamaan DNA. Mereka memandang satu sama lain dengan pandangan jijik.
“huek!” ucap mereka berdua serempak
“OGAH BANGET GUA PUNYA SAUDARA KAYAK ELU!” ucap Tiara
“DIH KEPEDEAN EMANG GUA MAU PUNYA SAUDARA KAYAK ELU!” ucap Tiana
“INI PASTI HASILNYA GA BENER NIH!” ucap mereka kompak
Rika yang mendengar pergaduhan di lantai atas segera bergegas ke atas dan melihat situasi. Dan saat dia membuka pintu, ia melihat nonanya dan Tiara sedang tubuh yang bertolak belakang.
“uhm… maaf nona-nona sebenarnya ada apa ini?” ucap Rika dengan sopan
“Bukan urusanmu!” seru mereka berdua
Rika yang melihat sebuah kertas di bawah lantai segera mengambil kertas tersebut dan membacanya. Kemudian ia terkejut dengan hasil kertas tersebut. Setelah itu, dia pahan situasi di ruangan tersebut.
“baiklah nona-nona jangan marah kalian kan saudara mana boleh bermusuhan” ucap Rika
“SAUDARAAN? DENGAN DIA?” tanya mereka sambil menunjuk satu sama lain
“OGAH!!” seru mereka sambil melipat tangan mereka di dada
“Huh” ucap merek berdua
“TUNGGU! KENAPA KAU YANG MENGIKUTI GERAKANKU?” tanya Tiara
“AKU? KAMU KALI YANG MENGIKUTI GERAKANKU” ucap Tiana
“KAMU!”
“KAMU!”
“KAMU!”
“KAMU!”
“haih… baiklah, kalian menang silahkan lanjutkan” ucap Rika yang pasrah karena melihat perdebatan yang tidak berguna kedua saudara tersebut.
Setelah itu, Rika pergi ke lantai bawah dengan keadaan yang pusing karena melihat pergaduhan dou sejoli itu. Dia duduk di salah satu bangku dan memijat kepalanya.
“kak Rika ada apa?” tanya Klara
“tidak apa-apa” ucap Rika
“kakak cerita saja tidak apa-apa, benarkan?” ucap salah seorang adiknya bernama Tara
“Haih… jadi sebenarnya nona Tiana dan Tiara adalah bersaudara” ucap Rika
“APA!” ucap mereka bersama-sama
“iya tapi mereka tidak mau mengakui kebenarannya makanya kepala saya pusing untuk mengurusi mereka” ucap Rika
“APAKAH BENAR BEGITU RIKA?” tanya seorang wanita di lantai atas dengan suara penuh penekanan
“N-nona” ucap Rika yang melihat ke arah mereka
“hmm?” ucap Tiana
“sepertinya ada yang minta di hajar nih” ucap Tiara menarik lengan bajunya ke atas
“Kau benar kali ini Tiara” ucap Tiana
“Ugh… k-kak kami akan mendoakan keselamatanmu dari jauh” ucap Tara
“DASAR KALIAN TEMAN PEKHIANAT!” ucap Rika
Entah sejak kapan, Tiana dan Tiara telah berdiri di belakang Rika dengan tangan yang siap untuk memukul seseorang walaupun dengan senyuman polos tapi mematikan milik mereka.
Brak… Bugh… Prang… Duak… Jedar…
Kali ini, Rika dihajar habis-habisan karena membicarakan dua sejoli yang sumbunya pendek itu. Setelah itu, mereka berdua duduk di sofa tersebut.
“Tumben kau mengikuti keinginanku adik” ucap Tiara menggoda
“KAU YANG ADIK!” seru Tiana tak Terima dirinya dipanggil adik
“hehe sepertinya ada yang tidak Terima nih” goda Tiara
“ya elah seenggaknya aku juga punya adik daripada kamu” ucap Tiana
“tapi kali ini kau yang adikku” ucap Tiara
“Ogah” ucap Tiana
“Ululululu anak kecil sedang merajuk” ucap Tiara mencubit pipi Tiana
yang tidak berguna kedua saudara tersebut.
Setelah itu, Rika pergi ke lantai bawah dengan keadaan yang pusing karena melihat pergaduhan dou sejoli itu. Dia duduk di salah satu bangku dan memijat kepalanya.
“kak Rika ada apa?” tanya Klara
“tidak apa-apa” ucap Rika
“kakak cerita saja tidak apa-apa, benarkan?” ucap salah seorang adiknya bernama Tara
“Haih… jadi sebenarnya nona Tiana dan Tiara adalah bersaudara” ucap Rika
“APA!” ucap mereka bersama-sama
“iya tapi mereka tidak mau mengakui kebenarannya makanya kepala saya pusing untuk mengurusi mereka” ucap Rika
“APAKAH BENAR BEGITU RIKA?” tanya seorang wanita di lantai atas dengan suara penuh penekanan
“N-nona” ucap Rika yang melihat ke arah mereka
“hmm?” ucap Tiana
“sepertinya ada yang minta di hajar nih” ucap Tiara menarik lengan bajunya ke atas
“Kau benar kali ini Tiara” ucap Tiana
“Ugh… k-kak kami akan mendoakan keselamatanmu dari jauh” ucap Tara
“DASAR KALIAN TEMAN PEKHIANAT!” ucap Rika
Entah sejak kapan, Tiana dan Tiara telah berdiri di belakang Rika dengan tangan yang siap untuk memukul seseorang walaupun dengan senyuman polos tapi mematikan milik mereka.
Brak… Bugh… Prang… Duak… Jedar…
Kali ini, Rika dihajar habis-habisan karena membicarakan dua sejoli yang sumbunya pendek itu. Setelah itu, mereka berdua duduk di sofa tersebut.
“Tumben kau mengikuti keinginanku adik” ucap Tiara menggoda
“KAU YANG ADIK!” seru Tiana tak Terima dirinya dipanggil adik
“hehe sepertinya ada yang tidak Terima nih” goda Tiara
“ya elah seenggaknya aku juga punya adik daripada kamu” ucap Tiana
“tapi kali ini kau yang adikku” ucap Tiara
“Ogah” ucap Tiana
“Ululululu anak kecil sedang merajuk” ucap Tiara mencubit pipi Tiana
“AAAKHH lepaskan aku” ucap Tiana dan langsung pergi ke lantai atas diikuti oleh Tiara di belakangnya
“~AAAHH hubungan adik kakak itu sangat akur apalagi wajah nona yang imut ketika ia ngambek” ucap Tara
“Iya kau benar” ucap Klara yang setuju akan hal itu
“Seandainya aku punya fotonya tadi” ucap Tara dengan sedih
“aku punya fotonya!” ucap seorang wanita sambil memperlihatkan foto yang diambilnya
“wah Kira bagi” ucap Tara
“Ok nanti aku kirim di grup” ucap Kira
Kembali ke sisi Tiana dan Tiara
Saat ini, Tiana sedang ngambek kepada Tiara yang membuat kelakuan mereka semakin lucu. Seperti Tiana yang ngambek sambil membelakangi Tiara dan Tiara yang berusaha untuk membujuk adiknya yang satu itu.
“Owh ayolah adik jangan ngambek, iya-iya kalau kakak salah maafin kakak ya” ucap Tiara membujuk adiknya
“Siapa yang ngambek? Ga ada yang ngambek disini” ucap Tiana
“Kalau g ada, ini buktinya adik kakak satu ini sedang marah sama kakak” ucap Tiara
“jangan memanggilku adik aku sudah besar dan kau hanya lahir lebih cepat dibandingkan ku” ucap Tiana
“alololo anak satu ini g mau Terima kenyataan” ucap Tiara
“kata siapa?” tanya Tiana
“owh, apakah kamu telah menerimaku sebagai kakakmu? Dan mengakui identitasmu sebagai adikku?” tanya Tiara
“a-apa?” tanya Tiana yang malu mengakui bahwa dirinya telah sedikit menerima Tiara sebagai kakaknya
“Haish baiklah-baiklah kakak tidak akan menggodamu lagi ayo tidur bergadang itu tidak baik untuk adik kecil sepertimu” ucap Tiara
“AAAKKKHH! TIARA SUDAH AKU BILANG AKU SUDAH BESAR! DAN AKU JUGA BUKAN ADIK KECILMU!” seru Tiana emosi
“lalu aku harus bilang apa adik saja gitu? Tapi kalau seperti itu tidak seru dong” ucap Tiara
“tau ah terserahmu aku mau tidur” ucap Tiana
“E-eh tunggui dong” ucap Tiara
Setelah itu, mereka berdua tidur bersama dengan Tiara yang memeluk Tiana dan Tiana yang menerima pelukan itu begitu sahaja. Dan para bawahannya tentu saja mengintip untuk mengambil foto Tiana sangat ngambek dan kali ini mereka juga memfoto Tiana saat ia tidur bersama dengan Tiara.
Maaf ya baru melanjutkan cerita karena kesibukan sehari-hari. Jadi selama liburan aku akan lebih fokus untuk membuat cerita. Terima kasih dan semoga kalian menikmati.
“SAUDARAAN? DENGAN DIA?” - Rahasia Tersembunyi
Share this novel