" Assalamualaikum .. maaf sangat-sangat Wahidah lambat . Wahidah dah lalu dah sini tadi , boleh pulak tak perasan ." Ucap Wahidah Ikhlas dan lembut .
" Waalaikumsalam .. tak apa-tak apa ." Wahidah terkejut lelaki yang duduk disebelah Ahnaf berdiri dan menarik kerusi untuk dirinya duduk .
" Thanks .. " Ucap Wahidah dan memberi senyuman .
Wahidah yang melihat kedua-dua lelaki itu masih merenungnya terasa terlalu malu . Terasa terlalu tidak selesa .
' Haih .. aku cucuk mata tu karang .'
" Err .. kita ambil order ? " Tanya Firash .
" Sure .. " Jawab Wahidah .
Setelah mengambil order . Ahnaf membuka bicara .
" So .. Wahidah dah tahulah planning keluarga kita ? " Tanya Ahnaf sambil merenung mata Wahidah . ' Cantiknya mata .... '
" Ya .. Wahidah tahu . Ummi dan ayah kata kita bertunang jumaat minggu depan ." Jawab Wahidah tenang . Wajah yang sehabis tenang dalam hati bagai di bungkus dengan ais . Sejuk , beku .
" Wahidah setuju ?" Tanya Ahnaf teruja . ' Kalau ni lah calonnya , buat apa fikir lagi ..' monolog Ahnaf.
" Sebenarnya setuju ataupun tidak untuk bernikah , Wahidah belum tentukan lagi . Ummi dan Ayah kata , kita bertunang untuk kenal hati budi masing-masing . Kalau rasa ok kita teruskan , kalau rasa tidak kita putus ." Penjelasan Wahidah itu cukup untuk Ahnaf tahu , Wahidah juga tiada pilihan untuk membatalkan pertunangan ini selain mereka kenal hati budi masing-masing dulu .
" Wahidah terasa terpaksa dan dipaksa ?" Tanya Ahnaf .
" Sejujurnya ya . Wahidah rasa di paksa dan terpaksa . Tapi , bila di beri peluang untuk kita berdua membuat keputusan setelah berkenalan dalam ikatan pertunangan ia bukan lagi rasa dipaksa atau terpaksa ." Ucap Wahidah lagi .
" Hmm .. betul ." Firash menyampuk .
" Harap abang sudi bagi Wahidah masa untuk kenal abang dan Wahidah juga begitu ." Ucap Wahidah ikhlas .
Ahnaf menganggukkan kepala dan berbalas senyuman pada Wahidah .
Dan makanan pun sampai ....
Share this novel