Emir menoleh. Dia memandang ke arah Inara. Lama dia menatap wajah itu.
" Nara minta maaf sebab simpan gambar-gambar abang tanpa izin abang " .
Emir mendekati Inara. Dia terus menarik Inara ke dalam pelukannya.
" Abang minta maaf. Abang minta maaf sebab tak pernah nampak cinta Nara pada abang selama ni. Abang selalu layan Nara kasar-kasar. Terima kasih sebab masih bersabar dengan abang " .
Inara agak terkejut pada awalnya. Namun akhirnya dia membalas pelukan Emir.
" Nara selalu doa pada Allah supaya Allah bukakan hati abang untuk terima Nara dengan ikhlas dan hari ni Allah dah makbulkan doa Nara " air mata gembirnya mengalir.
" Abang cintakan Nara. Beri abang peluang sekali lagi untuk terus mencintai Nara sampai akhir hayat abang " .
" Abang tak perlukan peluang daripada Nara. Sebab peluang tu sentiasa ada untuk abang " .
Emir tersenyum nipis. Dia mengucup dahi Inara.
" Terima kasih sayang. Maafkan abang untuk semua kesalahan yang abang pernah buat pada Nara ".
Inara mengangguk perlahan.
" Nara pun cintakan abang. Cinta sangat-sangat. Daripada dulu sampailah sekarang perasaan ni tak akan pernah berubah. Sampai bila-bila " .
Emir mengeratkan lagi pelukan mereka.
" Sayang " Emir memeluk pinggang Inara yang sedang ralit memandang langit yang makin gelap.
" Eh abang? " .
" Tengok apa tu? " soal Emir.
" Tengok bintang kat langit. Cantik sangat " .
" Cantik macam Inara kesayangan abang ni " pipi Inara dicubit perlahan.
Inara ketawa kecil. Sejak mereka berbaik, Emir bertukar menjadi seorang lelaki yang sangat romantik. Layanan dinginnya pada Inara selama ini semuanya hilang begitu saja.
" Nara pilih satu bintang dekat langit tu " .
" Pilih satu? " soal Inara.
" Ha'ah pilih satu " .
" Ermm Nara pilih yang tu lah. Sebab bintang tu paling terang " Inara menunjukkan ke arah bintang yang paling hujung sekali.
" Okay, tengok ea abang buat magic " Emir berpura-pura menggapai bintang itu dan meletakkan di tapak tangan kanannya.
" Taraaa " Emir menujukkan seutas rantai leher yang berloketkan bentuk bintang.
Inara ketawa kecil.
" Wow, so sweet abang. Walaupun tak berapa nak jadi kan " .
" Ni untuk Nara. Abang pakaikan ya " Emir memakaikan rantai itu di leher Inara.
" Thank you abang " ucap Inara.
" You're welcome budak manja " hidung Inara dicuit.
" Budak manja? " .
" Ha'ah. Ingat lagi waktu kecil-kecil dulu. Nara kuat mengadu. Sikit-sikit nak mengadu, sikit-sikit nak menangis. Dah lah manja " .
Mereka sama-sama ketawa apabila teringatkan zaman kanak-kanak mereka dahulu.
" Tapi budak manja ni lah yang paling abang sayang sekarang ni. I love you so much. Cinta abang pada Nara ibarat tanaman yang abang jaga setiap hari. Semakin mekar apabila dibaja dan disiram " .
Inara ketawa kecil mendengar ayat Emir yang terakhir itu.
" I love you more abang " .
TAMAT
Share this novel