"Sya, Ratu Santana, penguasa baru di dalam Kerajaan Gumirot, memerintahkan, supaya jangan ada rakyat-rakyat Gumirot yang cuba-cuba menyentuh darat atau berhubung dengan manusia darat. Kalau ada yang melanggar, siap-siaplah sama hukuman kejam yang sya bagi." (Ratu Santana)
Seluruh rakyat tunduk tatkala mendengarkan titah dari Ratu Santana. Salah seorang dari pemuda rakyat Gumirot, memberanikan diri untuk membantah. "Tidak! Semenjak Ratu Santana memerintah ni kerajaan, semua jadi lintang pukang! Peraturan-peraturan yang mengarut pun kana kasi tambah-tambah. Bagus lagi waktu Ratu Vanessa memerintah ni kerajaan, adil lagi. Sya rasa, Ratu Santana mesti belajar banyak dari Ratu Vanessa." (...)
"Berani-beraninya ko melawan sya arr. Ko sedarkah siapa diri ko tu? Ko tu cuma rakyat biasa! Rakyat miskin!" (Ratu Santana)
"Sya memang rakyat miskin ratu, tapi sya tidak miskin akal!! Ratu suka-suka saja kasi tambah-tambah peraturan dalam batu sumpah. Ratu sepatutnya adil!" (...)
"Ko memang betul-betul biadab sama sya. Jangan ko menyesal kalau selepas ni ko tidak bulih nampak lagi ikan-ikan berkeliaran dalam laut." (Ratu Santana) Ratu Santana menghulurkan tongkat sakti kebesarannya itu kepada pemuda itu, kemudian pemuda itu pun terjatuh ke lantai, lalu mati. Tiba-tiba seluruh anggota tubuh pemuda itu diubah menjadi rangka tulang. Seluruh isi istana yang menyaksikan kejadian itu diselubungi ketakutan yang teramat sangat.
"Pengawal!!!" (Ratu Santana)
"Ya Ratu Santana yang mulia?" (Pengawal Istana Gumirot)
"Sekarang, ambil ni tulang-tulang penderhaka ni, terus buang jauh-jauh dari ni istana!" (Ratu Santana)
"Baik Ratu Santana yang mulia." (Pengawal)
Pengawal itu segera mengambil tulang-belulang pemuda itu, dan membuangnya jauh dari wilayah Kerajaan Gumirot.
"Itu akibat kalau berani membangkang perintah sya!!" (Ratu Santana)