Dipagi hari ini, aku terbangun dari tempat tidur ku terus kuambil handuk dan menuju kamar mandi. Didalam kamar mandi, peralatan yang ada didalam kamar mandi lengkap dengan adanya pencuci muka, sabun mandi, dan lain sebagainya. Setelah membersihkan badan aku berpakaian yang sudah terletak diatas tempat tidur kemudian aku keluar kamar menuju ruangan dapur, disana kulihat pak jalil dan istrinya. kenapa cepat sekali kamu bangunnya, nak romi? tanya bu. atik istrinya pak jalil. enggak tau saya bu, mungkin saya kelelahan dalam perjalanan menuju kesini jadi saya bangun secepat ini, silahkan duduk, rom kata pak jalil sambil menggeser kursi meja makan dan saya pun duduk karena dipersilakan pak jalil terus saya bertanya sama pak jalil, maaf pak saya dari tadi enggak melihat sulis didapur ini, kemana dia pak tanyaku. Oh... nak sulis dia ada di ruang tamu sedang menonton bersama fani juga fitri, bentar lagi mereka kemari kok setelah ibu menyelesaikan masakannya. Iya pak jawabku, tidak berapa lama, sulis datang ke dapur untuk membantu ibu yang sedang memasak. Terus kusibukan diriku untuk bermain hape di ruangan tamu, fitri dan queen (anak ketiga pak jalil) bermain Ps 4 sedangkan fani sibuk dengan fesbuk nya, sangkin sibuknya baju longres berwarna pink tersingkap lebar sehingga celdam (celana dalam) nya nampak terlihat jelas dimataku. apakah ini sengaja atau tidak, saya tidak tau. kulirik kiri dan kanan, terus tangan kanan ku mencolek bahu sebelah kiri fani dan mataku menunjukkan untuk mengajak dia pergi dari tempat duduknya. Saya berpura - pura tidak tau untuk menunggu fani dipojok kamar mandi, ternyata fani menangkap sinyal yang kuberikan tadi.
Alangkah beruntungnya saya, ketika torpedo tertangkap dengan sinyal, fani langsung menyepong torpedo yang sedari tadi sudah berdiri tegak. Agar tidak lama - lama, fani membuka celdam nya dan tanpa ada nya aba - aba dia langsung memasukkan torpedo dengan jari jemari mungilnya setelah torpedo tertancap kedalam gua yang berisikan bebatuan kecil yang di hiasi dengan rerumputan hijau itu, saya langsung mendorong dan mengeluarkan torpedo dan memasukkannya lagi membuat gua fani menjadi basah, aku mendorong nya sekuat mungkin sehingga torpedo pecah mengeluarkan cairan. Setelah itu dengan cepat - cepat fani menaikkan celdamnya, takut ketauan sama adik - adik nya sementara itu aku langsung kekamar mandi.
Setelah keluar dari kamar mandi, aku mendengarkan sulis mau minta pulang besok pagi. aku hanya terdiam dan menundukkan kepala, terus aku berjalan menuju meja makan yang sudah tercium aroma daging rendang. Setelah itu sulis menyendokkan nasi dan daging rendang kesukaan ku itu, bagaimana nak romi apa besok kalian akan mau pulang, tanya pak jalil. Kelihatannya pak jalil keberatan akan kepulangan kami ke medan tapi apalah daya kemauan sulis sangatlah besar untuk pulang ke rumah.
keesokan pagi nya sulis menyiapkan pakaian sulis sendiri dan juga pakaian saya disiapkan sulis juga. Disaat sulis sedang menyiapkan pakaian, tangan saya ditarik sama fani dan dia mengajak saya kedapur. Tiba - tiba bibir fani menempel, menggigit bibir ku dengan gemesnya terus bibir saya meronta untuk dilepas kan sama fani, kenapa tanya fani kedua tangan fani menempel kedinding tanda protes penolakan bibir, terus kujawab nanti ketauan sama sulis dia suka melapor tentang sesuatu yang tidak bagus tentang diriku. Sulis melapor sama siapa bang rom, tanya fani. Ya sama kedua orangtua ku di medan. ooh terus kapan kita ketemuan nya bang rom, santai aja semua itu bisa diatur apabila saya sudah sampai dimedan, berapa nomor wa fani tanya saya, disimpan ya bang rom ±628xxx2xxx3xx2 oke fani udah bang simpan.
tolong divote ya teman - teman semua juga kolom komentar tolong diisi terimakasih.
Share this novel