Bab XXI

Romance Series 7219

-------------------------------------------
Mendekati Hari Pernikahan
-------------------------------------------

Setelah ayahku berangkat kerja, pergi ke tokonya yang di central pasar medanmall. Akupun menyusul ayahku kesana untuk menagih janji ayah, setelah sesampainya ditoko ayah tapi sebelum nya plank toko bermerek kan namaku **Toko Romi **
Eh, rom kesini nak ayah memanggilku. Nah sekarang ini kamu bisa mengendalikan toko ayah yang satu ini, modalnya ayah yang pegang dan laba toko untuk mu jadi kamu engga' usah lagi kerja ketempat lain, okey setuju? heh rom kamu kok malah melamun? apa kamu setuju dengan usulan ayah ini?.
iya, yah aku mengerti dan aku menyetujuinya. okey kalo gitu, kamu ayah tinggal yah.
iya yah jawabku.
Dalam hati aku berkata kenapa ayah begitu baik padaku sedangkan selama ini aku membantah apa yang ayah bilang samaku.

Hari ini hari pertama aku kerja ditoko ayahku, aku punya pekerja ada 2 pekerja cewek, pekerja cewek ku cantik - cantik dan juga manis-manis.
Apakah ini sebuah pancingan dari ayahku, aku bertanya - tanya dalam hati.
Dari dulu ayah tidak pernah setuju, aku berhubungan dekat sama sulis.
Ya sudahlah jangan shuzon dulu, namanya juga orangtua, dia ayahku.
Mau ga'mau aku harus nuruti kemauannya.

Hari sudah menjelang sore, toko kami pun sudah mulai tutup.
Karyawan ku, kugaji Rp. 25.0000,- / 1 karyawan, kalo dua karyawan Rp. 50.000,-
Begitulah seterusnya bekerja di Central Pasar MedanMall.

Suatu hari Sulis berpura - pura belanja didepan tokoku, kakaknya sulis bernama juli, menengok diriku yang sedang menghitung duit penghasilan toko saat ini. Aku berpura - pura tidak tau aja, sulis dan kak juli berjalan menuju toko ku.
Rame, rom? tanya kak juli.
Ya, lumayan lah kak. Rame nya gitu - gitu aja. Baru dari mana, kak? tanyaku.
Ini adek kakak sulis, ngajak kakak jalan - jalan.
oh,,,, jalan - jalan kemana kak? tanyaku
Jalan - jalan kesini dong, masa kakak lari - lari, jawab kak juli dengan tawa kecil.

Ada enggak kain jarek? tanya kak juli samaku.
Apa tu kak kain jarek? tanyaku polos.
jarek itu itu kain panjang.
Oh, jawabku.
Mau berapa potong kain jarek nya kak?
Tanya ku.
Aku beli dua potong aja dek, kata kak juli.
Kemudian aku membungkus dua kain jarek dan memberikan nya sama kak juli.
ini dek, uang nya.
engga' usah kak, itu gratis kok buat kakak. Kata ku sambil tersenyum manis.
Yakin, tanya kak juli.
Iya kak, saya yakin. dua jarek itu untuk kakak.
Makasih ya dek.
Iya, sama - sama kak, jawabku.
Kemudian kak juli dan sulis pulang kerumah mereka dan sulis pun memberikan kode, supaya saya akan datang kerumah nya.

Waktu sudah menunjukkan pukul. 17.00 Wib, saya dan anggota untuk segera menutup toko. Setelah itu saya bergegas pergi ke rumah sulis, sesampainya saya dirumah sulis, saya bertemu dengan mantan nya sulis namanya Amin dan saya pun dipersilakan duduk sama bang Amin setelah lamanya berdiri disamping pintu.
Tak lama kemudian Sulis pun keluar dari dapur sambil membawa gelas minuman, terus sulis membagikan gelas minuman itu kepada lima orang yang duduk diatas sofa termasuk saya sendiri.

Saya, bang amin, buk mis, pak min dan juga kak juli dipersilakan untuk minum sama sulis. Setelah kami bercerita panjang lebar, bang amin dan saya berbicara diluar rumah sambil menghisap sebatang rokok bang Amin pun berbicara, tolong jaga baik - baik sulis dia sudah saya anggap adik saya sendiri, jangan singgung perasaan nya, terus lah berpacaran sampai ke jenjang pernikahan dan jangan lah bercerai kalo kalian sudah menikah nanti.
Iya bang aku akan menuruti apa yang abang bilang, kata ku sama bang Amin.
Kemudian bang amin berjalan menuju kedalam rumah sulis, sedangkan aku mengganggu adek nya sulis yang nomor empat yang lagi enak - enaknya bermain tanah dengan mobil mainan nya.
adek nya sulis ini bernama bambang, panggilan nya jepret, hanya dia seorang laki-laki dikeluarga sulis.
waktu sudah menunjukkan pukul. 20.00 wib, akupun pamit pulang sama bapak nya sulis. Sedang kan bang amin sudah pulang duluan dari ku.

Akupun sudah sampai kedalam rumah ku setelah kucagakan sepeda motor ku didalam rumah. Aku pun berhadapan dengan ayah, dengan muka masamnya ayah pun bertanya kepada ku " Dari mana ja, kau kok lama kali pulangnya ". Aku terdiam sesaat, kutarek napas dan kemudian kukeluarkan akupun menjawab pertanyaan ayah, maaf yah aku dari rumah sulis.

Sulis lagi,,,, sulis,,, lagi apa enggak ada cewek selain sulis.

Besok, kau ikut ayah pergi ke rumah kawan ayah.
Ngapaen, yah tanyaku.
Adalah,,, kau tengok aja besok.

****Keesokan Hari nya ****

Pas mau pergi ke central pasar medan, ayah mencegat diriku.
Sebentar, nak tahan dulu ayah mau bicara.
Iya, yah ada apa tanya ku.
Yuk keruangan tamu, ikuti ayah.
Akupun mengikuti ayah tepat dibelakang nya.
Diruangan tamu, aku melihat adanya seorang cewek cantik bersama orang tua nya, dia cantik seperti bidadari.
Nak mari sini, duduk panggil ayah.
Akupun termenung sejenak, betapa cantik nya cewek ini, cowok nya pasti beruntung memiliki nya.

****Woi sini ****

panggilan ayah tidak kugubris, aku tetap saja berdiri tiada bosan memandang wajah cewek ini, aku berkata didalam hati.
Aku sempat terhipnotis sesaat dan tiba - tiba pundak ku terasa ada yang mukul, ternyata ayahku yang mukul ku tadi.

"Nah,,, ketahuan, didalam hati kamu pasti memuja kecantikan Yuni. I,, yakan jangan bohong kau rom". Tanya ayah.

Iya, yah jawabku spontan.

Ayah memegang tangan ku lalu membawaku ketempat yuni dan orang tua nya duduk, tak lama aku menyalami yuni dan orang tua nya sambil memperkenalkan namaku.

*Begini nak, maksud kedatangan kami kesini untuk menjodohkan anak kami yuni dengan kamu bang romi.* (tanpa basa basi orang tua yuni langsung mengutarakan niatnya).
Iya, buk aku ngerti maksud kedatangan ibu dan yuni tapi saya pikir - pikir dulu buk.
Kalo kamu berubah pikiran, ini alamat rumah dan nomor hape ibu, langsung saja aku menerima kartu pemberian ibunya yuni.
' Makasih buk pemberian kartu ini ' tanyaku dan ibunya yuni menjawab sama - sama nak.
Kemudian mama mengajak untuk sarapan pagi, diruangan makan segala menu sudah tersedia termasuk alat makannya.
Sementara aku pamit untuk pergi buka toko di central pasar medan.
Apa sebaiknya kamu sarapan dulu, nak. Tanya mama. Diluar ja ma aku sarapan pagi nya, jawabku.
Ya, sudah hati - hati dijalan ya, iya ma jawabku.

Sebelum aku menstarter sepeda motor ku, yuni berkata hati - hati dijalan ya bang romi. Iya dek jawabku dan mata nakal ku melihat buah dada yuni yang menjulang keatas seperti buah mangga aja,
"eheh"
Terus aku starter sepeda motor ku dan menjalankan nya.

---------------------------------------------------------------------
Fani Meminta Pertanggungjawaban Dari ku
--------------------------------------------------------------------

Sayang, yuk ketemuan di hotel. Saya sekarang berada di kota medan, begitulah isi dari chat wa nya si fani. Ketika itu aku sedang berduaan dengan sulis namun sulis tidak tau isi dari chat wa ku ini.
Kemudian isi chat wa fani datang lagi dan akupun membalasnya, iya aku datang satu jam lagi. Terus kubawa sulis pulang dan sulis pun nurut aja, sesampainya dirumah sulis akupun berpamitan sama ibu dan bapak nya sulis dan setelah itu aku berangkat menuju daerah tempat yang dikatakan fani.
Aku membuka kamar hotel yang sudah dipesan fani, didalam sana aku melihat fani yang sedang tidur dan lampu kamar hotel pun kunyalakan setelah aku menutup pintu kamar hotel.
Tak lama kemudian akupun mendatangi fani yang sedang tidur diatas matras spring bed hotel.
Fani tertidur lelap, akupun membangunkan fani dengan cara membisikkan ketelinganya.
Fani tidak sama sekali terbangun, aku tergiur dengan indahnya kemolekan fani yang sedang tidur, karena nafsu melihat fani yang sedang tidur. aku membuka selimut yang sedang membalut tubuh Fani.
"wow" ternyata fani tidak memakai bajunya alias telanjang bulat.
Akupun memanfaatkan situasi ini, langsung saja kutancapkan torpedoku kebibir gua milik fani.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience