Bab XX

Romance Series 7219

Pesan horor yang kuterima tadi malam membuat ku merinding dan takut untuk melakukan sesuatu.
Aku memberanikan diri untuk pergi ke dapur, ku tengok jam diatas dinding dapur sudah menunjukkan jam setengah enam pagi dan didapur mama ku sedang memanasi sisa ayam rendang yang tadi malam dan juga masak sayur bayam sama wortel.

akupun semakin semangat untuk membantu mama didapur, eheh anak mama sudah bangun pagi letak letak nanti piring mama jatuh dan pecah.

Begitulah mama tidak berubah sama sekali, selalu menganggap diriku masih anak kecil aja.
Setelah membantu mama, akupun mandi keringat dibadanku bau sekali, sebelum mama menyuruh ku mandi karena kecium oleh mama bau keringat ku lebih baik aku mandi duluan deh sebelum disuruh sama mama.

Dimeja makan sudah tersedia semua masakan, dimulai dari ikan sampai sayur belacan.
aku cepat - cepat memakai pakaian ku karena masakan pagi ini kelihatan lezat sekali.
Setelah makan pagi, aku membuka whatsapp ku sambil diiringi kopi hitam yang agak berasa manis.

Aku terkejut sekali melihat isi dikolom chattingan whatsapp ku disana penuh dengan pesanan dari fani,,,
Pesan whatsapp dari fani, isi nya seperti ini :
----------------------------------------------------------------------
** Kalo abang tidak datang ke rumah fani lagi, jangan salahkan fani mati bunuh diri, semua ini gara abang fani mati bunuh diri**

-------------------------------------------------------------------

Daripada bertambah parah, akupun menjawab pesan dari fani. Yang isinya :

" Abang akan segera datang kesana, sayang. "

Diseberang sana fani menjawab dengan secepat kilat.

" Oke, fani tunggu ya kedatangan kamu, sayang. "

Ayah sedari tadi memperhatikan pergerakan ku namun aku cuek ja.

Dengan secangkir kopi hitam dan dengan kepulan asap rokok yang keluar dari kedua lubang hidung ayah, kemudian bercerita akhir - akhir ini kamu kelihatan sibuk dengan wanita. kapan lagi kamu mau membantu ayah ke toko, tanya ayah.
Ayah kali ini akan menggaji kamu lebih besar lagi daripada sebelumnya, apa kamu mau, nak? tanya ayah samaku.
Mau yah, aku mau tapi kapan tanyaku.
besok apa mau? Ditantang ayah, nanti dulu yah padahal didalam hati maunya sekarang heheh..

Kenapa ditunggu nanti - nanti, tanya ayah sedikit kecewa.
Karena aku belum persiapkan diri, yah. Ntar kalo udah persiapkan diri baru aku akan bantu ayah ke toko. Ayah tidak dapat menahan dirinya karena aku sudah mengecewakan ayah dan daripada dia marah - marah tanpa hasil, ayah memilih untuk pergi kekamar tidur.
Terserah kamu, nak. kata ayah.

Keesokan hari nya aku pergi ke taman untuk bertemu dengan sulis, namun dan setelah nya bikin perjanjian dengan sulis di Wa.
Setelah sampai di taman kota, aku melihat sulis yang lagi enakan memakan es krem kemudian kucagakkan sepeda motor ku dan menepuk bahu sulis.
Eh,,, bang romi ini bang kubeli kan es krem untuk abang, alhamdulillah ternyata kamu tidak lupa sama abang.
Ya enggak lah bang, masa sulis lupa akan kebaikan bang romi, jawab sulis.

Begini, lis. Aku mulai bercerita sambil memakan es krem yang ada ditanganku.
Kemaren aku diteror, hape ku tiba - tiba ada tulisan.
Maksudnya teror tu apa ?
Apa teror horor atau teror pengancaman dari orang jahat, tanya sulis.
Ya teror horor sayang, pokoknya seram banget deh....
Biasanya kalo teror horor berupa pesan yang berisinya apa? tanya sulis.
**-- Fani sedang koma dirumah sakit**--
Ya itu dia pesan dari horornya, jawabku sama sulis.

"OH" kata sulis.

Apa sebaiknya kita pergi kesana aja? Tanyaku sama sulis.
Jangan dulu, sebaiknya kita tanya sama pak jalil ditelpon atau di Wa.
Mana tahu beritanya salah, kata sulis.
Iya ya jawabku dan akupun mengambil hape dari dalam saku celana ku dan aku pun memilih nomor kontak pak jalil ternyata pak jalil mengangkat panggilan hapeku, sedang kan sulis sibuk dengan permainan dihapenya.

Halo,,,
Dengan siapa ini?
tanya pak jalil diseberang sana.

(Akupun memperbesar volume suara dihapeku agar sulis dapat mendengarkan pembicaraan ku dengan pak jalil, kalo engga' seperti ini sulis akan bertanya terus samaku).

Ini saya, pak,,, saya Romi yang pernah bertemu dengan bapak, kataku sama pak jalil di telepon.

Sebentar ya.....
diingat dulu,,, ,,,
ujar pak jalil ditelpon.

Oh ya, kata pak jalil ditelpon

Saya ingat sekarang, nak.
Berita apa yang mau anak sampaikan sama bapak?
Apa betul pak fani sekarang lagi koma dirumah sakit, tanya ku.
Iya, nak betul.
Sekarang fani ada dirumah sakit sedang koma dan yang menemani fani sekarang ini ibunya.
jawab pak jalil terbatuk - batuk.

Sebentar ya pak nanti kutelpon lagi, kataku.
langsung kumatikan tombol on/off dihapeku.
Sandiwara kayaknya nih,,,, sulis bertanya ragu - ragu samaku.
Sudahlah sayang jangan shuzon / menuduh yang enggak - enggak dulu, mana tau berita ini benar.

*Sulis menggaruk rambut kepala nya *

Sayang, gatal ya kepala nya

hahah

enggak --- lupa keramas aja

hahah

Ketawa sulis ...


-----------------------------------------
Kebohongan Fani Terungkap

-----------------------------------------

Sayang apa sudah lengkap barang bawaan kita tanya ku sama sulis.
Sudah sayang, sudah lengkap.
Kalo abang minyaknya apa sudah penuh, sulis nanya balek ke saya.
Heheheh
Ya sudah lah, sayang.
Masa abang lupa....
Kemudian kutarek gas sepeda motor ku sedikit kencang sulis pun goyang dari tempat jok nya. Tanpa disadari sulis sudah mencubit pinggang ku, awalnya tiada berasa lama - kelamaan berasa sakit juga nih pinggang

Makanya pelan - pelan bawa sepeda motor ntar nantinya kita berdua jatuh.

"Oke, sayang."
jawab ku dengan santai.

Ditengah perjalanan kami, menuju desa rambutan jatuh sulis meminta untuk berhenti sejenak disebabkan karena sulis tidak tahan mau buang air kecil.
Bang romi bisa engga kita makan, sekarang ini perut ku lagi keroncongan.

Mau makan apa, dek sulis? tanya ku.
Koq tumbenan abang panggil aku, adek. Biasanya abang panggil aku lis sulis. Ya sudahlah kalo sulis enggak mau dipanggil adek.
Ku kasih kode sama pelayan warung nasi, dia pun mengerti, mau makan apa, pak? tanya mbak pelayan warung nasi.
Nasi lele sambal ijo, jawabku.
Kalo ibu mau pesan apa ya? kalo saya pesanan nya sama dengan bapak ini, jawab sulis sama mbak pelayan warung.
Oke,,,
Mohon ditunggu ya bapak / ibu.
dan si mbak pelayan itu pun berlalu dari hadapan kami.

Dari pintu warung sulis melihat fani yang lagi berjalan menuju meja dipojok kanan itu.
Kemudian sulis memberikan kode sssst samaku, aku tidak terlalu memperhatikan kode dari sulis sedangkan aku lagi asiknya menarik asap rokok surya yang keluar dari hidungku.
Wooi,,,
Wooi,,,
Teriak Sulis namun aku tidak dengar.
Setelah aku dipanggil dengan nama Bang Romi, barulah aku tersentak dari lamunan ku.
Ada apa Lis, teriakku.
Itu,, itu,,, itu,,,,
Relax man, santai,, santai,,
Ini minum dulu, liss,,
Setelah meminumkan air mineral aqua, barulah sulis dapat berbicara...
Itu kan F.. A.. N.. I.. Jari telunjuk sulis mengarah posisi meja yang berada dipojok kanan.
Ga'mungkin lah itu fani, dia aja sekarang dirumahnya. Kata ku sembari berpikir bingung,
seperti nya macam si fani. Yuk kita Samperin..
Mengajak sulis untuk mendekati si fani.
Ayuk,, lah kata si sulis.
(Sulis dengan semangat nya menggandeng tanganku untuk menuju ke tempat fani duduk).
F.. A.. N.. I (Dengan suara serentak).
Eh.. Bang Romi.. Sulis
Ada Apa Ya Bang?? (tanya fani ke saya)
Lalu saya menjawab :
Kata bapak kamu pak jalil katanya kamu opname dirumah sakit, tujuan kami datang kemari untuk menjenguk kamu di rumah sakit.
Ga ' tau nya kamu berbohong dan ternyata kamu lagi enak - enak berbarengan dengan teman cowok mu ini. Kataku sedikit kesal.
Yuk lis kita pulang lalu kupegang tangan sebelah kiri sulis dan kami menuju keparkiran sepeda motor.
(Tanpa ada gangguan dari fani, kami lempang aja untuk menuju keparkiran sepeda motor, didalam hati saya berkata : berengsek kamu fani, kata nya kamu mau sehidup semati dengan ku ternyata kamu membohongi saya).

-------------------------------------
ACARA PERTUNANGAN

________________________

Didalam rumah sulis, kelihatan nya rame sekali.
(Pada saat itu aku membonceng adikku setelah aku membeli ayam potong di pasar mandala).
Sedetik kemudian aku menelpon sulis dan bertanya setelah dia mengangkat telepon dari ku.
Lis, di rumah kamu kok rame sekali, ada apa ya, tanya ku.
Oh,, itu acara pertunangan bang, jawab sulis.
pertunangan siapa, lis? tanyaku.
Udah abang kemari aja ntar sulis kasih tau keabang.
Setelah sampai nya ke rumah sulis namun sebelumnya aku sudah memulangkan adikku, dan akupun sudah wangi setelah aku mandi tadi
Alangkah terkejut nya aku, didepan aku dituliskan
***Pertunangan Romi dan Sulis***

Lalu tiba - tiba ada suara membisikkan: sayang ikut aku, dan tangan ku digandeng.
Ternyata sulis menggandeng tanganku, aku dibawa ke sebuah ruangan make-up.
Didalam sana aku dipermak abis sama penata rias.
Setelah wajah ku dirias oleh penata rias salon, aku disuruh pakai setelan jas yang berwarna hitam beserta dengan dasi kupu - kupunya, rasanya seperti mau pesta nikah aja.
Sulis mendatangi aku dengan gaun pengantin nya dan dia mengatakan kalo cincin ini dipakai untuk acara yang ada didepan sana.
kemudian kami berdua keluar menuju pelaminan, aku dan sulis dipersilahkan duduk oleh pembawa acara pelaminan dan kami berdua duduk dipelaminan itu.
kutengok banyak sekali peserta undangan nya.
Kemudian Ustadz memanjatkan doa untuk melancarkan acara pesta pertunangan ini, dan akupun diminta untuk melingkarkan cincin dijari manis sulis.
Setelah nya para undangan bertepuk tangan pertanda pertunangan ini sudah resmi terjadi.
Lantunan musik dimainkan oleh grup - grup band yang ada dikecamatan medan-tembung ini.
Kemudian Ustadz dan kedua orangtua sulis berembuk untuk menentukan hari dan tanggal yang bagus untuk pernikahan kami nantinya.
Sedangkan kedua orangtua ku sudah menyetujui acara pertunangan ku dengan sulis, mereka hanya menyerah kan semua ini kepada orang tua sulis.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience