Bab. XVI

Romance Series 7219

Aku Sulis merasa ada yang tidak beres dengan bang romi, Dari pertama kami masuk kedalam rumah pak. jalil, mata fani selalu ja melirik bang romi terus kalo bang romi mau makan diruangan dapur aku selalu aja dilarang fani untuk menyediakan makanan untuk bang romi alasannya bang romi hanya suka fani yang menyediakan makanan untuk nya. Aku waktu itu hanya masa bodoh ja karena kutahu bang romi bakalan tidak suka sama cewek selain aku.
Ketika aku dan bang romi lagi duduk - duduk santai dibelakang rumah pak jalil, Fani selalu risih melihat ku kayaknya dia cemburu deh sama aku, dia berpura - pura memberikan kopi white kepada bang romi sedangkan aku tidak ada apapun disuguhkan nya, jangankan kopi ataupun teh manis panas ja dia tidak mau buatkan. Yang engga' enaknya lagi bang romi dibeli kan rokok surya untuk nya. Setelah melayani bang romi dianya langsung masuk kedalam rumah.
Sudah cukup,,,, sudah,,,, aku engga' tahan lagi deh diperlakukan seperti itu aku harus bertindak sekarang juga.
Apa aku tanya saja sama bang romi, bisikku dalam hati dari pada dipendam - pendam kan sakit juga rasanya.
Bang romi,,,
i,,, ya say,,, ang, ada apa,,,? Tanya bang romi.
Abang sayang gak sama sulis?
Sayang bangeeeeeet deh, emang nya kenapa
saaaaayang? Tanya bang romi.
Aku orang nya ceplas ceplos atau bisa juga dibilang blak - blakan terus ku samperin aja bang romi dengan pertanyaan bertubi - tubi.
Abang apa pernah bercinta sama fani ____ sedikit curiga------ engga' pernah, kok gitu pertanyaan nya kan enggak enak nuduh orang sembarangan *dosa tau*.
Jujur aja deh ga'papa koq tanya ku balik sama bang romi.
Terus entah karena apa bang romi beranjak dari tempat duduknya terus dia pergi ke dapur kemudian dia menunjukkan sebuah pisau kearahku.
Kenapa abang bawa pisau tanyaku, Tapi sulis Gak perc@ya apa kata abang, kalo sulis memang ga' percaya sulis belah aja dada abang sekarang juga. Suara bang romi nembus sampai kesemua ruangan sehingga pak jalil, istrinya, anak - anak termasuk fani berdatangan menuju kearah kami.
Ada apa ini, nak? keeeenapa ribut - ribut kamu kenapa megang pisau rom tanya pak jalil.
Ini lho pak, masa si sulis tidak percaya sama cinta tulus ku ini, pak.
Aaa laaaa h anak muda cinta - cinta@n niyeee
nak sulis cinta romi memang tulus sama kamu, kamu tengok sendiri lah dia sudah megang pisau jadi cinta dia betul-betul tulus dan suci sama nak sulis.
Iya pak maafin saya, saya betul - betul tidak tau kejadian nya sampai seperti ini.
Nah kalo gitu kalian istirahat lah dulu, kemudian bu jalil memberikan segelas air putih untuk kami berdua agar kami tenang sedikit.
Maafin saya bang romi ternyata cinta abang suci dan tulus kepada ku.
kelihatan nya aku berhasil mengerjai fani, dia sedikit 'geram' setelah menengok kami berpelukan.
Aku dan bang romi duduk seperti tadi, bang romi minum kopi sambil menarik kenikmatan sebatang rokok.
Sedangkan aku hanya meminum air putih doang dan setelah itu akupun berpamitan sama bang romi. Say@ng aku pergi kekamar duluan ya, okey sayang jawab bang romi, dikejauhan aku melihat fani mengepalkan tangan nya, pertanda dia itu cemburu sama ku sedangkan aku cuek - cuek aja sih biarkan saja dia melihat kami bermesraan, toh dia punya mata,,,, kan.
Didalam mimpi tidurku, aku melihat bang romi duduk dengan santainya sambil menghisap rokok dan menghayati nikmat nya asap rokok yang keluar dari hidungnya.
Dialam mimpiku bang romi tidak memakai busana sehelai benang pun. penasaran akupun mendekatinya, semakin dekat dengan tubuh bang romi semakin tidak diketahui nya, kutepuk bahu nya dia tidak menoleh. Untuk kedua kalinya, dia memutar kepala dan ini terlihat lebih seram kelihatan nyata wajah bang romi seperti hantu yang sangat menakutkan.
wajahnya jelek penuh dengan nanah, akupun menjadi takut melihat nya, aku lari ke rumah pak jalil dan akupun tersentak dari mimpi ku ketika bang romi memukul bahuku, akupun lari tunggang langgang ke rumah gudang pak jalil. Disana aku pun masih dikejar dan diteriakin
*S,, U,, L,, I,, S S,, A,, Y,, A B,, A,, N,, G R,, O,, M,, I*
Saya terpojok sambil memicingkan mata, terus saya merasakan lidah ini ada yang menggerakkan ternyata dia bang romi, aku tersadar disaat aku merasakan lidahku ada yang menghisap - hisap lidahku.
Bang romi membuka sleting celana dan mengeluarkan rudalnya, supaya aku bangun dan tersadar dari mimpi yang masih menyelimuti ku.
Ada suara dari luar gudang yang terdengar oleh kami dan kami pun memberhentikan permainan ini.
Bang rom, besok kita pulang yuk, tanya ku sama bang romi, ayok lah dek kalo itu mau nya adek besok kita pulang ke rumah.
kemudian kami keluar dari gudang dan kami sudah ditunggu sama keluarga pak jalil diluar ini. Dan kami pun membilangkannya sama pak jalil setelah kami menceritakan kalo sulis hanyalah terbawa mimpi.
Sebelum kami berangkat pulang, aku mempersiapkan dan juga merapikan pakaian aku dan bang romi.
Sebelum kami berangkat keluar, keluarga pak jalil menangis termasuk fani tangisannya luarbiasa seakan - akan tidak mau mengizinkan bang romi pulang bersamaku.

Tolong divote dan dikomen ya guys. Terimakasih.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience