Setelah kusimpan no wa fani, Aku pun pergi berkata kepada fani 'sebentar ya fan, aku pergi melihat sulis, apa sudah siap barang - barang yang ditas lis, tanya ku sama sulis. Belum bang rom, coba ambil baju dan celana dijemuran halaman belakang kayak nya sudah kering, baik lah sulis abang ambilkan.
Sore pukul 18.00 wib, aku dan sulis pamitan pulang, kami berdua menyalami amplop kesemua keluarga pak jalil. Kutengok semuanya menangis, juga fani airmata nya jatuh banyak sekali.
kami berdua berjalan menuju sepeda motor yang terparkir dihalaman depan rumah pak jalil, pedal gas kutarek pelan setelah tombol starter kupencet. kami pulang sekarang pak jalil, terimakasih kebaikan bapak, assalamualaikum seraya kujalankan motorku, Wa'alaikumsalam jawab pak jalil dari kejauhan.
(wa..h ganteng sekali abang tuh, gumamku dalam hati, pak.. pak ada yang datang. ku panggil bapak malah ibu yang datang, siapa yang datang nak tanya ibu, itu bu cowok dan cewek yang mencagakkan motornya dihalaman kita, tanpa berpikir panjang kubukakan pintu sambil membalas salam, silahkan masuk abang - kakak, terimakasih apa ada bapak dek tanya abang tuh dan aku terdiam sesaat sambil melihat senyum abang yang manis, kapan ya aku bisa menikmati bibir manis abang tu terus abang tu menggoyang bahu ku seketika lamunan ku hilang dan aku pun tersadar. Sebentar ya kupanggilkan bapak, iya jawab abang tu. Setelah abang dan kakak tu masuk, mereka pun duduk dikursi sofa ruang tamu rumah kami, akupun menyalami mereka (abang dan kakak tu) perkenalkan kak, bang namaku fani iya fan namaku romi dan ini sulis calon istri abang, karena enggak senang dibilang calon istri abang, kak sulis pun menyikut perut buncit bang romi pertanda tidak suka akan pembicaraan bang romi tadi. kemudian akupun pergi kedapur untuk memasak makanan yang sudah dipesan tadi.
Tiba - tiba saja ibu menyuru saya untuk pergi ke ruang tamu.
ada apa bu tanyaku, enggak ada apa - apa nak jawab mama yang tahu akan kemauanku kepada bang romi.
Tolong antarkan tamu kita ni bang romi keatas, kayaknya bang romi sudah terlalu capek diperjalanan tadi, iya ma jawabku dengan semangat. Bang romi membawa tas ransel nya keatas dan aku sendiri berada didepan untuk memandu bang romi keatas kamar eeeee kayak belboy hotel aja.
silakan masuk bang romi dan aku pun membuka pintu kamar dengan senyuman terindahku.
Disaat bang romi ter engah, entah ini nafsu atau ini yang dikatakan cinta, aku tak peduli. kucium dan kulumat bibir bang romi, rasanya kok manis ya. kebanyakan cowok rasa bibir nya pahit, masa bodoh, aku terus melumat dan melumat bibir bang romi semakin lama semakin manis rasanya. Dan terjadi lah sesuatu yang tak diinginkan.
Bang romi kewalahan, permainan nya tidak seimbang dengan saya, sebab nafsu saya begitu besar sehingga rudal bang romi mengeluarkan cairan dengan cepat.
Bersambung di chapter berikutnya. Saya berharap ada yang vote disetiap bab cerita, begitu juga dengan kolom komentar tolong diisi agar saya tau kesalahan dari kisahcerita ini. Terimakasih.
Share this novel