akhirnya kami sampai ditempat pemandian pantai casanova/ kasan. Sepeda motor pinjaman ini kuparkirkan pada tempatnya, sulis sudah menunggu diluar tempat parkiran (yang mana ia sudah saya turunkan disamping pintu masuk dan keluar motor). cepat sikit jalannya napa tanya sulis, iya bawel sangat kau ni kayak mamak - mamak, gertakan ku sama sulis. Aku udah gak tahan neh rom, kata sulis. Gak tahan apa tanyaku, sulis menjawab Aku mau berak ( boker) udah enggak tahan, dimana ada wc tanya sulis. Untung saja ada bapak - bapak kebetulan mau lewat, ada apa nak tanya bapak tersebut, (sebetulnya sulis mau menjawab tapi segan sama bapak itu lantaran bapak tu sudah tua dan pasti mengira sulis tidak menghormati nya dengan cakap berbahasa kotor).
Maaf pak, sebetulnya pacar saya ini mau pergi ke toilet, apa bapak tau tempat toilet itu tanyaku kebapak itu. Sebelah sana nak lurus mentok, belok kiri lalu belok kanan terus belok kiri. kok jauh amat sih pak tanyaku, ya begitu lah dek, bapak pergi dulu ya, iya pak jawabku.
kayak nya bapak itu pendatang juga lagi pula mana ada toilet sejauh itu, pikirku. lis yuk kita cari disekitar sini manatau ada tanyaku ke sulis. Tanpa diduga pertolongan Allah pasti ada, ku melihat orang - orang disekitar sana keluar masuk kamar mandi, itu pasti toilet pikirku. lis akhirnya kita nemukan toilet juga, yuk kita kesana, ajakku ke sulis. Iya rom kesana yuk. (aku dan sulis langsung pergi menuju toilet, sulis masuk toilet, aku jagain dia diluar toilet).
Setelah itu aku dan sulis mau menyewa pondok tapi harga sewanya mahal, ada yang Rp.100.000,-
ada yang Rp. 85.000,- dan ada yang Rp. 70.000,-.Akhirnya ada yang murah tapi bapak nya enggak tega nengok kami, kenapa demikian sibapak enggak tega karena yang diomongi sibapak adalah sebuah gubuk seperti kandang ayam, mau gak mau dengan terpaksa kami menerimanya. Silahkan masuk dek tapi bayar dulu uang pondoknya, berapa pak tanyaku Rp. 25.000,- aja dek jawab sibapak. Aku hanya bawa duit Rp. 50.000,- mau gak mau kuserahkan aja sama bapak itu dan kuminta kembaliannya sama bapak itu.
Sulis kutengok jengkel melihat ku, apa pula kau sewa kandang ayam nih emangnya kita binatang apa, sulis bertanya samaku. sabar.. sabar sayangku (kucium keningnya) semua ini nanti ada hikmahnya. (tak berapa lama kemarahan sulis mereda perlahan).
yuk kita masuk sayang (sebelumnya kubukakan pintu semacam jendela dan kutahan dengan tongkat panjang). Sulis membukakan sepatu yang dia pakai, rom emangnya kamu bawa uang berapa tanya sulis, jangan kau pikirkan sayang (kuhapus - hapus pipinya). kalo gitu beli jagung bakar ya, iya lis kubelikan nanti (aku berbisik ketelinga sulis, bisikanku bagaikan angin membelah suasana sehingga membuat sulis bagai terkena hipnotis, dia memejamkan mata seperti mengerti kemauanku, kujulurkan lidahku kepipi sulis, air liur ku mengikuti lidah yang berjalan menuju bibir sulis yang tipis, permainan sedang dimulai, kemudian bibir kami bertarung saling menjilat, tak puas lidahku menggarap gunung kembar milik sulis, kugigit pinggiran daging gunung sebelah kanan, kedua bibir ku menekan, bibir atas menempel dan bibir sebelah bawah menghisap udara - udara kotor yang melekat dipinggiran daging gunung, sangkin
enaknya sulis mendesah kencang sehingga suara desahan terdengar keluar), kami pun panik setelah penjaga pondok menarik kuat pintu yang terbuat dari tepas itu terbang keudara dan kami pun kewalahan terutama sulis gunung kembar nya kelihatan sama bapak yang punya pondok, baju yang ada dibelakangnya kuambil dan kuberikan kesulis supaya dia tidak kedinginan.
Bersambung... kalo suka tolong divote ya Terimakasih.
Share this novel