Bab. I

Romance Series 7219

Aku adalah seorang toke kain disalah satu pusat perbelanjaan dikota Medan, aku menjadi toke berkat Almarhum Ayahku.
sebelum menikah dengan isteriku, aku belajar terlebih dahulu ditoko Ayahku. dimulai dari cara melipat seprei sampai melipat kainsarung, cara menyusun barang - barang seperti: seprei, bedcover, kain sarung, kain panjang dan juga teluk belanga.
menghitung satuan dan juga kodian, semua aku harus tau.
Panggil saja nama ku Romi, aku adalah anak pertama adikku ada empat orang. Dua laki-laki dan dua perempuan.
Gajiku dihitung dari laba toko tiap harinya, dan modal diperhitungkan untuk Ayahku.
karyawan toko yang ditempat aku jaga berjumlah lima orang, Alm. Ayah mempunyai toko sebanyak delapan toko, punya sendiri ada lima toko dan toko yang kami sewa ada tiga toko.
jadi total karyawan toko Alm. Ayahku ada tiga puluh karyawan, setiap karyawan tugasnya berbeda - beda. ada sebagai kasir, manggil orang lewat dan juga menjualkan barang-barang.
Harga barang waktu itu terbilang sangat murah ditahun 2002 silam, contohnya pada saat itu harga seprei my love mencapai Rp. 75.000/potong.
harga kain sarung Rp
30.000/ potong
dan lain sebagainya.
Ayahku seorang pejuang rupiah, dulu nya Ayah ku seorang penjual teh tong(pahit) terus Ayahku punya modal jualan kain. Ayahku punya emakangkat orang nya baik sekali, dia meminjamkan tokonya kepada Ayahku terus berjualanlah Ayah disana.
lama-kelamaan Ayahku membuka toko sendiri juga dilengkapi dengan barang-barang.
sebenarnya aku sejak kecil sudah ikut alm. Ayah
berjualan, tugas ku angkat seprei doang kalo yang lainnya tidak diperbolehkan ayahku. Romi kesini dulu bentar, iya Yah ada apa tanya ku ke Ayah Apa kau sudah paham cara mengikat seprei sebanyak dua puluh buah, tanya Ayah lagi keaku. Belum Yah Aku belum paham untuk mengikat seprei dua puluh buah jawab aku bingung soalnya Ayah mengajariku cuma lima buah seprei saja. Begini caranya pertama tali plastik ini kau bentangkan sejajar terus disisi kanan ini kau masukkan lima buah seprei dan untuk disisi kiri kau masukkan juga lima buah seprei terus kau tarik sisi kiri dengan kuat dan disisi kanan menahan kau temukan antara sisi kiri dan juga kanan terus kau putar sisi kiri dan kanan dengan ketat jangan kendor tali disisi kiri kau masukkan kelubang sisi kanan terus disimpulkan ketat dan terus kau balikkan posisi bawah naik keatas dan kemudian kau tarek tali disisi kiri dengan kencang terus diposisi tali kanan kau simpulkan ketat terus bisa diikat hidup atau simpul ikat mati.
Sampai disini apa kau sudah paham tanya Ayah, sebetulnya sih aku belum paham karena takut akan Ayah marah jadi aku paham - paham aja. Kami tutup toko jam 17.00 Wib dan besok buka pada jam 9.00 Wib.
pas toko akan mau ditutup aku pura - pura sibuk untuk mengangkat barang diluar disusun kedalam, untuk jadwal ini posisi Ayahku berada didalam aku hanya tinggal melempar dari luar kedalam. Pintu toko kami sudah kelihatan tertutup namun juga belum digembok setelah semua pintu toko tertutup rapat barulah Ayah menggembok tapi untuk s.o.p nya sesudah ditutup rapat besi penengah dimasukkan kecantolan besi kemudian lalu digembok Ayah. setelah semua nya tergembok aku berpikir untuk mengasih Ayah gemboknya Ayah tinggal mengunci gemboknya.
Aku dan Ayah pergi kebawah untuk mengambil motor setelah semua tergembok.
Aku dan Ayah pulang ke rumah dengan membawa vespa, sesampainya dirumah aku pergi mandi dikamar mandi. Setelah ku keluar dari kamar mandi, aku menuju Kamar tidur dan berpakaian rapi termasuk kain sarung, teluk belanga dan juga peci. Sambil menunggu sholat maghrib aku disuruh Mama untuk makan bareng keluarga, menu makanan banyak sekali seperti macam-macam ikan, daging rendang, telur, jengkol, terasi dan juga berbagai sayuran. Mama bilang keaku jangan makan dulu Ayah dan adikmu belum datang kesini. Sementara Mama bilang begitu Ayah dan adiku langsung datang ke meja makan. Ayah makan daging rendang, adik - adikku makan ikan dan sayur dan aku sendiri makan ikan, jengkol dan sayur.
Adzan berkumandang dimesjid tandanya sholat maghrib sudah tiba, kemudian Ayah, Mama dan adik-adikku pergi ke mesjid untuk sholat maghrib barengan.
Selesai sholat maghrib, kami sekeluarga pulang ke rumah untuk beristirahat. Gunawan, Dian(adik ketiga) berlatih bermain catur dan yang lainnya seperti Rini(adik keempat), Rani (adik kelima) sedang bermain petak umpat bersama teman - teman nya sedangkan aku sendiri mengawasi Rini dan Rani bermain.
Jam menunjukkan 21.00wib sudah waktunya Rini dan Rani pulang ke rumah, bila mereka nyasar atau tidak pulang aku akan habis dimarahi Mama. Pernah hari tuh Rani enggak pulang gara - gara ngambek uang jajan gak dikasih Mama aku mencarinya enggak dapat - dapat sampai besok nya Rani ternyata nginap dirumah Pak Anto tetangga sebelah kami. Kata Pak Anto Rani enggak dikasih uang jajan sama Mama kalian jadi dia marah dan enggak mau pulang dan kami sekeluarga sudah menyuruh dia untuk pulang tapi dia tidak mau pulang terus kami biarin aja dari pada dia marah - marahi kami disini kan enggak enak.
Pukul 22.00Wib kami semua udah pada tidur dikamar, pernah hari tu Dian tidur sambil berjalan kekamar mandi sendirian gunanya untuk kencing pun sambil tidur, aku pada waktu itu lagi minum air di lemari es, aku hanya perhatiin aja bagaimanapun dia berjalan, kencing seolah seperti mata sudah terbuka padahal dia sedang dalam keadaan tidur, kok bisa ya, aneh.
Jam sudah menunjukkan 4 pagi Mamapun sudah bangun dari tempat tidurnya, seperti biasanya melakukan aktifitas dipagi hari memasak, nyapu dan juga ngepel.
Rini dan Rani pun masih tertidur lelap, mereka berdua masih ngompol dicelana padahal mereka berdua bukan anak bayi lagi.
Mama Marah - marah kalo melihat mereka berdua ngompol, dinasehati malah nangis, bingung Mama nengok mereka berdua, terlalu cengeng kali.
Tugasku adalah membangunkan Gunawan dan Dian, mereka sudah agak besar bisa mandi sendiri kalo dibilang anak kecil mereka berdua marah lho.
Setelah Gunawan dan Dian selesai mandi barulah aku mandi, selesai dari kamar mandi akupun memakaikan baju dan celana seragam sekolah setelah itu memasukkan buku yang sudah terjadwal kedalam tas sekolah. begitu juga dengan Gunawan dan Dian mereka pun sudah ready untuk pergi ke sekolah.
Sepeda motor yang sudah terparkir kunyalakan kutunggu kedua adikku sedang memasang sepatu sambil mesin motor panas. segera kami berangkat pergi ke sekolah, jarak sekolah Gunawan dan Dian sangatlah dekat kira - kira 500meter dari rumah.
Bersambung..
kalo suka tolong divote. .
Terimakasih

Setelah kuantar Gunawan dan Dian kesekolah mereka masing - masing, akupun menuju pergi kesekolah ku. sesampainya disekolah, aku parkirkan motor ku dan akupun menuju kekelas. Pintu kelas ditutup dan dikunci Pak. Sanusi, itu tandanya pembelajaran telah dimulai. Tok... tok... tok (suara ketukan) masuk kata Pak Sanusi, kemari kau kenapa kau langsung duduk saya tidak ada nyuruh kamu duduk kata Pak Sanusi apa kamu tau apa kesalahan kamu tanya Pak Sanusi, iya Pak saya tau saya terlambat masuk kekelas sekolah, Pak.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience