14

Crime Completed 2240

Sarah dan Qaseh segera berlari mendekati Aira sebaik melihatnya keluar dari tandas. Terkejut Aira dibuatnya.

" Aira , awak nak kami buat apa ? " Soal Qaseh takut.

" Aaaa mandikan mereka dulu boleh. Lia awak menyapu boleh ? Saya nak periksa sesuatu. " Pinta Aira lemah.

Qaseh , Sarah dan Auliya mengangguk sebelum bergerak mengikut arahan Aira. Aira bertatih menuju ke ruangan kecil yang direka oleh Roy. Baru beberapa langkah , Aira sudah tidak mampu. Perlahan - lahan dia melorot ke lantai sebelum merangkak dan mengesot di lantai.

Tiba - tiba seorang lelaki masuk dan memerhati sekeliling. Aira hanya diam membiarkannya. Auliya memandang Aira sebelum meneruskan tugasnya. Qaseh dan Sarah terus leka dengan kerja mereka.

" Bawa masuk. " Arah lelaki tadi sebelum beberapa orang lelaki lain masuk membawa meja patah , tilam nipis , besen besar , baldi , bantal dan beberapa plastik makanan.

Mereka keluar tanpa sepatah kata sebaik meletakkan barangan tersebut di lantai. Pintu ditutup kasar. Auliya terkaku sebelum memandang Aira.

" Bawa ke sini makanan itu Lia. Nanti tilam dan bantal letak dalam almari. Meja itu nanti kita baiki. " Kata Aira sebelum tersandar lemah di dinding.

" Aira nak letak mereka di mana ? " Soal Qaseh sambil memapah seorang perempuan lengkap berpakaian.

" Letak atas tilam sebelah ini. " Kata Aira sambil menunjuk ke arah ruangan sebelahnya.
Auliya segera memunggah makanan kepada Aira sebelum bergegas menyimpan tilam dan bantal.

Aira berusaha sedaya upayanya menyusun makanan yang dihantar sebentar tadi ke dalam almari tanpa pintu di sebelahnya.

" Sarah tolong cucikan tong plastik dan polisterin itu. Bekas - bekas itu pun. Nanti lap dengan kain dalam almari. Lia hulurkan besen dan baldi itu. " Pinta Aira sebaik melihat mereka sudah selesai dengan tugas mereka.

" Saya nak buat apa ? " Soal Qaseh bersemangat.

" Bentangkan karpet itu boleh ? Tapi simpanlah dulu barang - barang yang bersepah ke dalam almari. Hos getah itu letak sini sahaja. " Soal Aira sambil mengemas.

" Meja ini ? " Soal Sarah tiba - tiba.

" Letaklah tepi dulu. Dah siap kemas baru baiki. " Kata Aira sambil mengeluarkan peralatan untuk memasak.

" Siapa pandai memasak ? " Soal Aira tiba - tiba. Semua terdiam kaku memandang satu sama lain sebelum tersengih. Aira menggelengkan kepalanya perlahan.

" Tak apalah. Baikilah meja itu , saya masak. " Putus Aira.

" Mana kami pandai bertukang. " Bangkang Auliya tiba - tiba.

" Alah ketuk paku dan potong kaki meja sahaja bukan bertukang beria sangat. " Pujuk Aira lembut.

" Okeylah. " Kata Auliya mengalah.

" Lia roar. " Kata Aira seraya tersenyum.

" Tak laratlah lapar. " Kata Auliya sedih.

" Cepat buat kerja cepatlah makan. " Pujuk Aira sayu.

" Baik bos. " Sahut Auliya sebelum bergegas bekerja.

Meja dibaiki dengan drama air mata. Berulang kali Auliya tertukul jarinya sendiri. Manakala Qaseh terhiris jarinya dengan gergaji. Kelam - kabut Sarah membantu merawat mereka.

" Aira sofa buruk ini letak mana ? " Soal Auliya sebelum menyepak bucu sofa.

Terlompat - lompat Auliya menahan rasa sakit di kakinya.

" Letaklah tepi dinding itu. Jangan rapat sangat dengan almari. Sepak lagi. Selamba badak air kau sahajakan ? " Bebel Aira.

" Ooo kalau badak ini sondol kau sekejap lagi tahulah nasib kau. " Jawab Auliya geram.

" Sondol - sondol bukan badak itu seladang. " Sampuk Sarah sebelum membuat aksi hidung kembang kempis.

Mereka tertawa perlahan. Auliya tersenyum sebelum mula menyanyi lagu kegemarannya ' roar ' sambil menolak sofa mengikut arahan Aira.

" Sarah bawa meja itu satu ke sini dan sambungkan hos ini dengan paip tandas. " Pinta Aira.

Sarah segera mengangkat meja sementara Qaseh menyambungkan hos. Auliya segera berlari mendekati Aira sebelum duduk bersimpuh. Sarah dan Qaseh turut duduk mengerumuni Aira.

" Eh , kenapa ini ? " Soal Aira pelik.

" Lapar. " Sahut Auliya lemah.

" Alahai , kesiannya. Ambil roti dalam almari , makanlah nanti tolong saya memasak ya ? " Pujuk Aira.

Auliya segera bangun sebelum bergegas mengambil roti. Roti segera dibuka sambil berjalan sebelum diletakkan di atas meja. Auliya makan dengan rakus sebelum air matanya mengalir perlahan.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience