16

Crime Completed 2240

Aira membongkok mengelap betisnya sebelum terpandang bayang - bayang seseorang di belakangnya. Bergegas Aira berpaling memandang siapakah yang berdiri di belakangnya. Terundur Aira dek terlalu terkejut.

" Kau nak lari mana haa ? Boleh tahan cantik badan kau. Patutlah Roy tergila - gila. " Kata lelaki tadi sebelum menjilat bibirnya.

Aira semakin takut. Kelam - kabut Aira berundur sehingga tak sengaja melanggar rak barang mandi. Bunyi barang jatuh yang kuat menyebabkan Auliya berlari ke arah pintu sebelum cuba membukanya. Sarah dan Qaseh hanya mengekor sambil memegang tangan satu sama lain.

Roy yang baru sahaja ingin menyalakan rokoknya berpaling berang sebelum meluru membuka pintu. Pergerakan pintu yang tak dijangka menyebabkan Auliya terhantuk. Auliya terundur menahan sakit sebelum Qaseh berlari ke arah Roy.

" Awak tolong Aira. " Pinta Qaseh takut.

" Jaga Aira seorang pun payah ke ? " Bentak Roy sambil meluru ke arah tandas.

Lelaki tadi menahan Aira di dinding sambil merenungnya tajam. Rakus memerhati tubuh lemah Aira.

" Tolong jangan apa - apakan saya. Tolong saya merayu. " Rayu Aira terketar - ketar.

Tangan disatukan Aira sambil menangis menahan sendunya.

" Alah bukan susah pun layan aku. Anggaplah aku Roy. " Kata lelaki tadi sebelum menyeringai.

Aira menggelengkan kepalanya perlahan sebelum lelaki tadi bertindak memeluknya erat. Leher Aira dikucup rakus sebelum Roy bertindak menarik lelaki tadi. Roy menumbuknya bertubi - tubi. Aira terduduk longlai.

" Apa lagi masalah kau hah Qil ? Aku dah kata bukan aku yang bunuh dia. Yang kau nak berdendam dengan aku kenapa ? Aku tak kacau dia pun ! " Marah Roy setelah menumbuk Qil sehingga dia terjelopok.

" Hahaha kau marah aku sebab perempuan itu ? Roy kita dah bertahun berkawan tapi kau lebihkan dia ? " Sindir Qil geram.

Roy menarik nafas dalam sebelum melepuk dahi Qil geram. Dia menarik tubuh Qil bangun sebelum menariknya keluar.

Sebaik sampai di luar , Roy memeluk tubuh Qil kejap. Auliya berlari masuk ke tandas mencari Aira. Tubuh Aira menggigil dipeluknya dan dipakaikan pakaian.

" Aku tahu kau sedih tapi tolonglah percaya yang aku tak pernah sentuh pun dia. Dan perempuan yang kau sentuh tadi tak bersalah langsung. Dia yang rawat budak kau. Yang mandikan , beri makan. Aku harap kau tabah. " Kata Roy tegas sebelum menepuk belakang badan Qil.

Qil menangis menahan rasa sebelum Roy masuk meninggalkannya. Auliya gigih memapah Aira sambil dibantu Qaseh dan Sarah dipandang sepi oleh Roy. Langkahnya diatur ke ruangannya.

Sarah dan Qaseh menahan geram melihat perlakuan Roy.

" Letak sahaja dia di dalam almari itu. Jangan masuk ke ruangan aku. Tutup pintu sekali. " Arah Roy dengan mata yang tertutup rapat sebaik pintu almari dibuka tiba - tiba.

Qaseh , Sarah dan Auliya terkedu sebelum terpaksa menurut arahan Roy. Di dalam hati mereka berbakul - bakul makian dilontarkan kepada Roy.

Aira bersujud menangis menahan segala seksaan yang menghentam jiwanya. Roy segera bangun menuju kepada Aira. Belakang dada Aira diusapnya lembut menyebabkan Aira mengangkat kepalanya perlahan.

Roy menyelitkan rambut Aira ke belakang telinga sehingga memperlihatkan kesan merah dan lebam dek perbuatan Qil tadi. Roy memeluk tubuh Aira erat.

" Dah - dah. Aku ada. Lupakan apa yang dah jadi. " Bisik Roy lembut.

Aira memandang Roy kecewa. Semudah itu dia memintanya melupakan segalanya.

" Duduk. " Arah Roy tiba - tiba. Aira hanya menurut sebelum tiba - tiba Roy mencempung tubuhnya dan dibaringkan ke atas sofa.

Roy keluar dari ruangannya meninggalkan Aira menuju ke ruangan sebelahnya. Kedudukan almari diubah untuk meluaskan ruang dalam ruangannya. Roy kembali ke ruangannya sebelum memandang Aira yang terkebil - kebil memandangnya. Dia meneruskan kerjanya tanpa menghiraukan Aira.

Aira hanya diam memerhati tindak - tanduk Roy. Tiba - tiba Roy berpaling memandang tajam sambil mendekati Aira. Aira ketakutan menjadi tidak keruan. Cepat - cepat Aira duduk di sofa dan menunduk ke bawah laksana seorang pesalah.

" Kenapa bangun ? " Soal Roy garang.

Aira terus diam menunduk.

" Baringlah. " Arah Roy tegas.

Aira menggelabah menggelengkan kepalanya perlahan.

Roy memandang Aira tajam sebelum meletakkan kakinya di sebelah tempat duduk Aira.

" Betul tak nak baring ? " Soal Roy nakal.

" Tolonglah jangan apa - apakan saya. " Rayu Aira sambil menangis teresak - esok.

Roy senyum menahan tawanya.

" Aku tak buat apa pun lagi. Yang kau menangis kenapa ? " Soal Roy sengaja.

Aira terkedu mengelap air matanya sebelum Roy menolak sofa yang didudukinya berpaling menghadap pintu dan berlalu keluar. Aira terdiam dek terlalu terkejut.

Roy kembali masuk ke ruangannya sambil membawa meja yang telah dibaiki Aira sebelum meletakkannya di hadapan Aira. Roy diam sambil sibuk meletakkan makanan di atas meja.

Aira segera bangun membantu Roy namun pintu almari ditahan oleh Roy menyebabkannya sekali lagi terkedu. Berkali - kali Aira menolak pintu namun gagal. Aira kembali duduk di sofa kelelahan sebelum kembali berbaring. Selang beberapa detik Aira terlena dengan sisa air matanya. Sendunya masih kedengaran.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience