18

Crime Completed 2240

Roy membuka pintu tandas sebelum berpaling memandang Aira yang kaku termenung.

" Tunggu apa lagi ? Jomlah keluar. " Soal Roy pelik.

" Aaa awak makan dulu boleh ? Saya ada sesuatu kena buat. " Pinta Aira gelisah.

" Apa hal pula ? Kau ini macam - macam hallah. Aku lempang nanti. Baik kau cakap kau nak buat apa ? " Marah Roy dengan suara sehabis rendah.

Aira diam menunduk.

" Aku tanyakan jawablah. " Marah Roy sambil mencengkam dagu Aira.

" Aaa. " Sarah menjerit kesakitan menyebabkan Aira segera berpaling cuba mengintai.

" Aku depan kau. Tak payah nak sibuk tengok orang lainlah. Tugas kau layan aku bukan jadi pembela semua orang. Pandang aku. Jawab soalan aku. " Kata Roy menahan amarah yang
. Giginya diketap kasar.

" Maaf. Saya ada hal perempuan sahaja. " Kata Aira takut - takut.

" Kau datang kotor ? Apa hal tak cakap awal - awal. Tunggu sini. " Marah Roy lagi.

Aira menundukkan wajahnya yang mulai kemerahan menahan malu. Roy segera kembali ke ruangannya mengambil sebungkus tuala wanita dan plastik sampah.

Sebaik menyerahkan keduanya kepada Aira , Roy bersandar pada dinding dengan muka kelat. Aira segera menyelesaikan masalahnya sebelum keluar menemui Roy.

" Dah cuci tangan bersih - bersih ? Aku dah kebuluran tunggu kau yang lembab ini. " Soal Roy dingin.

" Dah. " Jawab Aira serba salah.

" Cepat sikit. " Kata Roy garang.

Qaseh dan Auliya memandang langkah Roy dan Aira sebelum disergah Roy.

" Pandang apa ! Aku suruh buat apa ? " Herdik Roy baran.

Aira menunduk lemah mengekor langkah Roy menuju ke ruangannya. Roy menjeling Aira tajam sebelum tiba - tiba berhenti melangkah. Aira terlanggar Roy secara tak sengaja.

" Bawa perempuan itu keluar. Bunuh dia di luar. Jangan kotorkan bilik aku dengan darah dia. " Kata Roy berang sebelum masuk ke ruangannya.

Aira terkedu sebelum melangkah terpaksa ke dalam ruangan Roy. Tubuh Sarah yang diseret keluar dipandang kejap

" Duduk. " Arah Roy yang sedang sibuk berbalas mesej di telefonnya.

" Makan. " Arah Roy dengan muka serius sebelum diam menjamu selera.

Aira hanya menurut arahan Roy untuk menggelakkan masalah. Sedang Aira leka mengisi perutnya , Roy tiba - tiba berdehem sebelum berhenti makan. Wajah Aira dipandang serius.

" Siapa yang masak ini ? " Soal Roy tegas.

Aira tersedak sebaik mendengar soalan Roy.

" Kau yang masak ? " Soal Roy lagi.

Aira mengangguk perlahan.

" Lain kali jangan nak masak menu yang sedap sangat. Tak larat aku nak tanggung tekak kau semua. Tahu mengcekik sahaja. " Kata Roy tegas.

" Ya. Saya masak ini untuk jimatlah. " Gumam Aira lemah.

" Kau kata apa ? " Soal Roy tegas. Matanya tajam mencerlung wajah Aira.

" Haa. Tak ada apa. " Jawab Aira menggelabah.

" Kau jangan nak menipu aku. " Tengking Roy sebelum menepuk kuat meja.

" Tak. Tak. Saya kata ya nanti saya masak yang tak guna banyak bahan. " Kata Aira tersedu - sedu.

Roy diam memerhati Aira menangis hiba sebelum dadanya terasa perit.

" Dah tak payah nak menangis sangatlah. Makan cepat. Nanti ambil barang kau pindah ruangan sebelah untuk sementara waktu. " Kata Roy sebelum bangkit menuju ke tandas.

Aira segera menyeka air matanya sebelum segera menghabiskan sisa nasinya. Tekaknya terasa pahit dek kata - kata Roy sebentar tadi.
Mujurlah baki nasinya hanya tinggal beberapa suap. Aira segera menggemas meja dan menyimpan baki makanan tadi.

Roy tiba - tiba masuk kembali dengan muka kosong. Aira mengabaikannya. Roy duduk di tepi katil diam seribu kata.

" Ingat pesan aku. Tak payah nak seronok sangatlah bila aku suruh kau duduk ruang sebelah. Arahan dan larangan aku masih berjalan walaupun kita tak tidur sekali. Ingat sikit kau itu milik aku. Tak ada oranglah nak orang yang dah ditebuk tupai. " Kata Roy sengaja.

Aira diam menahan perasaannya.

" Lebam dekat dada kau dah hilang ? Kalau belum bolehlah tengok bila rindu belaian aku. " Kata Roy memprovok.

Air mata Aira tumpah sebaik mendengar perkataan ' belaian ' dari mulut Roy. Langkah segera diatur menuju ke tandas untuk menyelesaikan kerjanya.

Sebaik masuk ke tandas , Aira mengelorot menangisi nasibnya. Namun tiada nilai jutaan titisan air matanya tatkala berhadapan dengan binatang yang bertopengkan manusia. Sehina - hina binatang di mata manusia hina lagi manusia yang bertuhankan nafsu.

Roy berbaring tenang menanti Aira kembali dengan reaksinya. Senyuman tipis bermain di bibirnya.

' Kau ingat semudah itu sahaja kau nak bebas dan tenang tanpa aku ? Kau silap besar Aira. Tak kisah kau di mana , aku akan tetap jadi bayang - bayang kau. ' Fikir Roy dengan senyuman sinis di bibirnya.

Aira bangkit dengan hati yang lara segera menyiapkan tugasnya sebelum segera menuju ke ruangan Roy. Aira segera mengambil pakaiannya.

Sedang Aira leka mengemas pakaiannya , Roy tiba - tiba meraba belakang badannya. Aira diam terkaku terkejut. Roy mengelus lembut rambut Aira sebelum mengucup pipi Aira lembut.

Aira cuba menjauhkan diri sebelum Roy menarik rambutnya. Aira kaku menahan perit.

" Kau tetap milik aku. Larilah sejauh yang kau nak. Aku tetap ada walau dalam mimpi kau. Kau fikir kau cantik sangat ke ? Saiz kau kecil tahu. Kira beruntunglah ada juga yang nak sentuh kau. " Bisik Roy di tepi telinga Aira sebelum menjilat pipi tepi telinga Aira.

Aira sedaya upaya menahan tangisnya tatkala mendengar kata nista yang keluar dari mulut Roy. Matanya dipejam rapat sebelum terbuka terkejut dengan tindakan Roy meramas dan menepuk - nepuk punggungnya.

Aira segera bangun untuk turun dari tilam sebelum ditarik semula oleh Roy. Aira terpaling secara tak sengaja menghadap Roy.

" Nak ini. " Kata Roy lembut sambil menyentuh bibir Aira.

" Tolonglah jangan. " Kata Aira sayu.

Roy menampar pipi Aira menyebabkan Aira tergolek jatuh ke lantai. Air mata Aira mengalir deras menahan rasa sakit.

" Berambus kau. " Tengking Roy garang.

Aira segera merangkap keluar dari ruangan Roy dengan pakaiannya yang bersepah - sepah.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience