" assalamualaikum ayah. "
ucap seorang gadis cantik yang menggunakan cadar, yang baru saja sampai di sebuah restoran bersama ibu nya.
" waalaikumsalam nak, duduk lah Aisha. "
jawab ayah Aisha secara bersamaan dengan teman nya paruh, yang ikut menjawab salam dari Aisha.
" apa sudah lama mas, maaf kami baru saja datang, karna tadi tiba-tiba saja nenek Aisha menghubungi ku mas. "
" apakah ada masalah yang berat. "
tanya paruh teman ayah aishara pada ibu aishara yang sudah duduk di kursi yang ada di depan ayah Aisha, bersama Aishara.
" tidak ada mas, tidak ada masalah sama sekali, seperti yang mas tau, ibu ku kan sudah tua, kita sebagai anak yang harus banyak-banyak sabar, jika sifat anak-anak nya sedang kumat mas. "
Pahrul dan ayah aishara tertawa terkekeh saat ibu aishara mengatakan hal tersebut, karna mereka berdua yang sudah cukup mengenal dan mengetahui sikap nenek dari aishara, yang sudah begitu sepuh.
" kamu benar, nenek aishara sudah cukup tua, sifat nya sudah tentulah kembali seperti bayi lagi, semoga Allah memberikan kalian kesabaran yang tiada batas nya, saat menghadapi sikap beliau yang sudah cukup sepuh, karna beliau dulu nya adalah sosok ibu yang begitu baik, yang tidak pernah mengeluh kan sikap dari umar, yang terkadang ada-ada saja. "
" amiin..."
jawab aishara bersama kedua orang tua nya.
" bagaimana kabar mu nak. "
lanjut Pahrul lagi, bertanya pada aishara yang terlihat tidak banyak bicara.
" Alhamdulillah baik Abi, Aisha harap begitu juga dengan abi. "
" Amin nak, Alhamdulillah jika kamu baik-baik saja, makan lah terlebih dahulu nak, setelah Kamu makan ada hal yang ingin abi tanyakan pada mu Aisha, karna abi tidak bisa langsung memutuskan nya Tampa jawaban dari mu, walaupun orang tua mu sudah berkata iya Aisha. "
aishara mengangguk pelan, yang setelah nya langsung meraih sendok yang ada di dalam piring makanan yang sudah dari tadi di pesan kan oleh ayah nya, Tampa membuka cadarnya.
di sisi lain. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
abizhar yang baru saja selesai mengajar, berjalan bersama teman dekat nya yang juga adalah guru di sana, menuju kembali ke kantor di mana ruangan para guru pria berada.
" kapan kamu akan di wisuda zhar, jangan sampai shavina terlebih dahulu di lamar pria lain, karna terlalu lama menunggu mu yang ingin menyelesaikan S2 mu terlebih dahulu zhar. "
abizhar tersenyum kecil saat teman nya mengatakan hal tersebut, karna memang hal tersebut lah yang selama ini di khawatir kan nya, di karenakan shavina wanita yang selama ini di inginkan nya untuk menjadi istri yang suatu saat akan melahirkan anak-anak untuk nya, adalah seorang gadis yatim pintu, yang hidup bersama kakak laki-laki nya yang selalu memperlakukan shavina dengan begitu kasar, di tambah lagi dengan istri dari kakak laki-laki nya yang selalu memperlakukan shavina layak nya seorang pelayan.
" itu juga yang sedang aku khawatir kan zul, karna itu aku berencana untuk mengutarakan keinginan ku untuk mempersunting shavina pada ummi dan abi ku zul, walaupun kami tidak langsung menikah sebelum S2 ku selesai, setidaknya ada ikatan dari antara dua keluarga saja dulu, karna aku sangat mengkhawatir kan kelakuan kakak laki-laki shavina, yang makin hari makin menjadi zul, bahkan akhir-akhir ini dia sudah begitu berani memukul shavina di depan abi ku, jika dia tidak mendapatkan uang dari shavina, yang selama ini belum pernah di lakukan nya walau semarah apapun dia pada shavina, namun akhir-akhir ini dia seperti menantang semua orang zul. "
" astaghfirullah zhar, bagaimana bisa kamu masih diam saja saat melihat wanita yang kamu cintai di perlakukan seperti itu zhar, kalau aku yang jadi kamu, sudah aku nikahi dari dulu agar bisa cepat nya membawa nya keluar dari rumah yang lebih mirip neraka itu zhar, bagaimana kamu bisa tetap diam saja zhar, padahal ummi dan abi mu sangat menyayangi shavina, mereka pasti tidak akan menolak saat kamu mengutarakan keinginan mu zhar. "
" karna itu aku ingin langsung mengatakan nya pada abi dan ummi ku zul, tapi aku harus menunda nya dulu beberapa hari ini zul. "
" kenapa. "
" ada sahabat lama ku abi ku yang akan datang berkunjung ke rumah kami nanti siang, mereka akan tinggal di rumah beberapa hari. "
Zulkifli teman abizhar, yang di panggil zul oleh abizhar, mengerutkan keningnya saat abizhar berkata akan ada teman abi nya yang akan datang ke rumah abizhar beberapa hari ini.
" apa teman abi mu itu memiliki anak perempuan zhar. "
Share this novel