bab 14

Mature Content Series 561

shavina yang sudah berada di dalam mobil bersama kakak laki-laki nya yang berkata akan pergi ke rumah kerabat kakak ipar nya, menoleh ke arah kiri kanan nya melalui jendela kaca mobil dengan wajah khawatir nya, karna shavina yang sama sekali tidak bisa menghubungi abizhar untuk memberi tau kan tentang kepergian nya tersebut, selain itu juga shavina merasa khawatir karna tidak tau akan di bawa ke mana oleh kakak laki-laki nya yang mungkin saja akan membohongi tentang kepergian mereka ke rumah kerabat kakak ipar nya tersebut.

kakak laki-laki shavina yang duduk di depan di samping sang supir online, tersenyum sinis ke arah kaca spion yang ada di depan nya, yang memperhatikan wajah shavina adik perempuan nya yang sebentar lagi akan menjadi ladang uang untuk nya

" berikan ponsel mu. "

" u-u untuk apa bang. "
tanya shavina terbata-bata pada kakak laki-laki nya.

" aku akan menelpon kakak mu untuk memberikan nya kabar kalau kita akan segera sampai. "

shavina terpaksa memberikan ponsel nya pada kakak laki-laki nya walaupun dengan gerakan tangan nya yang ragu-ragu.

" ponsel Abang di mana. "

" aku jual untuk ongkos kita pergi, apa kamu tau sekarang. "

shavina menelan ludah nya kasar saat kakak laki-laki nya menjawab pertanyaan dari nya dengan begitu kasar, yang membuat supir yang ada di samping kakak laki-laki nya terlihat sedikit terkejut.

kakak laki-laki shavina yang sudah mengambil ponsel shavina agar shavina tidak bisa menghubungi siapapun, diam-diam tersenyum karna merasa sudah berhasil membohongi shavina adik nya sendiri.

beberapa saat berlalu setelah cukup lama di perjalanan pada akhirnya nya mobil yang di naiki shavina bersama kakak laki-laki nya berhenti di depan sebuah bangunan yang terlihat cukup mewah yang bertuliskan club malam xxxxxx, yang membuat shavina menelan ludah nya kasar, karna mobil tersebut yang berhenti di sana yang membuat nya merasa takut.

" bang, Abang.. kenapa kita berhenti di sini. "

tanya shavina takut-takut pada kakak laki-laki nya.

" kerabat kakak ipar mu bekerja di sini, dia tidak bisa pulang sebelum pekerjaan nya selesai, sudah kamu jangan banyak tanya lagi ayo turun, dia masih banyak pekerjaan, tidak sempat terus-terusan menunggu kita. "

walaupun shavina tidak begitu percaya dengan ucapan kakak laki-laki nya, shavina tetap turun dari dalam mobil tersebut karna tidak mungkin juga dia terus berada di sana pikir nya.

kakak laki-laki shavina yang sudah turun dari dalam mobil terlebih dahulu tersenyum sinis saat melihat shavina yang pada akhirnya ikut turun dari dalam mobil tersebut.

" ayo masuk. "

" bang, bang tunggu, tunggu sebentar, po-ponsel shavina bang. "

ucap shavina dengan bibir bergetar meminta ponsel nya kembali pada kakak laki-laki nya karna berpikir bisa menggunakan ponsel tersebut untuk meminta tolong pada seseorang jika terjadi sesuatu pada dirinya.

kakak laki-laki shavina yang licik mengembalikan ponsel shavina begitu saja pada shavina, karna kakak laki-laki shavina yang sudah membuat ponsel shavina mati total tadi, agar shavina tidak bisa menggunakan nya lagi untuk menghubungi seseorang, karna kakak laki-laki shavina yang sudah memperkirakan segala nya dari awal dia merencanakan membawa shavina ke sana.

mata shavina langsung berkaca-kaca saat melihat ponsel nya yang benar-benar sudah mati total, ingin sekali rasanya dia menangis sambil berlari dari sana karna merasa begitu takut saat ini.

" ayo cepat shavina, kita harus segera pulang setelah ini. "

secercah harapan sedikit muncul di dalam hati shavina saat mendengar kakak laki-laki nya berkata kita harus segera pulang sebentar lagi, yang membuat nya berpikir kakak laki-laki nya akan kembali membawa nya pulang nanti nya setelah mereka mendapatkan uang pinjaman nya.

di dalam club malam tersebut, terlihat hingar-bingar nya ke indahan kehidupan malam, terlihat para wanita cantik yang sedang menari di lantai dansa bersama laki-laki, ada juga yang sedang duduk berkumpul melakukan apa yang tidak seharusnya mereka lakukan menurut shavina.

shavina memeluk tas kecil yang berisi kan mukena yang di bawa nya, untuk mengurangi rasa takut nya saat melihat suasana yang ada di sana, yang terlihat begitu mengerikan untuk nya yang belum pernah pergi ke sana sebelum nya.

" bang.. "

ucap shavina menggenggam lengan kakak laki-laki nya.

" tunggu di sini, jangan kemana-mana, kamu takut kan, Abang akan menemui orang itu agar kita secepatnya pergi dari sini. "

shavina mengangguk kan kepala nya cepat dengan wajah cemas nya, saat mendengar ucapan dari Abang nya.

rasanya nya ingin sekali shavina menangis saat itu juga sambil meminta pulang pada kakak laki-laki nya sangking takut nya diri shavina, namun shavina mencoba menahan nya agar tidak mendapatkan perlakuan kasar dari kakak laki-laki nya yang pasti akan langsung memukuli jika dia melakukan hal tersebut.

" wah.. mommy dapat barang baru ni. "

shavina melihat ke sekeliling nya dengan wajah ketakutan nya saat mendengar seseorang berkata seperti itu saat melewati dirinya.

tidak begitu jauh dari shavina berdiri, terlihat kakak laki-laki shavina sedang berbicara serius dengan beberapa orang, terlihat sesekali kakak laki-laki shavina menunjuk-nunjuk ke arah shavina yang memeluk tas nya dengan semakin erat.

setelah sedikit lama menunggu Tampa duduk sama sekali, yang membuat kaki shavina terasa sedikit pegal, pada akhirnya kakak laki-laki shavina bangkit dari duduk, nya berjalan kembali mendekat pada shavina dengan membawa paperbag yang sedikit besar di tangan nya.

shavina yang awalnya merasa sedikit lega pada saat melihat kakak laki-laki nya yang dia pikir sudah selesai dengan urusan nya, menelan ludah nya kasar saat melihat beberapa orang pria yang bertubuh besar tinggi dengan wajah beringas, berjalan mendekat pada nya bersama kakak laki-laki nya.

" bang. "

" kamu ikut bersama mereka. "

ucap kakak laki-laki shavina santai sambil berjalan begitu saja meninggalkan shavina di sana.

shavina langsung menangis histeris memanggil-manggil kakak laki-laki nya sambil meronta-ronta mencoba melepaskan diri dari cengkraman beberapa orang pria yang memegangi tubuh nya yang terasa tidak lagi bertenaga karna rasa takut yang di rasakan nya.

( selain pada Allah, jangan pernah percaya pada siapapun, karna jika ibu kandung tega membuang anak kandung nya sendiri, apa lagi yang bisa kita harapkan dari manusia, selain pada Allah kita berserah diri. )

prov, Lidia wati Nurdin m.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience