bab 5

Mature Content Series 68

abizhar yang berencana pulang ke rumah nya pada siang hari sesuai dengan permintaan dari abi dan ummi nya namun tidak bisa, di karenakan di hubungi oleh pihak kampus, yang membuat nya harus ke kampus tempat nya berkuliah setelah menghubungi ummi nya untuk meminta izin tidak pulang ke rumah, yang baru bisa di lakukan nya pada malam hari seperti ini karna ada beberapa hal yang harus di urus nya yang belum di selesai kan nya untuk menyesuaikan S2 nya.

setelah sampai di rumah nya, abizhar langsung memarkirkan sepeda motor nya yang biasa di pakai nya untuk bekerja dan berkuliah tepat di depan rumah nya, yang membuat Aisha yang sedang duduk di sofa yang ada di ruang tamu, cepat-cepat memakai cadar nya kembali, saat mendengar suara sepeda motor berhenti tepat di depan rumah tersebut.

abizhar yang sudah memarkirkan kan sepeda motor nya, berjalan masuk menuju ke dalam rumah, namun saat berada tepat di depan pintu rumah nya dia langsung menghentikan langkahnya saat melihat seorang wanita bercadar yang sedang duduk di sofa yang ada di ruang tamu rumah nya.

untuk sesaat abizhar dan aishara sama-sama terdiam di tempat mereka masing-masing, saat pandangan mata mereka saling bertemu, yang sesaat kemudian terdengar suara istighfar mereka berdua yang sudah saling pandang dengan orang yang bukan mahram mereka.

aishara dan abizhar sama-sama membuang pandangan mereka ke arah lain, dengan sikap mereka yang terlihat sedikit salah tingkah.

" assalamualaikum. "

ucap abizhar akhirnya memberikan salam untuk menghilangkan kecanggungan yang dia rasakan, pada saat melihat seorang wanita asing yang sedang ada di rumah nya pada malam hari seperti ini.

" waalaikumsalam. "

jawab aishara lembut salam dari abizhar, yang dia tau pria tersebut adalah putra bungsu dari Pahrul sahabat baik ayah nya, yang foto nya terpajang di dinding rumah tersebut.

abizhar tersenyum sekilas saat berjalan masuk ke dalam rumah nya, lalu langsung kembali menunduk kan kepala nya untuk menjaga pandangannya agar tidak melihat apa lagi sampai menatap lawan jenis nya yang sama sekali bukan lah mahram nya.

" maaf, di mana abi dan ummi ku, kenapa kamu hanya duduk sendiri di sini. "

tanya abizhar untuk sekedar berbasa-basi dengan tamu yang ada di rumah nya tersebut, yang dia tau pasti lah masih muda walaupun wajah nya yang tertutup dengan cadar, untuk menjaga tatakramah sopan santun nya.

" ummi kak abizhar dan ummi ku sedang ada di dapur untuk menyiapkan makan malam, sedang kan kedua abi kita sedang mengobrol di taman belakang. "

seulas senyum terbit dari wajah tampan abizhar, yang kini baru menyadari siapa wanita yang kini masih duduk di sofa yang ada di ruang tamu rumah nya, aishara, ya aishara pikir nya, gadis kecil yang sudah seperti adik nya sendiri, yang dulu sering datang berkunjung ke rumah mereka bersama kedua orang tua nya yang adalah sahabat baik dari abi nya, yang membuat mereka dulu saat aishara masih kecil selalu bersama, karna jika bukan keluarga aishara yang datang berkunjung ke sana, mereka lah yang akan pergi berkunjung ke rumah keluarga aishara, yang sudah seperti adik kandung untuk nya.

" aishara, kamu aishara kan. "

tanya abizhar pada aishara dengan begitu antusias nya.

aishara mengangguk malu-malu saat mendengar abizhar bertanya kepada dirinya, sebuah senyuman terbit dari wajah cantik nya yang tertutupi dengan cadar, karna abizhar yang ternyata masih mengingat dirinya yang berpikir mungkin saja selama ini abizhar yang dulu sudah seperti kakak laki-laki untuk nya sudah melupakan nya, karna mereka yang sudah begitu lama tidak lagi bertemu.

" hei..' bagaimana bisa kamu sudah sebesar ini hem... perasaan baru kemarin kamu naik ke atas punggung ku karna tidak sanggup berjalan karna terus saja mengikuti ku kemana pun aku pergi. "

pipi aishara yang tertutupi dengan cadar, seketika itu juga langsung merah merona saat abizhar mengatakan hal tersebut pada dirinya yang membuat nya merasa begitu malu pada abizhar yang kembali mengingat kan nya dengan kelakuan nya pada saat masih kecil yang selalu saja ingin menempel pada abizhar.

abizhar yang menyadari aishara saat ini sedang tersenyum malu-malu di balik cadar nya, tertawa terkekeh karna merasa lucu dengan sikap aishara saat ini yang terlihat begitu jauh berbeda dengan aishara yang dulu, si gadis kecil yang sangat manja dan juga cerewet, yang tidak akan bisa berhenti berceloteh sepanjang hari nya, yang membuat dirinya dan dua teman laki-lakinya Zulkifli dan Raditya selalu tertawa terbahak-bahak saat mendengar celotehan aishara yang selalu saja punya banyak bahan untuk di katakan nya.

" tentulah dia sudah besar, dia kan juga makan seperti mu, walaupun kalian sudah lama tidak bertemu, yang membuat nya tumbuh menjadi gadis yang cantik seperti ini nak. "

abizhar yang masih berdiri di samping aishara yang duduk di sofa, sama-sama menoleh ke ummi nya bersama Aishara, pada saat ummi nya yang tiba-tiba saja ada di sana, menjawab ucapan dari dirinya dengan begitu lembut nya.

" ummi, assalamualaikum ummi. "

" waalaikumsalam nak, apa kamu sudah makan malam, kalau belum kita makan bersama ya, ummi dan ibu Aisha sudah memasak begitu banyak masakan untuk kita makan malam nak. "

abizhar yang baru saja mengucapkan salam dan mencium punggung tangan ummi nya, mengangguk kan kepala nya pada saat ummi nya meminta nya untuk makan malam bersama mereka, karna memang dirinya tadi sengaja untuk tidak menerima ajakan dari teman nya untuk makan di luar, karna ingin makan di rumah bersama kedua orang tua nya, yang tadi siang mengajak nya untuk makan siang bersama tamu mereka, namun tidak bisa dia lakukan karna ada urusan mendadak di kampus tempat nya berkuliah.

" aishara..' panggil lah kedua abi kalian yang sedang duduk di halaman belakang nak, katakan makan malam sudah selesai di siapkan, abizhar yang dari tadi terus di tanyakan oleh ayah mu pun sudah pulang nak. "

" iya ummi. "

jawab aishara lembut sambil bangkit dari duduk nya.

" tidak usah Aisha, biar aku saja yang pergi menemui ayah kita Aisha, kamu dan ummi ke ruang makan lah terlebih dahulu, biar aku saja yang menemui ayah kita sebagai kejutan untuk nya. "

ayah kita. boleh ummi Abizhar dan juga aishara tertawa bahagia, saat abizhar mengatakan ayah kita, yang menandakan abizhar sama sekali tidak menolak untuk menjadi bagian dari keluarga aishara, pikir ummi Abizhar dan aishara, yang sudah salah faham dengan maksud ucapan dari abizhar yang sama sekali tidak berpikir hal yang sama dengan apa yang mereka pikirkan saat ini.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
assalamualaikum rakan-rakan ku semua nya,
kisah nya saya buat satu persatu dulu ya,
agar tidak membuat bingung kalian yang membaca, jika tiba-tiba saja mereka saling bertemu dan memiliki hubungan satu dengan yang lain nya, jadi agar kisah nya saling terhubung satu dengan yang lain nya kita buat satu persatu dulu oke, dan di akhir kata saya Lidia wati Nurdin m, mengucap kan terimakasih sudah membaca karya saya dan assalamualaikum.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience