abizhar yang sedang berada di rumah sakit terus berjalan mondar-mandir di depan teman nya Zulkifli yang di panggil nya zul dengan panik, karna shavina yang sudah di hubungi nya dari kemarin tidak kunjung menerima panggilan dari nya, yang membuat abizhar merasa begitu khawatir pada keadaan shavina yang dia ketahui saat ini sedang pergi dengan Rangga kakak laki-laki dari shavina yang abizhar tau selama ini selalu bersikap jahat pada shavina, yang membuat abizhar merasa begitu khawatir karna ponsel shavina yang tidak kunjung aktif hingga hari ini setelah kemarin sempat memberi kan kabar pada dirinya tentang shavina yang akan pergi ke suatu tempat bersama Rangga kakak laki-laki shavina.
" istigfar zhar, kamu sudah dari tadi terus bersikap panik seperti itu zhar."
" bagaimana aku tidak panik zul, shavina pergi dengan kakak laki-laki nya zul, dia sama sekali belum memberikan kabar pada ku dari kemarin, bagaimana jika terjadi sesuatu pada nya zul. "
jawab abizhar sambil duduk di kursi tunggu yang ada di samping taman baik nya tersebut.
teman abizhar diam sejenak menunggu abizhar yang sudah duduk di samping nya bisa lebih sedikit tenang, agar dia bisa bicara pada abizhar setelah abizhar jauh lebih tenang saat ini.
Tampa abizhar dan teman nya sadari aishara ada di sana melihat dan mendengar apa yang sedang mereka berdua bicara saat ini dengan hari nya yang terasa hancur, karna kecurigaan aishara tentang abizhar yang sudah memiliki wanita lain yang di sukai oleh abizhar selama ini itu benar ada nya, yang membuat aishara merasa sedih dan kecewa dengan perjodohan mereka berdua, yang pasti nya juga akan membuat kedua orang tua nya juga akan ikut kecewa nanti nya.
" itu aku menjadi tanggung jawab dari Rangga sebagai kakak laki-laki dari shavina zhar, karna apapun yang di lakukan oleh shavina menjadi tanggung jawab dari kakak laki-laki nya yang adalah wali dari shavina zhar, termaksud dosa dari shavina yang menjadi tanggung jawab dari ayah kakek dan kakak laki-laki atau pun adik laki-lakinya zhar, kamu sama sekali tidak bertanggung jawab atas apapun yang shavina lakukan saat ini, karna kamu sama sekali bukan lah mahram dari shavina zhar, jadi kamu sama tidak bertanggung jawab atas perbuatannya yang saat ini sedang bersama wali nya sendiri yang bertanggung jawab atas apa yang di lakukan nya zhar. "
abizhar terdiam di tempatnya saat mendengar ucapan dari teman nya yang sama sekali tidak bisa di bantah kata-kata nya tersebut, karna abizhar tau jika dosa seorang anak perempuan akan ikut di tanggung oleh ayah dan saudara laki-laki anak perempuan itu sendiri, tidak ada urusan nya dengan dirinya jika shavina yang saat ini sedang bersama kakak laki-laki nya melakukan sesuatu yang berdosa.
" ingat zhar saat ini ummi mu lebih membutuhkan mu dari siapapun abizhar, karna abi mu yang saat ini sedang berjuang antara hidup dan mati di dalam sana, jadi jangan kecewakan surga mu dengan sikap mu ini abizhar, jangan lah kamu mencintai mahluk Allah melebihi cinta mu pada Allah abizhar, karna hal itu akan mengecewakan ummi mu yang Allah ciptakan sebagai tujuan surga mu zhar. "
lanjut teman abizhar lagi menasehati abizhar yang terlihat begitu kacau saat ini, agar abizhar tidak salah jalan nanti nya karna kekhilafan abizhar sendiri.
" tapi aku mencintai nya zul, aku mencintai dari dulu awal aku mengenal nya di saat kami masih kecil zul, aku terus menahan perasaan ini dan itu harus terus aku lakukan sampai kapan zul, aku juga manusia biasa zul, bukankah aku di ciptakan juga dengan nafsu ku zul."
jawab abizhar dengan nada suara nya yang begitu lirih.
aishara yang mendengar apa yang baru saja abizhar katakan keluar dari tempat nya, aishara sedikit berjalan mendekat pada abizhar yang sedang duduk di kursi tunggu dengan kepala nya yang tertunduk.
sahabat abizhar yang terlebih dahulu melihat aishara yang dia tau adalah calon istri dari abizhar, menelan ludah nya kasar, karna merasa sedikit terkejut saat mengetahui tentang aishara wanita yang di jodohkan dengan abizhar oleh abi dan ummi abizhar ada di sana, yang pasti wanita tersebut sudah mendengar semua nya yang dari tadi mereka berdua bicara kan.
" zhar, zhar aku pamit ya, kalian bicara lah baik-baik, selesai kan dengan kepala dingin, ingat kedua orang tua kalian berdua. "
abizhar yang tidak mengerti dengan maksud dari pembicaraan teman nya mengangkat kepalanya melihat ke arah teman nya yang sudah bangkit dari duduk nya.
sahabat abizhar menoleh ke arah aishara untuk memberikan isyarat pada abizhar yang melihat ke arah nya dengan tatapan yang penuh tanda tanya.
abizhar yang mengerti dengan isyarat yang di berikan oleh teman nya menoleh ke arah yang di tuju oleh teman nya, yang membuat abizhar merasa sedikit terkejut saat melihat aishara yang sudah berdiri di sana dengan anggun nya.
" ayo bicara kak, agar kita bisa menghentikan tentang niat orang tua kita yang ingin menjodohkan kita berdua, kamu berhak bahagia dengan wanita pilihan mu, dan aku juga berhak bahagia dengan tidak menikah dengan mu yang sama sekali tidak menginginkan ku kak. "
Share this novel