bab 3

Mature Content Series 68

" SHAVINA, MANA MAKANAN NYA. "

teriak seorang pria yang sedang duduk di samping istri nya, memanggil nama shavina untuk meminta makanan nya.

shavina yang baru saja keluar dari arah dapur, mempercepat langkahnya untuk membawa kan semangkuk nasi goreng yang sedang di pegang nya kepada kakak laki-laki nya yang sedang duduk di kursi meja makan usang yang ada di rumah mereka bersama istri nya.

" kamu ini benar-benar pemalas Vina, di suruh masak saja dari tadi tidak selesai-selesai, apa kamu tidak tau Abang mu ini sudah lapar dari tadi hah. "

" maaf kak, tadi shavina ke warung dulu untuk membeli beras kak, karna tidak ada lagi beras di dapur kak. "

jawab shavina lembut saat kakak ipar nya berkata seperti itu pada dirinya, menggunakan nada kasar yang di gunakan oleh sang kakak ipar setiap kali bicara pada dirinya.

" kamu ini memang terlalu banyak alasan. "

shavina yang sudah terbiasa di perlakukan seperti itu dari kecil oleh keluarga nya, memilih untuk diam saja, tidak mau membantah ucapan dari kakak laki-laki nya atau pun kakak ipar nya yang tidak akan segan-segan memukuli nya walaupun di depan orang lain di saat dirinya lari untuk menyelamatkan diri nya.

kakak laki-laki shavina yang sudah meraih piring makan nya, melihat ke arah kiri dan kanan mangkuk nasi goreng yang baru saja di letakkan oleh shavina, dengan tatapan tajam nya seperti orang yang terlihat begitu kesal saat ini.

" di mana ikan nya vina, bagaimana aku akan memakan nasi nya Tampa ikan, kamu itu bodoh atau apa, kenapa hanya membawakan ku nasi saja hem... "

tanya kakak laki-laki shavina dengan dingin, yang membuat shavina langsung merasa kan ketakutan saat melihat hal tersebut, karna biasanya jika sudah seperti itu kakak laki-laki nya pasti akan menghajar nya habis-habisan.

" i-ikan nya ti-tidak ada bang, a-aku, aku tidak punya uang untuk membeli nya. "

jawab shavina dengan terbata-bata.

" sudah tau tidak ada kenapa tidak kamu beli b*d*h. "

jawab kakak laki-laki shavina dengan penuh amarah hingga suara gertak kan gigi nya terdengar oleh shavina.

kakak ipar shavina yang melihat hal tersebut memutar mata nya malas, karna merasa hal yang sama selalu saja terjadi setiap hari nya, kebodohan shavina, dan amarah suami nya yang selalu saja terjadi setiap hari nya.

" shavina sudah tidak punya uang lagi bang, bukankah uang nya sudah abang ambil semua nya, tadi saja shavina harus berhutang di warung untuk membeli beras bang."

jawab shavina lagi dengan suara nya yang begitu kecil karna merasa takut pada kakak laki-laki nya.

" kau menyalahkan ku hah' KAU MENYALAHKAN KU DENGAN KEBODOHAN MU ITU HAH. "

shavina dengan cepat memundurkan langkahnya ke belakang, saat kakak laki-laki nya bangkit dari duduk nya, setelah melempar kan piring yang tadi di pegang nya dengan penuh amarah, yang hampir saja mengenai nya.

" maaf bang, bukan itu maksud shavina bang. "

": diam dan tutup mulut mu, dasar siap, bagaimana bisa aku memiliki adik yang bodoh seperti dirimu ini hah' sudah tau tidak punya uang cari b*d*h' jangan diam saja' lakukan apa saja untuk mencari uang, bila perlu jual saja dirimu itu, jangan terus berharap akan dinikahi oleh si Abizhar-abizhar itu, kamu pikir dia dan kedua orang tua nya sudi menerima mu di rumah mereka yang mewah itu hah' tidak, jika aku saja yang kakak mu terpaksa membesarkan adik yang b*d*h seperti mu, lalu bagaimana bisa mereka menerima kesialan di rumah mereka hah. "

" astaghfirullah. "

ucap shavina dengan mata berkaca-kaca nya menahan tangisan nya saat kakak laki-laki nya satu-satunya yang seharusnya melindungi nya malah berkata seperti itu dengan penuh amarah pada dirinya.

" apa reoni keluar nya sudah selesai, apa sekarang sudah tiba saat nya kami bicara. "

shavina dan kedua kakak nya dengan cepat menoleh ke arah asal suara yang tiba-tiba saja sudah ada di dalam rumah mereka.

kakak laki-laki dan kakak ipar shavina begitu terkejut saat melihat beberapa orang yang sudah berada di dalam rumah mereka yang masuk begitu saja Tampa izin.

" a-anda. "

ucap kakak laki-laki shavina dengan terbata-bata.

" iya aku, kapan kamu akan membayar hutang mu dani hem...' apa kamu sudah bosan hidup di dunia ini dani. "

ucap seorang wanita yang berprofesi sebagai rentenir tempat kakak laki-laki shavina berhutang, yang kini sudah begitu menumpuk tidak lagi sanggup di bayar oleh mereka.

" a-aku, aku akan segera melunasi nya buk, beri aku sedikit waktu lagi buk. "

" kalian dengar apa yang di katakan nya. "

tanya wanita rentenir tersebut pada para anak buah nya yang sudah berdiri berbaris di belakang nya.

" dua hari dari sekarang, jika dia tidak melunasi hutang nya, potong tangan kiri nya, jika dua hari kemudian lagi dia masih juga tidak membayar nya, potong tangan kanannya, lakukan terus menerus seperti itu sampai seluruh anggota tubuh nya terpisah dari tubuh nya, jika dia tidak mampu membayar hutang nya dengan uang nya, maka biarkan dia membayar nya dengan nyawa nya. "

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience