Zacky menatap sendu ke arah batu nisan yang ada di depan nya berdiri saat ini, sekelebat ingatan di masa lalu muncul di pikiran Zacky, saat ayah nya masih hidup, di mana dia merasa begitu bahagia saat itu, karna ayah Zacky yang begitu memanjakan Zacky dan wanita yang ada di masa lalu Zacky, yang di perlakukan lanyak nya putri kandung sendiri oleh sang ayah di masa lalu.
( " aku merindukan mu ayah, aku juga begitu merindukan nya, tapi aku sudah terlalu jauh berjalan, yang membuat ku tidak lagi bisa kembali ke mana kita meninggalkan nya. " )
gumam Zacky di dalam hati nya, dengan pandangan mata nya yang terus menatap ke arah batu nisan ayah nya.
" tuan. "
panggil salah satu anak buah Zacky yang baru saja berjalan mendekat pada Zacky, setelah mendapat kan panggilan dari asisten pribadi Zacky.
" ada apa. "
tanya Zacky dingin pada salah satu anak buah nya yang memanggil nya.
" tuan lion meminta saya untuk memberi tau kan anda kalau ada masalah di pabrik Utara tuan, ada yang mencoba mesabotase nya tuan, kita di minta ke sana, karna tuan lion sudah menangkap beberapa orang yang tuan lion curigai adalah anak buah dari anak-anak sepupu kakek anda yang selama ini selalu mencoba untuk mengambil alih kepemimpinan anda tuan. "
Zacky hanya bisa menghela nafas nya kasar saat memikirkan lagi-lagi dia harus berurusan dengan anak-anak dari sepupu kakek nya yang selama ini begitu ingin menyingkirkan Zacky yang adalah satu-satunya penerus kakek nya.
" suruh lion mengatasi nya terlebih dahulu, kita akan kesana nanti setelah aku kembali dari satu tempat, aku harus ke sana untuk memastikan sesuatu terlebih dahulu. "
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
DI SISI LAIN.
di rumah shavina, shavina yang baru saja pulang dari rumah sakit tempat abi abizhar di rawat, masuk ke dalam rumah nya dengan sedikit takut-takut, saat melihat kakak laki-laki nya yang sedang duduk di kursi yang ada di ruang tamu rumah mereka, karna shavina yang pulang dalam keadaan yang sudah cukup terlambat, yang bisa shavina pasti kan pasti lah kakak laki-laki nya dan kakak ipar nya tersebut pasti lah sangat murka saat ini, karna tidak ada yang membereskan rumah dan memasak selain lah shavina.
" bang.. ma-maaf, maaf shavina baru pulang, karna shavina baru dari rumah sakit, abi nya. "
" ganti baju mu sekarang juga karna kita akan pergi ke suatu tempat setelah ini. "
shavina terdiam di tempatnya saat kakak laki-laki nya memotong ucapan dari shavina yang merasa sedikit terkejut karna kakak laki-laki nya tersebut yang sama sekali tidak terlihat marah pada dirinya, walaupun kakak laki-laki shavina itu berbicara pada shavina dengan nada suara nya yang begitu dingin.
" ki-kita kita mau kemana bang. "
" ketempat keluarga kakak, untuk meminjam uang, agar kita bisa membayar hutang Abang mu pada rentenir itu, kamu tidak mau kan kalau Abang mu jadi korban mereka selanjutnya, jadi temani Abang mu ke sana, karna aku sedang tidak enak badan. "
shavina hanya bisa mengangguk kan kepala nya pelan dengan rasa takut di dalam hati nya saat mendengar ucapan dari kakak ipar nya, yang sebenarnya begitu diragukan kata-katanya oleh shavina saat ini.
setelah mengganti baju nya dengan sedikit membersihkan diri tadi sebelum menggunakan baju nya tadi, pada akhirnya shavina keluar dari dalam kamar nya berjalan mendekat pada kakak laki-laki nya yang masih duduk di tempat nya semula.
kakak laki-laki shavina menarik senyuman tipis dari bibir nya saat melihat shavina yang sudah siap untuk pergi dengan nya, yang membuat kakak laki-laki shavina tersebut merasa begitu senang karna merasa rencana yang sudah di susun nya dengan begitu rapi akan sukses.
" kita akan pergi sekarang bang, bukankah ini sudah malam, apa kita akan terlihat tidak sopan karna datang berkunjung ke rumah orang malam-malam seperti ini untuk berhutang bang. "
" rumah saudara ku sangat jauh dari sini shavina, jadi kalian harus pergi sekarang karna mungkin kalian baru akan sampai ke sana pada besok pagi. "
jawab kakak ipar shavina yang kembali menjawab ucapan shavina yang sedang bertanya pada kakak laki-laki nya.
shavina yang mendengar hal tersebut hanya bisa pasrah, karna ingin melawan pun tidak berani, yang pasti nya shavina akan langsung mendapatkan perlakuan kasar dari dua orang tersebut yang pasti akan langsung memukuli nya Tampa ampun sampai mereka berdua puas.
" mana ponsel mu, bawa ke sini. "
" u.. untuk apa bang. "
tanya shavina dengan terbata-bata saat kakak laki-laki nya meminta ponsel butut milik nya, yang hanya itu lah harta satu-satunya yang masih tersisa, yang selama ini tidak di ambil oleh kakak laki-laki shavina, karna selain ponsel itu yang tidak lagi laku di jual ponsel tersebut juga di butuhkan oleh shavina untuk urusan pekerjaan shavina di pasantren selama ini.
" besok kamu ambil kembali, ponsel ku batre nya lobet, tidak bisa aku pakai untuk menghubungi saudara kakak ipar mu, jadi aku pakai ponsel mu saja sebentar. "
bohong kakak laki-laki shavina pada shavina, yang padahal kakak laki-laki shavina sengaja mengambil ponsel shavina agar shavina tidak bisa menghubungi abizhar yang pasti akan langsung datang untuk mencari shavina, yang akan membuat rencana nya tersebut menjadi gagal.
Share this novel