" El .. " " El ! "
" huh ? " aku tersedar dari lamunan dan memandang kearah Fazrel yang duduk dihadapanku .
" kenapa tak makan ? " soal Fazrel . Aku mengukirkan senyuman palsu dan menyuapkan spaghetti bolognase kedalam mulutku walaupun tatkala ini , aku tak ada selera untuk makan kerana terlalu memikirkan perihal Hairie .
" awak ada masalah ke ? Tell me " ujar Fazrel prihatin . Aku mengeleng kepalaku .
" nope and I'm okay Fazrel . You dont have to worry about me " tipu aku .
" you know , you can tell me everything right ? " aku mengangguk .
" tolong jangan rahsiakan apa-apa dari saya . Awak buat saya risau " luah Fazrel .
" trust me , okay ? " kataku sambil mengukirkan senyuman seikhlas mungkin . Fazrel membalas senyumanku .
Aku masuk kedalam wad yang menempatkan Hairie . Kelihatan Hairie masih lena tidak sedarkan diri . Aku duduk disampingnya . Memerhatikan dirinya . Tak sampai beberapa minit , tangannya bergerak menandakan dia sudah sedarkan diri . Perlahan-lahan dia membuka matanya . Dia mengukirkan senyuman lemah .
" El .. " dia cuba untuk bangun tapi aku menghalangnya . Mukanya dha berubah .
" kenapa dengan saya ? Kenapa dengan kaki saya ?? El , Kenapa saya dha tak rasa kaki saya ?? " aku hanya memandangnya sayu .
" Keluar ! " jerit Hairie memeranjatkan aku . Air mata yang tadinya ditahan terus mengalir laju membasahi pipi .
" Aku kata keluar ! Keluar !! Aku tak nak tengok muka kau dekat sini " Aku berlari keluar dari bilik itu kerana tidak sanggup melihat keadaan Hairie .
Lututku berasa lemah mendengar teriakan dan tangisan Hairie . Aku terduduk dilantai , menangis sambil menekup mututku agar suara tangisanku tidak dapat didengari . Kelihatan seorang doktor dan beberapa orang nurse berlari masuk ke dalam bilik wad yang menempatkan Hairie .
" weyh , ada rokok tak ? " soalku .
" kau bukan dha berhenti merokok ke ? "
" bak tang " Akid menghulurkan padaku sebatang rokok . Aku nyalakan dan membawanya ke bibir .
Terasa nikotinnya sampai ketekakku . Aku menghembus , asap yang berkepul-kepul keluar dari mulutku .
Pada mulanya , memang aku dha berhenti kerana Fazrel tak suka aku merokok tapi malam nie , aku rasa aku perlukannya . Mata-mata yang memerhati , aku abaikan . Pada aku , kenapa nak kisah pasal apa yang orang fikir ? Apa yang orang cakap ? Sedangkan kita buat baik or buat jahat , orang still akan judge .. Better be ourself and know what ? Kelakar rasanya bila orang suruh kita jadi diri sendiri , then dorang judge kita .
" kau pahal nie El ? "
" tak ada apa . kenapa ? " jawabku lalu terus bertanya . Aku cuba berlagak cool seperti tidak ada apa-apa yang berlaku . Aku tak suka orang risau pasal aku or simpati pada aku . Aku lagi suka kalau kawan-kawan aku buat aku lupa pasal masalah aku daripada dorang sibuk sembang kencang konon nak bincang macam mana nak settle masalah aku , then akhirnya menemui jalan buntu .
" kau gaduh dengan Fazrel ke ? " satu lagi benda aku tak suka , orang suka ada-adakan benda yang tak ada .
" tak ada lha "
" habis tu ? "
" kau nampak aku sihatkan ? Normalkan ? " Akid mengangguk .
" so , maknanya tak ada apa yang perlu kau risaukan " ujarku .
" memang kau nampak sihat , normal tapi satu je yang kurang " aku mengerutkan dahiku .
" apa dia ? " Akid menunjuk-nunjuk pada mukaku . Aku bertambah hairan . Ada apa-apa ke pada muka aku ??
" apa ? " soalku lagi .
" senyum kau tak ada " ujar Akid sambil tersengih . Aku juga tergelak .
" hak eleh kau , aku pikir apa lha tadi . tak payah nak gedik gedik dengan aku sangat lha kan . "
" Bukan gedik , rindu je nak tengok kau senyum " ujar Akid . Terus meremang bulu-bulu aku .
" geli doh aku , kau tak payah nak rindu rindu sangat lha gila " gelak Akid meletus .
" asal ? Kau tak rasa melt ke ? Tak pun hati berbunga-bunga bila dengar aku cakap macam tu ? "
" in your dream Akid . In your dream " gelak kami meletus .
" El .. " Aku dan Akid menoleh kearah suara yang memanggil namaku .
" Ee .. " aku terkejut melihat Ee sebab aku dha lama tak jumpa dia . Dia tak belajar satu kolej dengan aku dan Abel jadi kami jarang berjumpa .
" aku nak jumpa dengan kau kejap .. Berdua " aku dan Ee menoleh kearah Akid . Akid hanya mengangguk tanda membenarkan aku mengikuti Ee sebentar . Kami pergi ke tempat yang agak lengang . Tak ada riak gembira pada muka Ee , yang ada cuma riak yang sukar untuk aku baca .
" hey , kenapa nie ? " tanyaku prihatin .
" kau tanya kenapa ? Kau tanya aku kenapa El ??!! " Suara Ee makin meninggi . Dia menangis . Aku cuba mendekatinya tapi dia mengundur seperti sedang mengelak dari disentuh oleh aku .
" Hairie terlantar dekat hospital and kau !! Kau boleh gelak gelak dekat sini El ? "
" .. Macam mana kau tahu ? "
" mana aku tahu tak penting tapi kau tu yang tak sedar diuntung ! Hairie buat macam macam untuk kau tapi kau sikit pun tak reti nak hargaikan ?? "
" aku akan bertanggungjawab Ee , aku tak akan tinggalkan dia macam tu ... "
" huh , now kau nak bertanggungjawab plak ? Kau nak bertanggungjawab macam mana ??! Kau tahu tak , perempuan macam kau nie , langsung tak layak nak dapat lelaki baik macam Hairie dan Fazrel !! Aku langsung tak tahu apa yang dorang nampak pada kau " aku tak sangka Ee sanggup cakap macam tu . Aku tak sangka akan dengar ayat tu keluar dari mulut Ee .
" apa maksud kau Ee ? "
" kau nie bodohkan ?? Kau tak nampak lagi ke yang aku suka dekat Hairie and aku tak pernah lupakan dia perampas !!! " Hairie ialah orang yang Ee suka sejak dari tingkatan satu hingga tingkatan tiga tapi dia berhenti bercakap tentang Hairie semenjak Hairie cuba mendekati aku . Kenapa lha aku tak sedar benda nie .. Ee berhenti brrcakap tentang Hairie bukan sebab dia berhenti menyukai Hairie tapi sebab aku . Air mataku perlahan-lahan jatuh ke pipi .
" maafkan aku Ee .. "
" aku tahu satu benda yang kau boleh buat untuk tebus balik kesalahan kau pada aku dan Hairie " aku memandang Ee , dia mengeluarkan sesuatu dari dalam begnya . Dia memandangku dengan senyuman sinis sebelum menunjukkan pisau yang berada ditangannya .
" kau nak buat apa nie Ee ? " tanyaku khawathir dengan apa yang bakal dilakukan oleh Ee . Dia melangkah kehadapan mendekati aku , aku pula melangkah ke belakang menjauhi dia .
" sakit sikit je El . Aku nak kau rasa apa yang Hairie rasa . Apa yang Aku rasa " dia mendekatiku bersedia untuk mengapa-apakan aku .
Panggggg !! Ee rebah ke jalan . Aku memerhatikan Akid sedang memegang kayu yang dia gunakan untuk memukul Ee sehingga menyebabkan Ee pengsan .
Aku rasa bersyukur . Jantungku masih berdegup kencang dengan kejadian yang baru sahaja berlaku tadi . Akid mendekatiku dan membawaku kedalam pelukannya . Dia mengusap halus rambutku cuba menenangkan aku . Lalu menghubungi pihak polis untuk melaporkan hal tersebut .
Aku tak sangka Ee suka snagat pada Hairie . Aku betul-betul tak berniat untuk menjadi perampas . Air mataku jatuh berlinanag . Sungguh , terlalu banyak dosa yang telah aku lakukan pada orang disekelilingku .
Share this novel