Aku merebahkan badanku ke atas katil sebaik sahaja menukar baju . Mataku memandang ke syiling manakala fikiran ku melayang mengingati peristiwa dikedai Pak Abas tadi .
Bila mata aku dan mata dia bertemu , bagai masa berhenti berputar tapi itu hanya sementara . Tindakannya yang bodoh mengembalikanku kepada realiti . Airil mengelap bajuku yang basah dibahagian atas dada akibat dari air yang tertumpah kerana kecuaian dia sendiri .
Ya , kerana itu jugalah aku tidak teragak agak untuk menghadiahkan sebuah tamparan dipipi miliknya tapi tindakan Akid sungguh diluar jangkaanku . Mungkin dia sudah menganggapku seperti adik kandungnya sendiri , lagipun kami dha lama hidup sebagai sebuah keluarga dan aku akui hubungan kami memang rapat seperti adik beradik kandung yang lain . Aku selesa mempunyai dia sebagai abangku , mungkin kerana aku anak tunggal dalam keluargaku yang hanya ada aku dan mak , hanya kami berdua duduk dirumah yang sederhana besar ini dan dua tiga kali seminggu akan ada cleaner yang diupah untuk membersihkan kawasan dalam dan luar rumah .
Tiap bulan ayah akan masukkan sejumlah wang kedalam akaun bank aku tetapi duit itu jarang aku gunakan dan hanya akan aku gunakan jika perlu . Walaupun mak kuat membebel tapi dia tetap memenuhi semua keperluanku . Aku tahu bebelan mak itu kerana sayangnya pada aku .
Terlalu banyak berfikir membuatkan aku letih dan terus tertidur .
Aku berjalan melalui koridor untuk ke kelas . Papp ! Ada seseorang melanggar keras bahuku menyebabkan bahuku bergerak ke belakang sedikit . Aku menarik lengannya sebelum sempat dia berjalan lebih jauh . Dia memandangku dengan pandangan penuh tanda tanya dan risau .
" wo wo wo , kau ingat kau nak pergi mana ? Kau dha langgar aku , pastu kau nak bla macam tu je ? Bapak gentlemen kau nie " Dia menunduk memandang lantai .
" so .. So .. Sorry "
" mata empat tapi jalan menonong . apa masalah kau nie ? " dia tak menjawab , matanya masih lagi memandang lantai .
" cantik sangat ke lantai tu sampai macam tu sekali kau tatap ? Aku tengah cakap dengan kau nie ! Pandang lha aku ! " perlahan-lahan dia mengangkat muka untuk melihat aku . macam familiar . siapa yerk ? Dahiku berkerut cuba mengingati dimana aku melihatnya sebelum nie ... Ha !! Gua tahu siapa .
" oho , kau rupanya badut ! Kau jalan laju-laju nak pergi mana ? "
" pe ... Per .. Pergi bbbilik guru "
" sejak bila plak kau gagap nie ? Hari tu dalam kelas bukan main lagi kau " kelihatan dia menarik nafas dalam sebelum menghembusnya kembali .
" maafkan saya "
" bolehpun , cakap macam biasa . okaylah , disebabkan kau dha minta maaf . aku lepaskan kau " aku melepaskan peganganku pada lengannya . Dia mengukirkan senyuman manis pada aku . Manis .. Manis sangat .. Senyuman .. Tu .
" terima kasih " dia terus berlalu pantas meninggalkan aku sendiri . Aku menghantarnya dengan pandanganku . Dub .. Dub dub ..
" sayang "
Mataku masih lagi memandang kearah tangga walaupun bayangan dia sudah tiada .
" sayang ?? " Hairie melambaikan tangannya dihadapan muka aku .
" ha ? " aku kembali ke realiti meninggalkan fantasi yang aku sendiri cipta .
" sayang , are you okay ? " Hairie memandang aku dengan wajah risau .
" saya okay " aku mengukirkan senyuman palsu pada dia , dia pula membalasnya dengan senyuman lebar .
" nah ! Untuk awak "
" coklat ? " dia mengangguk , senyumannya masih tidak lekang diwajah .
" ambillah " aku memandang dia , dia mengangguk . Aku mengambil coklat vochelle kegemaranku dari tangannya .
" terima kasih "
" syame syame " dia membuat muka comelnya . Aku tergelak , dia juga ikut tertawa .
" eh adik ! " aku memanggil seorang budak yang amat aku ingat wajahnya . Budak yang aku dan Hairie tolong hari tu . Dia menoleh kearahku . Aku menyuruhnya mendekatiku . Dia berjalan kearah aku .
" ya kak ? " diwajahnya terhias senyuman yang manis .
" nak pergi mana ? " tanyaku .
" pergi kantin kak " aku mengangguk . Aku mematahkan sedikit coklat yang Hairie berikan tadi dan memberikannya pada budak itu . Dia mengambilnya .
" terima kasih kak " aku hanya tersenyum .
" kayy lha kak , saya pergi dulu . bye ! " belum sempat aku bertanyakan namanya , dia sudah berlalu .
" amboi , sedapnya dia bagi coklat yang kita bagi dekat orang lain .. Kita beli untuk dia makan bukan orang lain " kata Hairie yang duduk disebelahku . Hampir aku terlupa kehadiran dia disini .
" awak dha bagi saya kan ? Jadi coklat nie saya punya , suka hati sayalah saya nak bagi dekat siapa "
" ouh , macam tu erh ? Bagi balik coklat tu " kata Hairie sambil menghulurkan tapak tangannya . Aku cepat-cepat menyorokkannya dibelakangku .
" tak boleh " aku menjelirkan lidah , kemudian terus berlari dari dia . Hairie tergelak melihat caraku sebelum dia juga turut berlari untuk mengejarku .
Langkah kami berhenti selepas kedua-duanya kepenatan dan akhirnya kami sama-sama menghabiskan sisa coklat yang hampir cair itu . Aku suka keadaan ini , aku selalu suka begini . Bergurau , gelak , happy tanpa perlu fikir tentang apa-apa masalah .
Kekadang aku selalu berharap yang perasaan aku terhadap Hairie boleh menjadi perasaan lebih dari seorang kawan . Perasaan seorang kekasih terhadap kekasihnya . Pasti indah jika ianya semudah itu tapi tak , cinta tak semudah yang kita gambarkan , ianya lebih rumit dari yang dapat kita bayangkan . " sayang ? "
" hm .. "
" terima kasih " aku memandangnya keliru .
" untuk apa ? " Dia memandang tepat kedalam anak mataku .
" sebab .. Sudi terima saya balik . " aku mengukirkan senyuman .
" awak tahukan saya ikhlas sayangkan awak "
Kalau aku boleh pilih pada siapa yang akan aku jatuh cinta , mungkin aku akan pilih Hairie . Ya , saat ini jika soalan itu yang diajukan padaku , jawapanku ialah Hairie .
Walaupun kami masih muda , aku yakin yang aku boleh percayakan perasaan dia . Mana tahu , mungkin satu hari nanti pintu hati aku akan betul-betul terbuka untuk dia .
Share this novel