15

Romance Completed 127597

Naim memegang erat tangan Aneesa.. Lagi Aneesa cuba melepaskan lagi erat Naim memegang..

“Ala..Naim lepas ah…Nanti apa orang cakap..” Aneesa bersuara perlahan…

“Biarlah..bukan Naim pegang tangan orang lain… Tangan girlfriend Naim gak..” Naim menjawab sambil tersengih…

“Yelah tue…” Aneesa memuncungkan bibirnya..

“Iikk Neesa muncung bibir nak Naim cium ker…” Naim mengusik…

“Geram ah…” Aneesa mencubit lengan Naim…

“Neesa nie macam ketam ah..sakit lah sayang..” Naim bersuara sambil menggosok tangannya perlahan-lahan… Aneesa hanya tersenyum melihat gelagat Naim…

Naim dan Aneesa melangkah masuk ke MPH book store. Naim berjalan sambil mengusik Aneesa.. Sambil-sambil itu kelihatan Aneesa membuat muka menahan geram dengan usikan Naim.. Pekerja di MPH itu hanya tersenyum sendiri melihat perangai Aneesa dan Naim.. Sedang Aneesa membaca buku di salah sebuah rak seorang lelaki tiba-tiba merempuh badannya..

“ Sorry miss…” lelaki itu berkata…

“Nop it is ok…” Aneesa menjawab sambil berdiri.. Wajah Aneesa berubah…

“Aneesa… Oh my god…” Haikal Najmi memegang bahu Aneesa..

“Excuse me could you just take your hand away from me..” Aneesa bersuara sambil mengetap bibir..

“You are still the same… Oh Neesa I miss you so much…” Haikal berkata sambil melepaskan bahu Aneesa..

“You what?? Did I hear you wrong??” Aneesa berkata sambil ketawa kecil…

“Please Neesa forgive me..I miss you.. I still love you.. I love you Neesa…” Haikal bersuara..

Naim melangkah sambil mencari-cari Aneesa… “ Mana pula bini aku nie.. mentang-mentang she is a bookworm and badan dia kecik suka jer dia menghilang dicelah-celah buku…” Naim menggata didalam hati..

“Hah tue dia” Naim melangkah apabila melihat rambut Aneesa yang berada selang 5 rak daripadanya…

Semakin Naim menghampiri rak buku itu telinganya terdengar suara seorang lelaki… “Macam pernah aku dengar.. dimana yea…” dia berfikir sambil melangkah…

“Nee….” suara Naim tersekat langkahnya terhenti apabila melihat Haikal Najmi yang sedang“bercakap” dengan Aneesa..

“What in the hell this moron doing here?? If you are going to hurt here you choose the wrong time boy.…” Naim mengomel perlahan.. Tangannya dikepal namun langkahnya terhenti apabila dia mendengar suara Aneesa…

“ Love me?? Mr.Haikal Najmi kalau tak silap saya you should say those words to your wife right…” Aneesa berkata sambil tersenyum sinis..

“Please Neesa… Please… I don’t love her.. I can’t forget you..” Haikal memegang tangan Aneesa..

“ You don't love her but u beded her?? Eeermm not bad... You listen here.. Don’t you ever-ever touch me again.. Keep your distasteful hand by yourself because it is detested and same goes to your annoying words it is making me sick... You get me Haikal Najmi…” Aneesa berkata sambil menarik tangannya dari genggaman Haikal..

Haikal Najmi terkedu sebentar.. “ What?? distasteful?? You changed?? ” dia berbisik perlahan.. Namun bisikan itu singgah jua di telinga Aneesa yang baru berpusing…

Aneesa memusingkan badannya kembali lalu dia bersuara sinis…” Nothing changed ...I’m still the same Aneesa Aliff who you slam your words without any reason and any sympathy … Maybe I changed a bit i think ...Human do change Mr.Haikal Najmi..You remember those word??..You told me those word when you was on the bed with my friend who stab me with my boyfriend..Oooppss EX-BOYFRIEND.. ” dengan kata-kata itu Aneesa berlalu meninggalkan Haikal…

Tiba-tiba mata Aneesa bertembung dengan Naim yang sedang bersandar di hujung rak buku.. Dada Aneesa berdengup kencang… Mata Naim menikam wajah Aneesa yang sedang memandangnya.. Mata Naim beralih kepada Haikal yang berada dibelakang Aneesa…

Naim!!!..Mesti dia salah faham..” Aneesa berbisik perlahan.. matanya menjadi panas… Aneesa berjalan perlahan… dia berjalan perlahan melintasi tubuh Naim yang bersandar di rak buku itu… Tiba-tiba tangan Naim menarik lembut pinggang Aneesa..

“Where do you think you are going??” Naim bersuara lembut..Aneesa mengangkat wajah memandang muka Naim.. Aneesa menundukkan wajahnya.. Naim menangkat lembut wajah Aneesa sebuah senyuman dihadiahkan kepada isterinya itu…

“Cool words huh..” dia bersuara perlahan sambil tersenyum…

Aneesa hany mengangguk didalam hati dia bersyukur kerana Naim tidak berburuk sangka terhadap dirinya..

“ Macam kena tuju dengan batu konkrit… Kalau those words is for me huh.. Naim terjun KLCC...Pandai Neesa buat ayat…Lawyer katakan..” Naim berkata sambil ketawa kecil…

“Thanks na..” Aneesa bersuara perlahan…

"Nothing there to be thanks for... You are my wife sayang..." Naim memeluk Aneesa erat lantas dahi Aneesa dikucup perlahan…

Haikal terkejut melihat Aneesa dipeluk oleh seorang lelaki dan lelaki itu dengan mudahnya mencium dahi Aneesa tanpa sebarang perasaan malu.. Tiba-tiba hatinya mendidih melihat agenda yang sedang dipertontonkan dihadapannya…Dia berjalan menuju ke arah Aneesa dan Naim..

“Huh what a drama queen you are Aneesa... You are cheap Aneesa.. My touch is detested huh?? So how about this guy’s touch?? Haikal bersuara geram..

Aneesa yang berada dalam pelukan Naim berpaling.. Dia memandang wajah Naim dan menarik nafas sedalam yang boleh kemudian dia menghembus nafas itu perlahan-lahan.. Naim menghadiakan Aneesa sebuah senyuman.. Tangan kirinya memeluk erat pinggang Aneesa.. manakala tangan kanannya mengusap belakang badan Aneesa.. Mukanya didekatkan pada rambut Aneesa..

“Cheap?? Me?? You listen here.. I didn’t throw you out from my life.. You did that.. I really did love you at that time until I caught you sleeping with my best friend… You scorn me in front of her by saying that I’m nothing accept a trash in your life.. You told me that love me because of you the bet that you did with your friend… So now you are telling that I’m cheap.. If I’m cheap than what are you Mr. Haikal Najmi?? Aneesa bersuara perlahan tetapi sinis.. Pelukan Naim menjadi semakin erat seolah-olah memberi semangat kepada Aneesa untuk bercakap…

“Aneesa… That was mistake.. Please… I’m sorry..” Haikal bersuara perlahan sambil meraup wajahnya…

“Sorry doesn’t buy back everything… I’m just a piece of trash Mr.Haik…” kata-kata Aneesa dipotong oleh suara Naim…

“Aha..not a piece of trash.. you are treasure.. more than a treasure maybe a diamond.. I think more than diamond Mrs. Khairul Naim..more than that…” Naim bersuara sambil mengangguk-angguk kepala seolah-olah berfikir…

“Dush..Dush.. Bang…Bang..Geduuubooommm..” Haikal terasa kepalanya diterajang..matanya berpinar sebentar.. telinganya berdesing.. mulutnya ternganga apa bila mendengar perkataan Mrs.Khairul Naim.. Aneesa is now Mrs. Khairul Naim.. Tipu !!!! dia menjerit didalam hati… Haikal menggeleng-gelengkan kepalanya..

“It is a lie right Aneesa.. He was making a joke right to make me jelouse…You are not Mrs. Khairul Naim right..please say it is a joke Neesa..Please..” Haikal bersuara seakan berharap…

“Joke... Jelouse… Naa.. by the way you are Mr.Haikal right…” Naim bertanya.. Haikal hanya membatukan dirinya kerana tak dapat terima kenyataan..

“ Others trash is someone’s treasure… You did a big mistake… You thought you throw a stone in to a river but the stone wasn’t a stone it was a diamond… And the diamond flow and stuck into my net.. when I saw the diamond I took it and tied it with a ring.. “ Naim menangkat tangan kanan Aneesa dan menunjuk cincin perkhawinan dijari Aneesa..

“So now the diamond that you throw because you thought it was a piece of trash or what so ever is now called Mrs. Khairul Naim.. So if I see you touching my wife again I don’t know what I will do… Hurt her once again I will make your life hell…You get it clearly??” Naim bersuara sacarstic sambil menghadiahkan senyuman yang paling manis konon-kononnya…

Aneesa hanya ternganga mendengar kata-kata Naim… “Me diamond… huh more than diamond … taht is so sweet..huh I those words is making me falling in love with you Mr.Khairul Naim…” hati Aneesa berbisik perlahan..Mata Aneesa tidak berganjak dari menatap wajah Naim..

Naim memeluk pinggang Aneesa dan membawa Aneesa keluar dari MPH book store… Sambil melangkah dia menampar punggung Aneesa untuk mengusik Aneesa yang menatap wajahnya dari tadi…

"Iikk hensem sangat ker muka Naim nie..pandang tak berkedip-kedip..." Naim berbisik ditelinga Aneesa..

Haikal hanya memandang dengan rupa yang terpinga-pinga… Dia masih tidak dapat mempercayai kata-kata yang baru singgah ke telinganya…

“ Are you ok??” Naim menyoal ketika dia dan Aneesa berada di escalator …

“Hmmm ok… thanks… “ Aneesa mengangguk kepalanya..

“ For what the thanks for sayang??” Naim bertanya lembut…

“For those word ..It sounds real..” Aneesa menjawab sambil menyandarkan bahunya didada Naim..

“ It is real .. He is a moron to throw you for that girl…But I think i should thank him for that” Naim menjawab sambil memeluk bahu Aneesa…

“Huh.. lega Neesa at last dapat juga bagi si Haikal sepatah dua puaaassss hatttiiii sesangat…” Aneesa mengenggam erat tangan Naim..

“Hello my dear wife.. bukan sepatah dua tapi rasa-rasa Naim berpuluh-puluh patah tue…” Naim ketawa kecil…

“Betu..betul.. padan muka dia…He deserved it..” Aneesa mencebik sambil memeluk lengan Naim… didalam badan semua organ-organ Aneesa sedang bersorak riang terutamanya si hati, si limpah dan si hempedu dengan sorakan..”Ye!ye!ye! Haikal Looser.. Naim Winner..OOppss Naim Winner mehh??..”

Naim menarik Aneesa lalu satu kucupan dihadiahkan di dahi Aneesa… “ I Love You..” Naim membisik di telinga Aneesa..

“I Love you too” Aneesa berbisik perlahan..

+++++++++++++++++++++++++++

Haris yang sedang berbaring diatas katil siling diatas… Wajah Aneesa terbayang dibenaknya… “Aneesa” dia menyebut bersama satu keluhan…

Gadis yang mempunyai karisma tersendiri tetapi susah dijerat… “Aneesa Aliff “ satu nama yang mampu membuat dia menjadi sasau.. Pertama kali melihat gadis itu dia berazam untuk memiliki gadis itu…

Fikiran Haris melayang ke Kota yang terkenal dengan Menara Big Ben, 4 tahun dahulu di kota itu lah dia terpandang wajag seorang gadis yang berwajah polos, sedang membaca buku komik di sebuah bench di taman. Gadis itu menyelak rambutnya yang terjuntai-juntai di dahi.. Wajah yang cukup memikat hati.. Namun sesuatu seperti mencacatkan wajah gadis itu..

“Huh lawa tapi something is wrong somewhere…” Haris berbisik sendiri sambil menyandarkan badannya di sebatang pokok…

“ The spek.. Yup.. The spek..” Haris menjerit kecil… Pengunjung yang sedang berjoging ditaman itu melihat Haris dengan satu pandangan yang pelik.. Haris tersengih malu namun matanya masih melekat pada wajah gadis yang berwajah polos itu. Rambut ikal mayang milik gadis itu terbuai-buai dipukul angin..

Haris menfokuskan anak matanya pada gadis yang sedang membaca komik itu.. Mulutnya ternganga sebentar tatkala tangan kecil gadis itu melurutkan bingkai cermin mata dari hidungnya..

“Huh..” Haris menghembus nafas.. “Perfect..” hanya itu sahaja yangh terkeluar dari bibir Haris… Haris tersentak apabila seorang jejaka melangkah ke arah gadis itu.. Namun Haris lebih tersentak apabila seseorang menepuk bahunya..

“Hey buddy did you brought those stuff ..” suara Mat Saleh memaksa Haris menoleh ke belakang… Haris hanya mengangguk lalu tangannya dimasukan ke dalam beg galas yang tersangkut dibahu.. Sebungkus bungkusan yang berwarna putih bertukar tangan...

Haris memalingkan mukanya mencari gadis itu namun si gadis berwajah polos itu telah hilang.. Jejaka yang baru sampai itu pun tiada.. Haris mengeluh kecil…

“Are you ok my friend…” Mat Saleh itu bersuara..

“Yup..Yup… I’m ok…” Haris menjawab sambil meraup mukannya…

“ Come lets go.. I will bring you to the club.. Boss is there…” lelaki asing itu bercakap dalam Bahasa Inggeris yang pekat… Haris hanya mengikut langkah lelaki asing itu.. Namun wajah gadis itu terbayang-bayang didepan mata

Sambil berjalan haris bersembang dengan lelaki asing disebelahnya… Lelaki itu memperkenalkan dirinya sebagai David. David membawa Haris ke club dengan Black Cab.

“Hey it is expensive right to travel by Black Cab..” Haris bertanya perlahan..

“ He money it is not a problem.. Convenient come first..” David menjawab…

“Here we are…” David bersuara setelah Black Cab yang di naiki mereka berhenti dihadapan sebuat club yang berpapan tanda Hippodrome…

“Hippodrome…” Haris berbsik sendiri… Dia melangkah masuk kedalam club itu bersama David…

“Hey..” seorang lelaki Mat Saleh yang botak menghukurkan tangan…

“Hey …” Haris menyapa kembali sambil menghulurkan tangan kembali…

“This is yours…” lelaki botak itu mencampak sebuah beg baldu kecil…

Haris mengambil beg baldu itu lalu dibuka beg itu…Satu senyuman kecil terukir diwajahnya… Dia hanya mengangguk kepala lalu dimasukkan beg itu kedalam kocek jacketnya… Haris berdiri sambil menghulurkan tangan kepada lelaki botak itu dan David, dia melangkah keluar dari Hippodrome dengan satu senyuman yang puas…

Sampai dihotel Haris mengeluarkan beg baldu itu kemudian dia menumpakkan isi beg baldu itu sambil bersiul kecil..

“Diamonds… Well cut..” dia bercakap dengan seseorang di talian....

“Well thank you for the business.. Yes! Yes ! we will do again …” Haris bersuara sambil mengangguk-angguk kepala..

Malam itu Haris kembali ke Hippodrome sekali lagi kini bukan untuk urusan business tetapi untuk mencari keseronokan dan disinilah segalanya bermula…

Seorang gadis yang sedang minum Martini memandangnya dengan satu pandangan yang menggoda.. Gadis itu itu berjalan ke arah Haris yang sedang menegguk Beer..

“Hey alone??” gadis itu menyapanya..

“Yup..alone ,you??? Haris bertanya kembali..

“Alone too.. do you mind…” gadis itu menunjuk sebuah kerusi kosong disebelah Haris..

“No.. help your self…” Haris mempelawa gadis itu…

“Haris.. Haris Daniel..” Haris memperkenalkan dirinya…

“Linda…London Universiti..” gadis itu menghulurkan tangan…

“ Business” Haris menjawab kecil…

Sambil menegguk air yang tersaji didepan mata kedua-dua mereka berbual-bual sehingga malam menjadi semakin kelam… Kedua-dua mereka bertemu janji untuk bertemu keesokan hari …

Malam berganti Pagi…. Pagi berganti Petang…. Kedua-dua mereka bertemu namun mereka tidak berdua tetapi bertiga bersama dengan mereka ialah si gadis berwajah polos yang dia terjumpa ditaman…

“Hey Haris meet my friend… Aneesa…”Linda bersuara…

“Neesa… Haris…” Linda menyambung lagi…

“Haris..Haris Daniel…” Haris memperkenalkan dirinya…

“Aneesa… Aneesa Aliff..” gadis itu memperkenalkan dirinya sambil menghadiahkan sebuah senyuman..

Lamunan Haris terhenti apabila tangan Areesa meraba pahanya.. Haris memandang Areesa dengan satu senyuman lalu ditarik baju tidur Areesa yang nipis itu… Wajah Aneesa terbayang dimatanya nafsunya memuncak… Badan Areesa diraih lalu dicumbu…

Haris memandang wajah Areesa yang mengukir senyuman menggoda…matanya dipejam dan bayangan Aneesa menjelma…“Aneesa…” dia berbisik didalam hati…

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience