"Kakak persis sekali denganmu waktu kecil" bernice mengatakan dengan semangat, ia tidak pernah melihat ayah dan anak semirip ini.
"Bibitku tidak mirip denganku, mau sirip siapa?"
bernett gong berkata dengan bangga.
Bernice gong tidak tahan untuk tidak menciumi wajah bryan, bocah ini tertawa diciumi.
Bernice gong memangku bryan duduk di kursi belakang, bernett gong berbalik berkata." Sebentar lagi, kita akan menemui kakek dan nenek untuk makan malam bersama."
"Apakah mommy juga datang?"
"Ya, mommy juga datang"
"Ya , hore.." bryan teriak dengan semangat.
Mata indah bernice gong menatap bryan cheng, semakin lama semakin menggemaskan, sepasang mata bryan juga menatapnya.
"Bibi, kamu cantik sekali." puji bryan cheng.
"Kamu juga, sangat tampan" bernice membalas pujiaannya.
"Mommyku juga sangat cantik" Bryan cheng tidak lupa memuji mommy.
"Aku tahu, pasti cantik,baru bisa melahirkan anak selucu kamu.."
Bernett gong senyum cerah di kursi sopir. Mendengarkan percakapan mereka.
Candice keluar kantor pukul lima sore, pengawal sudah menunggu di lantai bawah perusahaan.Mereka masuk ke mobil menuju hotel tempat makan malam.
Di depan hotel mobil bernett gong sudah tiba, bernice gong menggendong tubuh bryan keluar mobil. Hubungan mereka dalam waktu singkat menghangat.
Bernett gong mengulurkan tangannya menggendong tubuh bryan cheng. Mereka melangkah menuju lift, restoran berada di lantai enam, ayah dan ibu bernett gong di ruangan pribadi menunggu dengan cemas, berharap cepat bertemu cucu mereka.
Pintu ruangan terbuka, pandangan mereka tertuju pada pintu, melihat anak kecil di gendong putra mereka, mata hannah xia tiba- tiba merah, tersentuh bahagia, kedua orang tua itu merasa bahagia .
Cucu mereka, tiba- tiba muncul di hadapan mereka dan sudah berusia tiga tahun lebih, diri mereka sudah menjadi kakek dan nenek, bagaimana mereka tidak tersentuh?
Bernett gong menurunkan bryan cheng." bryan cheng, sapa kakek dan nenek."
"Kakek, nenek" Suara jernih bryan.
Dunia anak kecil sangat sempit.Selama orang itu menyukai , anak kecil juga akan menyukai.
Bocah ini juga mengetahui kakek dan neneknya menyukai dirinya.
Hannah xia tidak dapat menahan air mata yang jatuh ke pipinya, ia merasa tersentuh ketika di panggil nenek.. Bryan mendekati neneknya.
" Nenek, kenapa kamu menangis" Bryan bertanya dengan polosnya.
"Nenek sedang bahagia" Bernice gong dengan sigap memberikan tissu untuk mengusap air mata.."Ibu, tidak perlu menangis, bryan cheng sangat imut dan menggemaskan."
"Nenek, jangan menangis lagi" Bryan mengatakan dengan penuh kasihsayang.
Mata dedrick juga merah, namun dia laki- laki dapat menahan menangis. Ia tersenyum bahagia.
Kehadiran bocah ini, mencuri perhatian yang ada di ruangan, mereka menatap bryan cheng dengan kasih sayang.
Candice sudah sampai di lantai bawah hotel, teringat akan bertemu ayah dan ibu bernett gong hatinya begitu gugup, bingung apa yang harus dilakukan.
Di dalam lift, candice merapikan bajunya, berharap penampilannya tidak terlalu jelek.
Sambil merapikan baju, candice tersenyum pahit, mengapa harus rapi..Ini bukan pertemuan ibu mertua dan calon menantu, ini hanya makan malam bersama keluarga gong.
Candice mengetuk pintu, berjalan masuk ke ruangan, anak kecil langsung berlari ke arahnya.
"Mommy, mommy...
Ia jongkok memeluk bryan cheng dan mengelus kepala bocah imut ini.
Suami istri menggunakan kesempatan ini dengan melihat dengan seksama, bernice gong merasa kagum, ibu bryan cheng benar- benar cantik,dan juga berkharisma.
Candice mengangkat wajahnya melihat pasangan tua,dan wanita muda cantik duduk di dalam ruangan.Pandangannya beralih ke wajah bernett gong.
Bernett gong tersenyum untuk mengenalkan.
"Ayahku, ibuku, dan adik perempuanku.
"Halow kakak ipar" Suara indah bernice gong.
Wajah candice cheng berubah kaku." Aku bukan kakak iparmu, aku hanya ibu bryan"
Bernett gong suram, wanita ini sangat pintar membuatnya kesal, apa susahnya menjawab iya.
"Bernice gong, kamu jangan membuat nona ini tidak enak.Nona cheng, duduklah." Ucap hannah xia lembut.
Bernice gong membalas dengan menjulurkan lidahnya ke ibunya..sungguh menggemaskan.
"Panggi saja, candice cheng" candice tidak tahan panggilan itu, mereka adalah kakek dan nenek bryan cheng, mereka harus di hormati.
"Baiklah, candice cheng, juga nama yang bagus"
Hannah mengganti panggilannya.
"halo..paman?" candice tidak lupa menyapa dedrick yang duduk di sebelah hannah.
"Halo, candice cheng" Dedrick menyapa balik dengan senyum di wajahnya.
Candice merasa terkejut dan tidak percaya, ia pikir kedua orang tua bernett gong adalah orang dingin,tegas dan tidak ramah.Tidak disangka mereka sangat ramah dan mudah bergaul. Sekarang dia bisa percaya bernett gong.
"Candice cheng, terima kasih, selama ini kamu sudah membesarkan bryan cheng sendirian" hannah merasa bersalah karena barutahu keluarga mereka akan kehadiran bryan cheng.
"Tidak susah, membesarkan anak sendirian" Candice benar karena selama ia merasa bahagia merawat bryan cheng.
"Ini adalah salah bernett gong, seharusnya dia bertanggung jawab empat tahun yang lalu" Hannah juga tidak mengetahui kejadian empat tahun lalu, bernett gong menyembunyikan perebutan kekuasaan di keluarga gong, ia tidak ingin orang tuanya merasa khawatir..
"Bibi, tidak apa- apa, selama ini aku dan bryan melewati dengan bahagia.." kata candice dengan penuh senyuman..
Hannah merasa tidak perlu lahi membahas masalalu, hidangan juga sudah di sajikan.."Ayo, mari makan"
Bryan sudah makan duluan saat mereka mengobrol, ia makan dengan lahap tanpa perlu bantuan orang tua.
Suami istri melihat ini, seperti melihat anaknya sendiri waktu kecil pintar dan cerdas.Bahkan Tuan besar juga memanjakannya.
Bernett gong melihat kedua orang tuanya menatap bryan cheng, hingga lupa menyantap hidangan." Ayah, ibu makanlah, tidak perlu mengkhawatirkan bryan cheng.
Bernice gong mengambil mangkuknya di dekatkan ke mangkuk bryan cheng." Ayo, kita lomba bryan,lihat siapa yang menghabiskan duluan?"
"Baiklah, aku pasti juara satu." bryan dengan semangat.
"Tapi kita tidak boleh makan dengan terburu- buru, harus makan dengan perlahan." Bernice gong memberikan peraturan.
Bryan cheng mengangguk."Baiklah"
Bernice gong juga mengalah untuk bryan cheng, bocah itu makan dengan sungguh- sungguh dan perlahan.
Candice memperhatikan bernice gong , diam- diam menyukainya, walaupun statusnya tinggi, ia tidak terlihat angkuh, malah sebaliknya ia wanita ramah dan cerdas.
Menyelesaikan makan malam , waktu pukul 20.10 agar lebih dekat ryan , candice cheng menyarankan pergi ke people square yang cocok di habiskan setelah makan malam.
Camdice merasa ayah dan ibu bernett gong tidak ingin merebut bryan cheng, ia merasa lega dan tenang kalau mereka lebih dekat dengan bryan ." Bagaimana , kalau kita jalan- jalan ke people square terdekat?"
"Baik, aku juga ingin kesana" Bryan merasa semangat di tempat itu banyak permainan anak- anak.
Share this novel