Bagian 1

Romance Series 3132

Valen menuruni tangga terburu-buru. Rambutnya hanya dikuncir ala kadarnya. Dia tidak memiliki banyak waktu. Indry Ayudia-sahabat satu-satunya-sudah menunggu sejak satu jam yang lalu. Bukannya meremehkan tetapi, ini semua gara-gara Gea-sepupunya-yang tak menyukainya. Sejak pagi dia mengganggu terus dengan hal tidak penting.

Hey kamu dimana? Aku menunggu terlalu lama. Jika tidak, aku akan meninggalkanmu.

Pesan singkat yang membuat Valen mempercepat langkah. Indry pasti akan mengomel tanpa spasi kalau dia tidak cepat datang.

Langkahnya melebar, menuruni anak tangga dengan cepat.

Hidup di rumah keluarga Cetta tak membuatnya nyaman. Tatapan orang tak bersahabat.

Velan sudah membuka pintu sebelum suara nyaring itu menghentikan langkahnya.

"Ini masker kamu. Jangan buat keluarga Cetta malu dengan memperlihatkan wajah kamu." Wanita yang sebaya dengan Valen mengulurkan masker, menatap Valen sinis.

Tapi menjawab, Valen meraih dan langsung pergi. Dia selalu menggunakan masker ketika keluar. Wajahnya yang berbda memang membuatnya mendapat tatapan berbeda.

Wajah cantik bak dewi dari kayangan membuatnya selalu menunduk menyembunyikan kepedihan. Begitu banyak semburat penuh beban yang tak dihiraukan olehnya.

"Kenapa menjadi bagian dari keluarga cetta merasa menyebalkan?"gerutu Valen yang belum menggunakan maskernya.

"Bukankan dia Valen, anak dari jalang yang menikah dengan salah satu keluarga cetta?"celetuk wanita yang melihat Valen.

"Iya. Dan pasti dia sama dengan ibunya."jawab temannya.

Valen mempercepat langkahnya. Selalu seperti ini. Di rumah pun sama. Langkahnya semakin cepat. Tetapi tiba-tiba dia menabrak sesuatu hingga terpental.

"Aduh."pekik Valen yang mengusap bokong yang terasa sakit.

"Hei, kamu tidak apa-apa?"tanya pria yang ditabrak Valen. Sekarang dia sudah berjongkok dan menatap Valen lekat.

Ah, kenapa harus pria?

Valen melengos dan langsung menggunakan masker. Tidak ada yang boleh melihat wajahnya. Dia diam pun semua wanita bilang dia menggoda pria-nya, meski nyatanya tidak. Dan dalam hal ini selalu dia yang disalahkan.

"Kamu baik-baik saja?"tanya pria itu lagi.

"Hmm." Valen bangkit dan menepuk bokongnya yang kotor karena jatuh.

"Arda."

"Hah ?" Valen menatap tak mengerti.

"Namaku Arda." Jelas Arda menatap Valen lekat.

Valen hanya mengangguk. Tanpa berbicara dia langsung berjalan menjauh. Dia tidak ingin dikatakan menggoda pria orang lain lagi.

Dia sadar kecantikannya memang di atas rata-rata. Tanpa melakukan operasi plastik dan perawatan. Dia menuruni kecantikan mamanya. Bukannya sombong tapi memang itu kenyataannya.

"Kenapa Mama harus lahir dengan wajah secantik ini. Dan kenapa juga harus mewariskannya?"gerutu Valen kesal.

Dia kesal bukan karena kecantikannya. Tapi takdir yang membawanya menjauh dari kebahagiaan. Semua menjauh karena kecantikannya.

Dan bahkan aku tak memanfaatkan kecantikanku.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience