Bagian 6

Romance Series 3132

Entah apa yang dipikirkan Arda saat ini. Dia hanya diam menatap lurus ke depan. Pikirannya kacau. Sejak Valen mengatakannya dirinya seakan dihantam ratusan kerikil tak berasa. Dia juga selalu memikirkan hal buruk tentang Valen sampai dia tak berusaha merasakan apa yanh gadis itu rasakan.

Dua bulan sejak pertemuan yang disengaja, Arda hanya mengawasi Valen dari kejauhan. Semua itu demi tugas yang diberikan papanya. Entah mengapa papanya menyuruhnya mengawasi gadis itu. Dia bukan kerabat dan sanak saudara.

Sekarang bukan hanya untuk tugas. Kepribadian Valen yang mulai dipertanyakan membuat Arda penasaran. Apakah dia seperti rumor bahwa semua keluarga Azura bermental Jalang? Apa Valen termasuk dalam kategori itu? Setau dia Eiren-ibu Valen juga seorang jalang dan neneknya merupakan jalang profesional.

Don't just be cover. Apakah pribahasa itu berlaki untuknya? Tapi seseorang memang harus mendapatkan kesempatan untuk menjelaskan. Terlebih papanya begitu menyukai Valen. Pasti ada hal yang tak diketahuinya.

Arda sudah merencanakan hal ini sejak dua minggu yang lalu. Dia berniat mengadakan rapay di cafe Valen. Dia harus mulai mendekatkan diri dengan gadis itu. Pendapat buruk yang pernah dipikirkannya harua mendapatkan buktinya.

Setelah menunggu beberaa lama semua rencananya terealisasikan. Rapat diadakan di cafe Valen. Pertama yang dicari adalah Valen. Saat baru melangkah, objek yang dicari ketemu. Arda langsung mendatangi Valen dan mencoba menggoda gadis itu. Sayangnya papanya datang dan mengganggu.

Akhirnya dia harus masuk ke dalam ruang rapat. Tatapan menggoda papanya membuat jengah. Meski tanpa kata, dia tau bahwa saat ini lelaki itu tengah menggodanya.

Arda mengabaikan tatapan itu dan langsung memulai rapat. Rapat untuk proyek baru yang akan dibangun. Mega mall. Al group memang salah satu perusahaan terbesar yang bergerak dibidang Konstruksi. Dengan Arda sebagai CEO saat ini. Dia merupakan anak dari pemilik perusahaan dengan persentase setengah saham.

Setelah membicarakan mengenai modal dan juga model bangunan, Arda langsung keluar. Dia tau pemilik dana itu tak pernah ada. Setelah menyalami semua dia pamit undur diri. Kini dia harus mencari Valen. Lama dia berkutat di cafe itu. Tapi tak ada. Kemana gadis itu?

"Ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya Indry yang kebetulan melihat tingkah Arda yang hanya celingak-celinguk.

"Tidak." Arda berusa normal. Mana mungkin dia mengatakan mencari Valen.

Indry tersenyum sumringah. Bukankah ini pria yang sama yang menggoda Valen? Apa mungkin dia mencari Valen? Dia tampak baik.

"Apa anda mencari Valen?" tebak Indry masih tetap tersenyum ramah.

Arda menatap Indry bingung. Dia tau? Apa dia begitu mencolok? Tapi dia bersikap biasa saja.

"Saya Indry sahabat Valen." Indry menyodorkan tangan, memperkenalkan diri.

"Saya melihat anda bersama Valen tadi." sambung Indry saat Arda tak kunjung menjabat tangannya dan malah diam. Yang difikirkan pasti satu. Kenapa gadis ini tau?

Arda tersenyum. Memang ini yang masih difikirkannya. Gadia itu datang, menanyakan sesuatu yang dia pikir tak ada yang tau. Ternyata dia melihatnya? Arda menggaruk tengkuknya yang taj gatal, menghilangkan rasa malu yang melanda.

"Arda." Arda menbalas tangan Indry. "Arda Alvero." tambahnya mantap.

"Wow." Indry gumam jelas. Dia tak menyangka bertemu dengan penerus Al Group secara langsung. Terlebih dia mengenal Valen. Sungguh keajaiban.

"Kau penerus tunggal Al Group? Senang bertemu dengan Anda." ucapnya semangat.

"Apakah rumor menyebar begitu cepat?" Arda menanyakan hal yang jelas jawabannya iya.

"Tentu." Indry tampak bersemangat.

"Ah, baiklah." Arda tersenyum, masih mencoba mencari Valen.

Indry yang melihat tingkah itu langsung tau siapa yang dicari. Valen kau benar-benar beruntung,  pikir Indry. Valen hidup dikeluarga yang kaya raya dengan segala macam kemewahan. Wajah cantik diatas rata-rata. Dan sekarang pewaris Al Group tengah mencarinya. Hanya satu yang membuatnya merasa tak mendapat tempat di dunia. Tak ada kasih sayang dan juga kehormatan.

Indry menghela nafas dalam. Semoga lelaki ini kunci kau mendapatkan segalanya, Valen.  Doa Indry dalam hati.

"Valen tadi pulang. Mungkin masih sampai taman." jelas Indry membuat Arda kembali melongo.

"Apa?" Arda masih bingung.

"Valen sudah pulang dan mungkin masih sampai taman." ulang Indry.

"Oh." hanya itu yang diucapkan Arda. Tapi kakinya langsung melangkah keluar.

Dia sampai lupa mengucapkan terima kasih. Kalau sampai di rumah, dia tak akan bertemu dengan Valen. Abyan tak akan mengizinkannya. Entah karena dia terlalu sayang atau terlalu benci. Yang dia tau, Abyan selalu melarang Valen berdekatan dengan seorang pria.

Indry hanya tersenyum bahagia. Harapannya hanya satu. Melihat Valen bahagia. Mendapatkan kehidupan yang sempurna. Mendapatkan kehidupan penuh warna dan tak hanya mengenal putih abu-abu.

I hope you're happy. Always.

__________

Valen melangkah santai. Dia sudah terlalu sering mendengar omongan tentangnya. Lelah jika dia harus menanggapinya terus. Dia hanya ingin bahagia, tak berniat mencampuri kehidupan orang lain. Seperti biasa, dia tetap menggunakan maskernya. Seperti aturan yang diberikan Abyan kepadanya. Dia masih menghormati orang itu meski dia membencinya.

Saat sedang asik melangkah, sebuah tangan kekar menariknya keras hingga dia harus berbalik menatap orang tersebut. Matanya membelalak saat kakinya oleng dan siap terjungkal sebelum sosok itu menangkapnya. Membuat Valen membelalak dan saat kesadarannya kembali dia langsung mendorong dan menjauh.

"Kamu?!" Valen membelalak kaget. Untuk apa dia mengikutinya?

"Mau apa kamu?!" Valen melotot, berjaga-jaga kalau dia macam-macam.

"Tenang. Aku gak berniat jahat kok. Aku cuma may nganterin kamu pulang aja."

Valen mengerutkan kening tak percaya. Bagaimana dia bisa percaya dengan orang lain saat semua orang tak ada yang memperhatikannya. Semua orang menjauhinya dan ini orang malah mendekatinya? Ada niat apa?

"Aku berani pulang sendiri. Gak usah repot-repot." Valen berbalik dan siap pergi, sebelum Arda kembali mencegahnya.

"Aku cuma mau menemui Gea. Bisakan dekatkan aku sama dia?" Area mengerdipkan sebelah mata.

Valen menghembuskan nafas pelan. Benarkan pikirannya. Mana orang yang beneran tulus mendekatinya?

"Baiklah." ujar Valen agar semuanya cepat selesai.

Arda tersenyum. Valen berjalan lebih dulu dan Arda mengikutinya. Dia tak ingin bertemu Gea, tapi dia tak memiliki alasan untuk mendekati Valen. Dan rasa penasarannya sudah benar-benar diujung tanduk. Apa Valen benar-benar seperti apa yang dikatakan orang diluaran?

"Maafkan aku Gea, aku tak bermaksud memanfaatkanmu."gumam Arda dalam hati.

Terlebih dia juga haru tau kenapa papanya selalu membela Valen. Mengatkan hal baik tentangnya. Padahal papanya tak pernah bertemu dengan Valen. Apa yang disembunyikan? Terasa ada yang janggal tapi Area mencoba bersikap biasa Dan mengikuti instruksi papanya. Menyelidiki sedikit demi sedikit.

__________

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience