Tadinya kupikir dia seorang pria setengah baya botak dan buncit dengan wajah mesum, ternyata dugaanku salah. Pria yang berdiri didepanku ini umurnya kuperkiran sekitar 27 tahun, tak jauh beda dengan umurku sendiri, yaitu 29 tahun. Dia mempersilakanku masuk ke dalam apartemennya yang sangat rapi. Hampir keseluruhan ruangan ini bernuansa biru muda dan putih. Mengingatkanku pada laut yang selalu kukunjungi saat aku merasa kalut.
Dia duduk di sofa putih sambil memandangku dari atas sampai kebawah, menilai penampilan sederhanaku. Wajahnya dingin. Aku merasa seperti ditelanjangi dengan berdiri dibawah tatapanya begini. Dia melonggarkan dasi yang masih dia pakai sambil mengambil sebilah rokok dan mulai menyalakannya.
"Berapa yang akan anda bayar untuk keperawanan saya?" walau ada nada getir dalam suaraku, aku masih tetap berusaha menutupinya dengan cara menatapnya tajam. Dia tersenyum tipis, meletakkan rokok yang hampir dihisapnya ke asbak sambil mengeluarkan amplop coklat berisi lembaran uang yang jumlahnya lebih dari cukup. Jumlah itu tetap tak akan sebanding dengan apa yang harus kukorbankan saat ini.
"Cukup?" tanyanya sembari berjalan dan mengambil tas kerjanya.
"Saya rasa jumlah ini sudah cukup. Apa kita harus memulainya sekarang?"
Share this novel