Kurasakan pipiku di tepuk pelan oleh sebuah tangan dingin dan membuatku terlonjak karena kaget. Sejak kapan aku ketiduran? Dan sejak kapan dia datang. Kulihat tubuh besarnya sudah di balut kaos putih polos dan celana training abu-abu. Mata elangnya menatapku lekat. Kurapikan pakaianku yang mungkin aja berantakan karena ketiduran barusan. Orang ini memang memiliki wajah menarik, tapi dia terlalu dingin dan kaku.
Dia diam, aku juga diam. Sepertinya diantara kami ngga ada yang punya niat buat memulai pembicaraan. Aku nggak akan memulai pembicaraan lebih dulu, selain karena aku memang ngga tau apa yang mau diomongin, aku juga kemari atas permintaan dia kan? Memang sudah seharusnya dia yang memulai. Sebenarnya apa yang kulakukan disini?
"Kamu akan terus ada disini sampai saya memutuskan untuk mengambil apa yang sudah saya bayar padamu kemarin." ucapnya seakan mendengar pertanyaan dalam hatiku. Tentu saja tak dia tak semurah hati yang kupikirkan. Mana mungkin dia menyia-nyiakan apa yang sudah dia bayar dengan mahal.
"Saya ingin tahu dengan lebih rinci mengenai pekerjaan apa yang akan saya lakukan disini. Dan itu bukan termasuk dalam bayaran yang saya terima kemarin kan?" sebutlah aku wanita pecinta uang. Karena aku memang melakukannya untuk itu. Apapun akan kulakukan saat ini asalkan aku bisa mendapatkan uang untuk pengobatan Putri.
"Saya akan bayar untuk setiap waktu kamu." itu yang ingin aku dengar. "Kamu akan berada disini sebelum saya datang dan menunggu. Terserah kamu mau melakukan apa. Asalkan jangan pernah masuk dan keluar dari kamar saya tanpa izin dari saya."
Share this novel