BAB 6

Romance Completed 9101

Aku bersyukur tubuh Putri bisa menerima pengobatannya dengan baik. Dokter bilang ada perubahan positif disana. Aku jadi merasa lega melihat adikku ini kondisinya semakin membaik. Dia juga terlihat lebih ceria beberapa hari terakhir ini. Kami sudah boleh membawanya pulang setelah menginap selama 3 hari di rumah sakit. Aku juga sekarang harus pintar-pintar membagi waktuku untuk Putri juga pekerjaan-pekerjaanku. Dari pagi sampai siang pukul 2 aku menjaga Putri sampai Devi pulang dari sekolah. Baru setelah itu aku bergegas ke departemen store untuk kembali bekerja sampai pukul 10. Lalu aku akan melanjutkan pekerjaanku ke tempat pria itu. Aku bisa lebih santai dan bisa beristirahat disana. Biasanya dia akan pulang sekitar pukul 11 atau malah terkadang dinihari. Entah apa yang dia lakukan sampai tiap hari pulang selarut itu.

"Kak Nessa ngelamun ya?" tanya Putri menghilangkan bayangan pria itu yang hampir muncul dalam pikiranku.

"Ngga kok. Putri lagi apa?" kulihat dia lagi asyik dengan gulungan benang wol di tangannya.

"Putri mau bikin topi buat Putri ka,"

"Kak Nessa ngga dibikinin juga?" kupeluk tubuh mungilnya dari belakang. Sejak kapan dia belajar merajut, tangan mungilnya terlihat sangat terampil dalam merangkai benang menjadi sebuah topi yang bentuknya sudah mulai terlihat.

"Nanti Putri bikinin sesudah punya Putri selesai ya," janjinya sambil mengulurkan jari kelingkingnya untukku. "Janji ya," kukaitkan kelingkingku sendiri sambil menggoyang-goyangnya.

"Kak, Putri kangen tidur sambil kakak peluk begini" aku sama sekali ngga nyangka Putri bakal mengatakannya. Membuatku terdiam. Adikku sedang mengharapkanku memeluknya saat tidur, sedangkan aku malah memeluk pria itu tiap malam sejak beberapa hari yang lalu. Apa yang kamu pikirkan Nessa?

"Kak Nessa kok nggak pernah tidur sama Putri lagi? Kan Putri pengen dipeluk," ya, kakak sekarang punya teman tidur baru Putri. Kakak kamu ini jahat ya?

"Kan kakak udah bilang sama Putri, kakak kerja sayang." aku merasa bersalah padanya. Aku membiarkan diriku bersama pria itu tiap malam justru disaat adikku sangat membutuhkanku disisinya. Tapi apa yang bisa kulakukan? Aku sangat menginginkan kesembuhan Putri.

"Harusnya Putri ngga sakit gini ya kak? Kakak jadi mesti kerja sampe begini, pasti kak Nessa capek." hatiku serasa diremas mendengarnya bicara begini.

"Siapa juga yang mau sakit? Putri ngga boleh mikir macem-macem. Putri cuma harus minum obat Putri rajin-rajin dan istirahat yang banyak. Kamu ngga usah mikirin kakak. Kakak kan udah gede, kakak kuat. Kerja begini sih, ngga bakal bikin kakak capek." Putri mengeratkan pelukan lengannya di pinggangku, kucium kepalanya yang rambutnya mulai merontok.

"Putri bakal rajin minum obat biar cepat sembuh. Biar kak Nessa bisa tidur sama Putri lagi." Seandainya pria itu memutuskan untuk mengambil haknya dariku, tugasku pasti sudah berakhir. Aku ngga perlu lagi ke apartemennya. Hanya, uang tambahan darinya tiap malam ngga akan kudapatkan lagi. Jumlah yang kuterima darinya cukup banyak dan aku sangat mensyukurinya. Sangat ngga sebanding dengan tugas yang kulakukan. Aku sama sekali ngga melakukan apa-apa selain menemaninya

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience