BAB 9

Romance Completed 9101

Aku benar-benar libur bekerja selama beberapa hari ini. Beruntung aku bisa mengambil cuti tahunanku di butik. Aku akan menghabiskan waktuku untuk merawat Putri.

"Kak Nessa, Devi lapar. Kakak mau titip apa?" aku juga lapar. Mungkin aku bisa minta dibelikan Sup Iga sama Devi. Hujan baru berhenti dan udara masih sangat dingin.

"Biar kakak aja yang pergi. Kamu disini aja temani Putri," sebaiknya biar aku yang pergi. Aku ngga berani membiarkan Devi pergi sendirian malam-malam begini. Apalagi hari sudah semakin larut.

"Putri mau kakak beliin apa?" Putri sudah sedikit lebih baik kondisinya sekarang.

"Putri mau makan cake cokelat." aku tersenyum mendengar permintaannya. Aku besyukur dia sudah mulai bersemangat lagi dan sudah mulai mau makan.

"Devi juga mau ya kak," pinta Devi juga. Adik-adikku ini memang sangat manja padaku.

"Ya udah. Kakak berangkat dulu ya," *** Aroma hangat kayu manis langsung tercium olehku waktu baru melangkah memasuki bakery langgananku. Kulihat tempat biasanya cake cokelat kesukaan Putri di letakkan kosong. Apa mereka ngga membuatnya hari ini?

"Cake cokelat yang biasa mana mba?" tanyaku pada pelayan yang baru keluar dari pintu dapur sambil membawa senampan roti yang masih hangat.

"Kita baru kehabisan. Kalo mba mau nunggu, mungkin kurang dari satu jam lagi cakenya matang." satu jam? Putri pasti kecewa kalo aku pulang tanpa membawa cake pesanannya.

"Ya udah, saya tunggu aja." aku mengambil duduk dekat jendela sambil melihat lalu lalang orang di luar sana. Aku memesan segelas hot chocolate dan sepotong lemon cake roll. Ada sepasang remaja yang duduk tak jauh dariku. Mereka terlihat sangat menikmati kebersamaan mereka.

"Film yang kita tonton kemarin, aku mau nonton sekali lagi. Boleh?" tanya si cewek pada cowoknya yang dengan sayang mengusap-usap rambut panjang kekasihnya.

"Ya udah, besok abis pulang kampus kita nonton lagi." ku masukkan sepotong lemon cakeku ke dalam mulut sambil terus mengamati mereka. Dulu aku sempat merasakan yang cewek itu rasakan walau cuma sebentar. Tepatnya pada saat aku masih SMA. Aku mengenalnya saat mengikuti festival kesenian di gedung kesenian dan berkenalan dengan dia yang merupakan ketua OSIS disekolahnya. Kami sama-sama menjadi pengisi acara saat itu. Aku bertugas memainkan piano dan bernyanyi, sedangkan dia mengiringi penampilanku dengan gitar akustiknya. Perkenalan kami berlanjut dengan janjian untuk ketemu setiap hari rabu sepulang sekolah. Dia menungguku di depan sekolahnya yang memang selalu kulewati tiap hari. Hubungan singkat kami selama 5 bulan itu cukup setidaknya cukup jadi pengalaman manis bagiku. Dengan alasan mau melanjutkan kuliah diluar kota, dia bilang hubungan kami ngga bisa diteruskan. Aku bisa terima keputusannya itu tanpa pernah bertanya mengapa hanya itu alasan dia pergi dariku.

"Mba, ini pesanannya sudah selesai." bau harum cake coklat pesananku mengembalikan pikiranku dari bayangan masa lalu yang sudah lama kukubur itu.

"Makasih ya," setelah menghabiskan minuman dan makananku, aku segera bergegas keluar menuju warung yang menjual sup iga kesukaanku.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience