Pikiranku pasti sedang kacau akibat pertemuanku dengan Arga semalam. Kenapa dia harus hadir lagi sekarang? dan kenapa sikapnya masih semanis dulu? Aku harusnya ngga terganggu dengan kehadirannya sekarang.
Aku baru tersadar waktu sudah berdiri didepan pintu bernomor 1506 yang sudah beberapa hari ngga kukunjungi. Kakiku melangkah kemari tanpa kusadari. Aku perlu tempat untuk mengalihkan pikiranku dari Arga. Siapa tahu pria itu ada di dalam sekarang.
Harapanku lenyap begitu melihat ruangan sepi yang ada didepanku. Ngga ada tanda-tanda keberadaannya disini. Rupanya dia masih belum kembali. Ruangan bernuansa laut ini masih serapi sejak terakhir aku kemari. Seharusnya aku datang tiap hari kemari untuk menunggunya. Dia pasti berpikir aku kabur dari perjanjian kami. Malam ini sebaiknya kutunggu dia sebentar.1
Aroma khas ruangan ini sangat menenangkan. Entah jenis pengharum ruangan seperti apa yang dia pakai, aku sangat menyukainya. Kurebahkan badanku, seperti yang biasa kulakukan bila sedang menunggunya pulang. Niatku kemari untuk mengalihkan pikiran dari pertemuanku dengan Arga malah membuatku makin memikirkannya. Dia masih seperti Arga yang kukenal dulu.
Dia masih mengingatku justru disaat aku hampir berhasil melupakan dia sepenuhnya. Dan dia bilang masih mau bicara denganku saat sudah ngga ada lagi yang harus dibicarakan. Carisa. Wanita itu begitu pantas berdiri disamping Arga. Mereka seperti diciptakan berdampingan. Mungkin perbedaan kami dulu begitu mencolok hingga Arga memutuskan untuk mundur dariku. Aku harus meyakinkan diriku untuk ngga akan membiarkan Arga kembali mengusik hidup nyamanku lagi. Aku harus mampu untuk itu. Saat ini aku justru memerlukan pria yang seharusnya kutemani disini. Dimana dia sekarang?
Share this novel