Ciee yang berangkat bareng sama pangeran Fahri" ledek Salsa pada saat Adel baru duduk ditempatnya, Salsa tersenyum geli saat melihat bagaimana tingkah sahabatnya itu. Semenjak Salsa dan Sabrina dekat dengan Adel membuat dia menambah sahabat. Sekarang Adel sudah gak merasa kesepian lagi, selain sudah ada Fahri lagi dia juga mempunyai sahabat yang baik. Seperti Adira, Maya, Salsa, Sabrina yang selalu ada buat Adel.
"Ih Sal lo apaan sih" gue tertunduk malu mendengar ucapan Salsa itu.
Sejak masuk dan mengikuti pelajaran pertama hingga pelajaran ke empat tak berhenti-henti gue tersenyum saat mengingat waktu pas Fahri nyatain perasaan ke gue.
Adira yang melihat itu tertawa membuat semua orang yang ada di kelasnya menatapnya "Sorry sorry" ucapnya kepada teman-temannya dan menoleh kembali kearah Adel yang ada disampingnya itu "Ciee sekarang berangkat sama pulangnya bareng Fahri nih ye, jadi iri gue Del." lanjutnya.
"Ternyata dia masih sweet kayak dulu, ahh Dir gue makin cinta sama Fahri." ups dengan cepat gue menutup mulut gue yang keceplosan.
"Untung orangnya lagi ketoilet" batin gue.
Diliriknya Adira yang ada disampingnya yang kini sudah menatapnya dengan pandangan menggoda.
"Ciee... ciee... iyadeh yang udah punya pacar mah beda, lah aku mah apa atuh." ucap Adira dengan wajah yang dibuat-buat.
"Heh anak-anak kecebong, kalian gak mau ke kantin apa?"
Adira dan Adel mengadahkan kepalanya dan menemukan Maya, Salsa dan Sabrina dengan tangan yang di silangkan di dadanya "Ya maulah" jawabnya serempak membuat mereka bertiga mendengus.
"Kalau kalian mau ke kantin, ngapain kalian masih ngerumpi?" ucap Maya kesal.
"Heh malah diam, ayok dong." kata Sabrina, dan akhirnya kita berlima ke kantin karena udah keroncongan.
Sesampai di kantin...
"Kalian mau makan apa?" tanya Maya kepada empat sahabatnya yang sedang sibuk memperhatikan menu yang ditempel diatas tempat jualan ibu kantin itu.
"Gue sama Salsa nasi goreng spesial sama minumnya es jeruk" ucap Sabrina.
"Kalau gue sama Adira mie goreng sama es teh manis May" Maya mengangguk lalu melangkah mendekati ibu kantin dan menyebutkan pesanan sahabatnya dan Maya juga.
"Udah yuk cari tempat duduk" gue berjalan kearah meja pojok di kantin yang diikuti dengan mereka.
Mereka berlima menjatuhkan diri di bangku panjang yang tersedia di kantin tersebut. Sambil menunggu pesanan mereka, hal yang sempat menjadi perbincangan mereka adalah tentang Adel balikan dengan mantannya. Tapi pembicaraan mereka terhenti karena makanan yang mereka pesan datang.
"Makasih Mbak" ucap Maya sambil mengambil makanan dan menyerahkan kepada sahabat-sahabatnya.
"Makasih May" ucap gue dan yang lain serempak.
"Sama-sama" jawab Maya dengan senyumnya.
Saat mereka sibuk dengan makanan mereka berlima, suara Farrel terdengar membuat mereka menoleh kearahnya.
"Boleh gabung gak, boleh lah ya." Farrel, Alif dan Andre langsung mengambil tempat disamping Salsa dan Sabrina tanpa menunggu balasan dari kelima orang itu.
"Untung nih bangku panjang" batin gue.
"Gapapa kan kita gabung sini?" tanya Andre.
"Iya gapapa" Sabrina menggeser sedikit tempat duduknya mempersilahkan mereka bertiga duduk.
Sedangkan Adel terpaku ditempatnya karena udah ada Fahri disampingnya. Dia udah tak fokus lagi dengan makanan di depannya, sekarang yang dia fokuskan adalah cowo yang tengah menatapnya.
"Gak baik loh kalau makan mie terus" ujar Fahri saat melihat makanan gue.
"Makan ini aja, gak pedas kok." lalu ditukerkannya makanannya dengan makanan gue.
Aduh sumpah perilaku Fahri ini bikin melting banget, gue gak berani natap dia. Yang bisa gue lakuin sekarang itu hanya mengangguk dan mengambil makanan itu.
Fahri tersenyum saat Adel mau mengikuti perintahnya, dan diusapnya lembut rambut pacarnya itu. Saat Fahri hendak memasukan makanan kedalam mulutnya terdengar suara membuat dia mengurungkan niatnya untuk makan.
"Fahri, gue cari-cari tenyata lo ada disini. Kenapa lo gak nyusul ke kelas gue sih" ucap Manda dengan manja kearah Fahri yang langsung ditatap jengah oleh orang-orang disana.
"Untung Fahri sekelas sama gue" batin gue yang sedikit kesal sama perlakuan Manda ke Fahri.
"Emang lo emaknya perlu lapor kalau Fahri mau kemana-mana" cibir Andre sambil menyuapkan nasinya, pura-pura sibuk dengan makanannya yang langsung membuat mereka terkekeh geli.
Manda menatap Andre dengan kesal "Maksud lo apaan sih"
Andre yang ditanya oleh Manda hanya menghendikkan bahunya cuek, bahkan sekarang dia mencomot makanannya Alif yang ada disampingnya.
"Lo--" ucapan Alif yang mau maki si Andre terputus karena udah dipotong sama Fahri.
"Mau lo apa Man?" potong Fahri, dia benar-benar risih oleh sikap Manda. Lihat tangan Manda yang awalnya diam sekarang malah memeluk lengannya erat.
Manda menoleh kearah Fahri dan melunakkan ekspresinya "Temenin gue makan yuk" dipasangnya puppy eyes agar cowok itu mau menemaninya.
Fahri mendesah pelan dan menyentakkan tangan gadis itu membuat Manda tersentak kaget "Sorry gue gak bisa, lo makan sendiri sana." ujarnya dingin.
Manda menatap Fahri tak percaya apa yang di dengarnya "Lo kenapa sih?" ucapnya sedih lalu pandangannya beralih kearah Adel yang ada disamping Fahri "Pasti gara-gara cewek centil ini kan?! Heh dengar ya baik-baik, Fahri itu gak pernah suka sama lo dan lo itu gak pantes buat Fahri!" bentaknya.
Adel yang sejak tadi diam kaget mendengar ucapan Manda, dia sadar kalau Manda itu juga suka sama Fahri sejak Fahri menjadi murid disekolah ini.
Apa yang harus gue lakuin saat ini?
Gue gak terima harga diri gue diginiin. Mungkin dia belum tahu kalau sebenarnya itu gue adalah pacar Fahri sekarang.
"Sabar Del sabar"
Share this novel