-Part 24-

Romance Completed 5704

Tangan Adel melingkar indah di pinggang Fahri, dahinya mengernyit ketika menyadari bahwa mereka tidak mengarah pada rumahnya.

"Ri, kok kita kesini? Gak pulang?" tanyanya heran.

"Ikut aja bentar" jawab Fahri yang tengah mengendarai motornya, dielusnya tangan Adel yang melingkar di pinggangnya lembut, mengalirkan kehangatan pada Adel.

Adel mengangguk dan menyenderkan kepalanya di punggung Fahri. Entah sejak kapan, punggung itu terasa sangat nyaman baginya. Dan tak terasa mereka sudah berhenti di sebuah rumah berwarna abu-abu dengan gerbang hitam yang menjulang tinggi.

Fahri menghendikan bahunya sedikit untuk memberi tahu pada Adel kalau mereka udah sampai. "Ayok turun"

"Ini rumah siapa Ri?" tanyanya meski sudah punya firasat bahwa rumah ini adalah rumah Fahri, dan pada saat cowok itu menjawab jantungnya berdegub karena gugup setengah mati.

"Rumah aku, ayok masuk." Fahri menggeret motornya memasuki halaman rumahnya, dan menaruh motor kesayangannya itu ke garasi berderet dengan motor-motor yang lainnya.

"Pasti itu sangat mahal" batin gue saat melihat lima moge yang berjejer rapih disana.

Adel yang masih gugup setengah mati seakan tidak mendengar ucapan Fahri barusan. Dikepalanya sudah dipenuhi oleh pertanyaan apa yang akan dilakukan nanti. Sehingga dia tidak menyadari bahwa Fahri sudah kembali dan berada di depannya.

Fahri menjetikkan tangannya dan membuat Adel sadar dari lamunannya "Jangan gugup, keluarga aku gak bakal makan kamu kok." ucapnya dengan tertawa kecil. Digandengnya tangan Adel untuk memasuki rumahnya itu.

"Kamu duduk disini dulu ya, aku mau ke kamar ganti baju. Bentar." Adel memandang Fahri tidak rela, bukan karena dia tidak rela berjauhan dengan cowok itu, tapi lebih kepada tidak rela dia ditinggal sendiri disini.

"Apa kabar dengan keluarga ini?"

Fahri yang menyadari keresahan Adel, mengusap lembut rambutnya "Cuma bentar kok, atau kamu mau ikut ke kamar?" godanya sambil mengerlingkan matanya.

Adel menggeleng cepat, pipinya lagi-lagi memunculkan seburat merah "Gak, gak. Ya udah cepat sana ganti bajunya, tapi jangan lama-lama ya." Fahri mengangguk lalu meninggalkan Adel sendiri di ruang tamu.

Adel tidak tahu apa yang harus dilakukannya disini. Tanpa disengaja dia melihat kearah figura-figura yang ada diruang tamu. Dia bangkit dari tempat duduknya, dan mulai melihat satu persatu foto itu.

Dia berbalik berjalan kembali kearah sofa ruang tamu, tiba-tiba perasaan gugupnya berubah menjadi perasaan senang. Samar-samar dia mulai mendengar suara orang yang mengobrol dari luar, dan pada saat Adel memalingkan mukanya dia menemukan sosok wanita anggun yang sedang menatapnya dengan pandangan heran.

"Siang Tante" Adel berdiri dan berjalan kearah sang wanita itu, dan mengecup tangan wanita itu.

"Siang, kamu Adel kan? Ini Adel Azzahra kan? Pacarnya Fahri kan? Tante gak salah lihat kan?" tebak Mama Fahri sambil memperhatikan Adel dengan pandangan sangat senang.

Sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan keluarga Fahri, keluarga ini juga sudah dianggap seperti keluarga keduanya dia. Sudah hampir empat tahun lebih dia tidak bertemu lagi, dan baru sekarang dia bisa bertemu dengan keluarganya Fahri. Betapa senangnya Mama Fahri saat bertemu dengan dirinya, dan sebaliknya juga betapa senangnya Adel saat bertemu dengan Mamanya Fahri.

Adel mengangguk "Iya Tante, ini aku Adel. Maaf udah ganggu"

Mama Fahri mengibaskan tanganya "Gapapa kok sayang, malah Tante senang banget akhirnya bisa ketemu kamu lagi." ucapnya riang "Ayok sayang masuk, Fahri kemana? Kok ninggalin pacarnya sendiri sih."

Setiap mendengar kata pacar yang keluar dari bibir Mama Fahri, bikin dia malu pula ia rasakan.

"Fahri benar-benar keterlaluan ya, masa kamu belum disugi minuman sih." omel Mama Fahri saat melihat meja ruang tamunya kosong melompong "Kamu mau minum apa sayang? Biar tante buatin"

Adel menggeleng cepat "Gak usah repot-repot Tante" tolak Adel secara halus. Dia benar-benar tidak ingin merepotkan Mama Fahri yang baru pulang itu.

"Gapapa sayang, Orange juice suka kan?" Adel akhirnya mengangguk, membuat Mama Fahri tersenyum lebar "Yaudah, Tante buatin dulu ya."

Mama Fahri berlalu darisana, dan tepat saat itu Fahri turun dari tangga.
Adel terpesona melihat penampilan Fahri pada saat ini. Apalagi saat dia melihat rambut Fahri yang masih acak-acakan dan sedikit basah membuat kadar kegantengan Fahri bertambah.

"Kamu udah ketemu Mama?" tanya Fahri sambil menjantuhkan tubuh disamping Adel.

Adel mengangguk kaku, dari tempat duduknya itu dia bisa merasakan aroma Fahri yang selalu dia rasakan yaitu mint.

"Kamu kenapa sih? Mama gak langsung ngelamar kamu kan?"

Adel melotot kearah Fahri, lalu memukul cowok itu beberapa kali "Say bisa gak sih kalau gak usah gombal terus" ucapnya dengan nada manja yang sering dia keluarkan pada saat di Bali.

Fahri yang mendengar kata Say dikeluarkan oleh Adel dengan nada manja yang membuat Fahri terpana. Dengan cepat dia meraih tangan gadis itu yang otomatis menghentikan serangan Adel "Tadi kamu bilang apa? Say?"

Adel mengerjapkan matanya, dan saat dia sadar langsung ditarik tangannya "Gak, salah dengar kali kamu." lalu dipalingkan mukanya, dia tidak berani menatap Fahri. Dia merutuk dirinya dalam hati, kenapa bibirnya itu bisa keceplosan mengatakan kata itu. Astaga.

Fahri tersenyum, hatinya bergetar ketika gadisnya itu mengatakan Say seperti dirinya. Dia senang luar biasa, diraihnya tangan gadis itu dan menaruh kepalanya di dada bidang Fahri sambil memeluk pinggang gadis itu. Beberapa menit terasa sangat berarti bagi mereka berdua. Saking asiknya, mereka tidak sadar bahwa Mamanya sudah geleng-geleng sendiri melihat tingkah anaknya itu.

"Ehem" deheman Mamanya itu sukses membuat dua orang itu langsung menjaga jarak, dan itu di mata Mama Fahri sangat lucu.

"Entar lagi ya pelukannya, minum dulu." ucap Mama Fahri sambil menggoda Fahri dan Adel yang kini saling pandang malu.

"Akhirnya kamu di bawa kesini juga sama anak nakal ini" dijitaknya Fahri hingga cowok itu mangaduh "Sering-sering ya kamu kesini, temenin Tante."

Adel mengangguk "Iya Tante, nanti kalau gak sibuk aku main-main kesini" sambil senyum kecil. Mama Fahri ikut tersenyum, saat melihat Adel pertama kali gadis ini di Bali, entah kenapa dia menyukai gadis ini. Jauh dilubuk hatinya, dia berharap bahwa Fahri tidak menyakiti Adel.

"Ah iya kalian baru pulang. Pasti lapar kan, makan dulu yuk." Mama Fahri menarik Adel untuk mengikutinya, Adel hanya menurut tanpa bisa membantah.

"Ri, pantes kamu sayang banget sama Adel. Udah cantik, baik juga lagi." celetuk Mama Fahri saat mereka sedang makan bersama.

Fahri tertawa renyah, sedangkan Adel menunduk "Ya dong, meskipun dia cantik dia juga sayang sama Fahri." tangannya meraih tangan gadis itu dan mengenggamnya.

"Emang kamu beneran sayang sama Fahri, sayang?"

"Sayang banget malah tante"

Adel mengangguk "Iya, Tante." jawabnya singkat tapi udah menghangatkan perasaan dua orang itu.

"Tuh kan Ma, Fahri juga sayang kok sama Adel. Sayang bangett malah." ucapnya manja sambil mengerlingkan matanya.

"Say, kamu mau pulang abis ini? Atau mau kemana dulu?" tanya Fahri sambil mengusap lembut kepala Adel.

"Pulang aja, takut dicariin orang rumah." balas Adel lembut.

"Aku anterin ya, aku gak mau kamu kenapa-kenapa." ujarnya dengan pandangan terarah ke Adel.

"Aku udah gede tauk"

"Iya tapi kamu kayak anak kecil gemesin" dicubitnya pipi Adel.

"Ehem, kok Mama merasa jadi jomblo sih. Lebih baik Mama pergi dulu deh" lalu Mama Fahri bangkit dan benar benar meninggalkan mereka berdua.

"Kamu sih Ri, aku kan gak enak sama Mama kamu." ujarnya sambil menatap sebal kearah Fahri

"Gapapa say, Mama aku itu gak marah, tapi Mama ngerti kalau aku mau berduan sama kamu." ucapnya menggoda.

"Auk ah, aku mau pulang sekarang aja. Soalnya udah hampir sore takut dicariin orang rumah"

Fahri mengangguk dan berdiri yang diikuti Adel "Mama, Adel mau pulang nih." teriaknya.

Dan terdengarlah suara langkah cepat menuju kearah mereka "Yah kok cepat banget sayang. Tante kan masih mau ngobrol, padahal tante udah suruh Om pulang cepat."

Rasa bersalah pun langsung menyergapi hati Adel "Maaf ya Tante, maaf banget. Soalnya udah hampir sore takut dicariin orang rumah" ujarnya karena dengan nada yang sangat bersalah.

"Tapi, janji ya kalau ada waktu kesini. Soalnya Tante masih kangen banget sama kamu sayang"

Adel mengangguk mantap "Kalau begitu Adel pamit dulu ya Tante" ucapnya sambil mencium tangan Mama Fahri.

Mama Fahri tersenyum ramah "Hati-hati ya sayang"

"Kalau gitu, Fahri pergi dulu Mah." Fahri mencium tangan sang Mama dan mengandeng tangan Adel, lalu berjalan menuju keluar rumah.

"Say, kok kamu diem aja?" Fahri melihat Adel dari spion, dia heran kenapa gadis itu jadi pendiem mendadak.

"Aku gapapa kok"

Fahri mengelus tangan yang melingkar dipinggangnya itu "Kalau ada apa-apa kamu bisa cerita, atau aku ada salah?"

Adel menggeleng lemah "Kamu gak ada salah kok, aku soalnya ngantuk Ri."

"Dasar" Fahri terkekeh dan kembali fokus pada motornya.

Tak terasa mereka sudah sampai rumah Adel "Kamu mau mampir dulu gak?" tanya Adel langsung saat melihat cowok itu melepas helmnya.

"Aku langsung pulang aja ya, kapan-kapan aku main kesini lagi."

"Yaudah gapapa, sampai rumah langsung istirahat ya." ucapanya.

"Ciee yang udah mulai perhatian sama aku" godanya sambil mencolek hidung Adel.

"Kamu gak mau diperhatiin sama aku? Yaudah sana pulang" Adel langsung membalikan badannya hendak masuk kedalam rumahnya.

Fahri dengan cepat turun dari motornya dan meraih pergelangan pacarnya itu "Hei, jangan ngambek dong. Aku tambah sayang deh sama kamu, makasih ya perhatiannya." ujarnya lembut.

"Iya sama-sama" ucapnya ketus, padahal dihatinya itu sudah mau lompat lompat sekarang.

"Nanti kalau udah sampai rumah aku telpon ya" lanjutnya sambil mengacak rambut cewe itu.

Adel mengangguk "Yaudah hati-hati ya" ucapanya, dan menegang ketika cowok itu mengecup pipinya sekilas.

"Iya udah masuk sana" Fahri mendorong tubuh gadis itu masuk kedalam rumahnya.

Setelah melihat gadisnya itu masuk kedalam rumahnya, Fahri menaiki motornya lagi dan pergi darisana.

Adel melihat kepergian Fahri melalui jendela ruang tamunya, dan menaiki tangga untuk masuk kedalam kamarnya.

"Aku selalu sayang sama kamu"

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience