Pagi ini gue bangun pagi-pagi banget. Habis mandi gue langsung sholat shubuh, abis itu turun kebawah untuk sarapan. Dan gue ngeliat abang gue lagi masak.
"Tumben amat lo masak" ejek gue ke dia.
"Mama sama Papa pergi keluar negeri, gue mau bangunin lo jam 4 tapi kayaknya lo keliatan capek banget."
"Ahh... abang ku cayankkk" ucap gue manja sambil nyubit pipi dia yang mulus.
"Apaan sih lo, gue kelitikin baru tahu rasa."
"Peach bang peach" kata gue sambil menunjukan jari bentuk huruf 'V'.
"Gimana lo sama si Andre?" tanya abang gue sambil menyantap nasi goreng buatannya.
"Gimana apa nya?" jawab gue bingung.
"Ya misalkan lo udah pacaran gitu sama Andre" ucap abang gue santai.
Uhuk Uhuk
"Lo gapapa kan?" tanya abang gue cemas.
"Lo ngomong apa sih bang, lagian gue sama dia itu kan baru kenal. Ya kali gue langsung pacaran sama dia, dan ingat ya bang kalau gue masih sayang seseorang." jelas gue panjang lebar.
"Kenapa sih lo masih nungguin orang yang gak pasti, dia aja gak peduli sama lo." ucap abang gue.
"Dia pergi selama empat tahun pasti ada alasannya bang, mungkin aja dia belum siap buat ngejelasin ke gue."
"Itu sih terserah lo aja, gue cuma mau bilangin aja jangan suka nungguin orang yang gak pasti." jelas abang gue.
"Suatu saat pasti dia kembali kok bang"
***
Sesampai disekolah, gue langsung buru-buru ke kelas. Tapi langkah gue berhenti saat melihat Andre lagi sama Maya, gue gak tahu dia ngomongin soal apa. Yang gue lihat dari mereka ada nada keseriusan.
"Daripada gue ketahuan kalau lagi ngeliatin mereka, mending gue langsung ke kelas deh." gumam gue.
Saat gue udah sampai kelas, gue ngeliat ada bunga mawar di meja gue dan ada kertas juga di bunga itu.
"Lu gue masih sayang sama dia." jelas gue panjang lebar.
"Terus kenapa lo dekat-dekat sama Andre?" tanya Adira.
"Berasa di introgasi gue"
"Emang masalah ya? Lagian gue gak ada perasaan apa-apa sama Andre, gue cuma anggap dia teman gak lebih." ucap gue.
"Serius?" kata Maya.
"Iya gue serius"
"Kalau Andre tahu soal ini gimana?" tanya Adira lagi.
"Gue bakal kasih tahu Andre kok" jawab gue, dan mereka berdua cuma menganggukan kepala doang tanda mereka sudah mengerti.
"Aku akan tunggu kamu Fahri" batin gue.
Tiba-tiba guru pun datang...
Share this novel