Fahri memasuki rumahnya yang bercat abu-abu dan berpagar hitam yang menjulang tinggi. Ditaruhnya motornya kedalam garasi dan mulai memasuki rumahnya dengan jalan santai. Senyum tipis tercipta di kedua sudut bibirnya, saat fikirannya melayang pada kejadian saat dia berada dirumah Adel.
"Ciee yang senyum-senyum sendiri, kayaknya ada yang abis ngedate nih." goda sang Mama saat melihat anak lelakinya memasuki rumah dengan wajah yang bahagia.
Fahri terkekeh dan langsung menghampiri sang Mama yang sedang bersantai di ruang tamu. "Haha iya Ma" ucapnya sambil mencium tangan kanan Mamanya dan duduk disamping sang Mamanya.
"Abis ngedate sama siapa sih emangnya? Kayaknya senang banget"
"Sama Adel Mah" ucapnya masih dengan senyum yang mengembang di kedua sudut bibirnya.
"Adelia Azzahra? Kapan-kapan ajak kerumah ya, Mama kangen banget sama dia." ucap sang Mama dengan nada yang sedikit memohon.
Fahri hanya terkekeh "Iya, nanti aku ajak kerumah kalau udah pas waktunya." ucapnya tersenyum.
Mamanya mengangguk, lalu menatap Fahri serius "Kamu serius kan sama Adel? Mama gak mau kamu nyakitin perasaanya lagi, udah cukup waktu itu kamu ninggalin dia."
Fahri hanya tersenyum "Mama gak usah khawatir ya, aku janji gak akan menyakiti perasaan Adel lagi. Aku juga janji kalau aku akan memiliki Adel seutuhnya, supaya aku bisa menjaganya 24 jam."
Mama mengangguk, lalu tersenyum "Mama akan dukung kamu sayang, Adel itu gadis yang sangat baik dan Mama juga ingin sekali punya mantu." goda sang Mama.
"Fahri tahu Mah, dia gadis yang sangat baik. Sampai sekarang aku masih mencintainya, cinta aku hanya untuk Adel." ucapnya penuh dengan keyakinan.
"Anak Mama udah besar ya, yaudah sekarang kamu mandi, makan, langsung istirahat." kata sang Mama.
"Aku habis mandi langsung istirahat aja Mah" Fahri bangkit dari tempat duduknya dan permisi ke Mamanya untuk masuk kedalam kamarnya.
Sesampai didalam kamarnya dia langsung meraih hpnya dan mengirimi pesan untuk seseorang, setelah pesannya terkirim ditaruh hpnya diatas nakas dan beranjak ke kamar mandi yang ada didalam kamarnya.
***
Dilain tempat Adel menggerakan tubuhnya mencari benda yang bergetar, dan meraih benda itu dengan malas. Tapi saat dia membaca isi pesannya itu, Adel langsung bangkit dari tidurnya dan membaca ulang pesan itu.
From : My Boyfriend??
Makasih udah buat aku bisa mencintaimu sampai saat ini, dan dari detik ini sampai seterusnya hanya kamu yang ada dihatiku, say. I Love You Adelia??
Seperti ada ribuan kupu-kupu yang menerbangkan sayapnya didalam tubuh Adel saat membacanya, dan dengan cepat dia membalas pesan itu dengan perasaan yang berbunga-bunga.
To : My Boyfriend??
Makasih juga udah mau mencintaiku dengan tulus, jangan pernah tinggalin aku lagi. Aku sampai saat ini juga masih mencintaimu:) I Love You Too, Fahri.
Send.
Setelah mengetikkan pesan itu, Adel kembali berbaring di ranjangnya dan menutup wajahnya yang sudah memerah dengan selimut.
Fahri tersenyum simpul saat membaca balasan dari pacarnya itu, dengan cepat dia membalas pesan dari Adel.
To : My Sweetheart??
Aku sangat mencitaimu Adelia
"Siapa lagi sih" gerutu gue.
Tiba-tiba gue menyunggikan senyum saat mendapatkan balasan dari Fahri, dengan cepat gue balas pesan tersebut.
Aku sangat mencintaimu juga Fahri
Send.
***
Fahri tersenyum senang saat mengujungi rumah gadisnya itu. Sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan keluarganya Adel, sekalinya ketemu dia sangat gugup. Semakin sering juga dia membayangi wajah cantiknya Adel. Dengan cepat dia meraih kunci motor yang ada di nakasnya dan keluar kamar, dia sangat membutuhkan udara segar.
Fahri bergegas menuruni tangga, membuat kemeja yang sengaja tidak dikancingkan sama sekali seperti berkibar, menampilkan kaos polos berwarna putih. Dan segera mengambil motornya dari garasi tanpa dia meminta izin ke kedua orang tuanya karena dia tahu orang tuanya sedang pergi.
Dengan kecepatan penuh dia mengendarai motornya melewati jalan yang lumayan ramai. Dan berhenti pada sebuah rumah tingkat dua yang sangat mewah, dilepasnya helm dan berjalan cepat menuju pintu rumah itu. Setelah sampai di depan pintu rumah itu, dia langsung mengetuknya dengan pelan. Beberapa menit pintu itu belum terbuka, saat dia mengetuk pintu yang kedua kalinya, barulah pintu itu terbuka dan menampilkan gadis yang sudah menjadi pacarnya 5 bulan.
Adel mengucek-ngucek matanya beberapa kali, rasa kantuknya masih menyerangnya. Tapi saat dia melihat siapa yang berada di depannya, dengan ajaib rasa kantuk itu hilang sirna. Ditatapnya cowok yang memiliki iris mata yang berwarna cokelat terang itu, kemeja yang tidak dikancingkan dan menampilkan kaos putih polos yang digunakan Fahri membuat gadis itu terkesima. Apalagi dengan rambut yang sedikit acak-acakan cowok itu menambah kesan ganteng dimatanya.
"Ehem, udah puas ngeliatnya?" Fahri tersenyum kecil melihat bagaimana gadisnya itu menatapnya dengan penuh keterpesonaan.
Adel yang ketahuan karena memperhatikan Fahri pun hanya gelagapan karena malu "Kamu ngapain kesini?" tanyanya mencoba mengalihkan pembicaraan. Tapi sepertinya dia salah, karena bukannya menjawab cowok itu malah memeluknya erat, membuat dia tersentak kaget karena mendapatkan perlakuan seperti ini. Apalagi dia baru bangun belum sempat mandi, itu menambah rasa takut jika Fahri tiba-tiba muntah karena mencium baunya. Oke terkesan lebay, tapi pokoknya dia takut jika Fahri menganggap dia cewek jorok.
Fahri terus memeluk gadis itu dalam rengkuhannya, dan membenamkan wajahnya di lekukan leher Adel, menghirup aroma gadis itu dalam. Dia tidak peduli dengan gadisnya yang memberontak dalam pelukannya, dia hanya membutuhkan kehangatan. Sudah lama sekali dia tidak memeluk gadisnya itu apalagi dengan mencium aromanya yang membuat dia kecanduan.
Adel yang sudah lelah untuk memberontak, pasrah. Bukan hanya karena merasa tenaganya kalah dengan Fahri, dia juga sangat nyaman dipelukan Fahri. Meskipun dia merasa geli karena dapat merasakan hembusan nafas cowok itu di lehernya.
Fahri melepaskan pelukan pada gadis di depannya ini. Dia sangat menyayangi gadisnya ini, dia tidak ingin kehilangannya. Hanya dia lah yang membuat Fahri bertahan hidup di dunia ini, Adel lah gadis yang dicintainya, dia tidak rela melepaskannya dengan cowok lain selain dia.
Adel memandang Fahri dengan kening mengkerut, tadi cowo itu memeluknya tiba-tiba, sekarang setelah melepaskan pelukannya cowok itu menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Kenapa sih Ri? Kamu ada masalah?" ucapnya.
Fahri menggeleng lalu mengusap pipi gadisnya itu pelan "Gapapa, aku cuma kangen aja."
Seburat merah mulai muncul di kedua pipi Adel "Apaan si Ri, orang lagi serius juga." balasnya, Adel memukul jidatnya seakan mengingat apa yang dia lupakan "Ayo Ri masuk, jadi lupa kan suruh masuk, kamu sih asal peluk aja." gerutu Adel yang membuat Fahri tersenyum lalu mengikuti gadis itu untuk masuk kedalam rumahnya dan duduk disamping Adel.
"Pada kemana orang rumah?" Fahri meneliti isi rumah Adel, dan menyadari bahwa tidak ada tanda kehidupan disana selain mereka berdua.
"Semuanya lagi keluar, ada acara di kantor Papa." Adel memiringkan tubuhnya untuk menatap Fahri "Ri serius ih, mau ngapain kesini?"
"Kamu gak suka aku kesini?" Fahri menatap balik kearah Adel.
"Enggak kok, aku senang. Aku cuma heran aja sama kamu, biasanya kan kalau mau kerumah telpon dulu."
Fahri mengelus rambut Adel dengan penuh kasih sayang, dan menarik kedalam rengkuhannya lagi.
"Kamu pacar aku sayang, jadi gak salah kan buat nunjukin rasa sayang aku ke kamu dengan pelukan." ucapnya pelan, "Jadi kamu harus siap-siap dengan kedatangan aku tiba-tiba kerumah ini" lanjutnya lalu melepaskan pelukannya dan memperhatikan dengan seksama gadis yang ada dihadapannya.
"Aku ingin kamu tahu kalau aku benar-benar sayang sama kamu, dan aku berharap kamu mau percaya itu apapun yang terjadi."
"Kamu mau ninggalin aku lagi ya?" ucapnya dengan nada bergetar.
Fahri menggeleng, lalu memegang wajah Adel dengan kedua tangannya. "Dengar, aku gak bakal ninggalin kamu sama sekali. Kenapa sih ngomong gitu?" tanyanya. Jujur dia tidak akan sama sekali untuk meninggalkan pacarnya ini, karena dia tahu jika dia meninggalkan Adel, hidupnya akan hancur untuk kedua kalinya. Sudah cukup waktu itu dia meninggalkannya, dan dia tidak ingin itu terjadi kembali.
Adel melepaskan tangan Fahri yang ada di wajahnya dengan kasar "Kalau emang enggak, kenapa harus ngomong gitu sih." air matanya tiba-tiba turun membasahi pipinya, dadanya terasa sesak.
Fahri terhenyak melihat air mata Adel keluar, dengan cepat dia menghapus air mata itu. Dan menggenggam erat tangan Adel "Aku cuma mau kamu, sampai kapanpun. Dan aku gak akan pernah ninggalin kamu sama sekali, jadi hapus fikiran bahwa aku akan ninggalin kamu." ucapnya lembut mencoba meyakinkan gadis yang ada dihadapannya, entah sejak kapan tangisan Adel membuat hatinya merasa sakit. Dia berlutut dihadapan Adel, sambil mencium jari-jari gadis itu bergantian.
"Hei, aku udah milih kamu jadi milik aku. Jadi gak ada alasan buat ninggalin kamu"
Adel menatap kedua manik mata Fahri itu dalam, mencoba mencari kebohongan disana, tapi tidak ada. Dan pada akhirnya dia mengangguk setelah meyakinkan dirinya bahwa cowok itu mengatakan yang sebenarnya.
Fahri yang melihat itu tersenyum lega.
"Kamu hanyalah milik ku"
Share this novel