BAB 8

Romance Completed 7094

Hari ini Agha menemani Shila ke sebuah stationary. Shila ingin membeli
beberapa kebutuhan untuk tugas kuliahnya. Saat sedang memilih-milih
barang keperluannya, tiba-tiba Shila tersenyum sambil memandangi
handphonenya. Wajahnya terlihat sangat gembira. Revan, merasa aneh
melihat tingkah Shila.

“Kamu kenapa sayang? Kok seneng banget kayaknya?”, Tanya Revan penuh
rasa penasaran.

“Si tukang rusuh mau pulang ke Jakarta sayang. Dia udah selesai kuliah”,
jawab Shila.

“Tukang rusuh siapa maksudnya?”, Revan semakin bingung.

“Itu si Agha”, jawab shila sambil terus manatap layar handphonenya.

Revan menyunggingkan senyumnya. Di hati kecilnya, dia merasa cemburu
dengan Agha. Shila pernah bercerita nahwa dulu Agha pernah menyatakan
cintanya pada Shila. Namun, Revan juga tidak bisa melarang Shila untuk
dekat dengan Agha karena Shila mengenal Agha lebih dulu daripada
dirinya. Dengan kepulangan Agha, berarti Shila akan kembali dekat dengan
Agha. Dia khawatir Agha akan merebut Shila darinya. Namun, dia berusaha
menepis pikirannya. Baginya yang terpenting, Shila tetap setia padanya.

“Hei van, kok kamu diam aja sayang?” Tanya Shila.

“Eh, aku nggak apa-apa kok sayang.” Revan berdalih.

Dia tak ingin merusak kebahagiaan Shila. Tiba-tiba Revan langsung
menggenggam tangan Shila. Sambil berkata,”Kamu jangan pernah tinggalin
aku yah, sayang.”

Shila tertawa melihat sikap Revan yang tiba-tiba jadi melankolis.+

“Ya, nggak mungkin sayang. Kecuali Allah yang memanggilku kembali
pada-Nya”, jawab Shila meyakinkan Revan.+

Revan merasa lega. Dia sangat menyayangi Shila. Baru dengan Shila
hubungan asmaranya bertahan lama. Hubungan asmaranya selalu kandas
disebabkan kekasihnya yang tak pernah setia.. Dia tak ingin itu terjadi
lagi. Dia berencana untuk melamar Shila suatu saat nanti.+

***+

Seminggu kemudian..

Tok..tok..tok…

Merdengar suara pintu rumahnya diketuk, Shila segera membukanya.

Shila mematung. Tubuhnya gemetar. Dia seakan bermimpi melihat sosok pria
yang ada di depannya. Beberapa kali dia menggosok matanya untuk
memastikan dia tidak bermimpi didatangi sahabatnya malam ini.

“Apa kabar cantik?” sapa Agha lembut sambil melebarkan senyumnya.

Tanpa berkata-kata, Shila langsung memeluk erat tubuh gempal Agha. Hati
Agha bergetar. Dia merasa bahagia bisa bertemu kembali dengan sosok
wanita yang disayanginya. Agha membalas pelukan Shila. Seakan tak ingin
melepasnya. Agha sengaja tidak memberitahu Shila bahwa dia akan pulang
hari ini. Dia berencana ingin memberi kejutan kepada Shila dengan
langsung mendatangi rumah Shila saat dia tiba di Jakarta.

“Ehm”, Revan memecah keheningan suasana malam itu.

Dengan sigap, Shila melepaskan pelukannya. Shila melupakan Revan yang
sedari tadi berada di rumahnya.

“Oh iya, gha. Ini Revan pacar aku”, Shila berusaha mengalihkan suasana.

“Oh, iya. Kenalin, aku Agha sahabatnya Shila,” Agha mengulurkan tangannya.

Revan membalas uluran tangan Agha. Seketika, suasana di rumah Shila
menjadi tegang. Agha merasa kecewa karena apa yang terjadi malam ini
tidak seperti yang dia bayangkan. Dia datang di saat yang tidak tepat.

Agha merasa seperti setan kecil yang datang menggangu dua anak manusia
yang sedang berbahagia. Tapi apa mau dikata, semua sudah terlanjur.

Revan memutuskan untuk pulang lebih dulu meski hatinya merasa tak rela
membiarkan mereka berdua, tapi dia tidak ingin mengganggu kebahagiaan
kekasihnya. Shila yang sedang dalam suasana bahagia tidak menyadari
Revan yang sedang cemburu padanya. Dia terlalu larut dalam suasana di
malam itu. Dia pun mengizinkan Revan pulang. Sebelum pulang Revan
berpamitan dengan mama Shila.

“Ma, Revan mau pamit.” Shila memanggil mama untuk keluar dari dari
kamarnya.

Saat mama datang, mama terkejut melihat kedatangan Agha.

“Wah, ada Agha. kapan datangnya?” Tanya mama

Agha menjawab sambil mencium tangan mama,”Sudah dari tadi tante”.

“Maaf tante, Revan pamit pulang dulu ya!” Revan berpamitan dengan mama.

“Kok cepat banget pulangnya?” Tanya mama heran.

“Iya, tante. Mama tadi suruh pulang.” Revan berdalih.

“Oh yaudah, hati-hati ya nak!” Pesan mama.

“Iya tante, makasih. Agha, aku duluan yah!”, Revan menyapa Agha+

“Iya, Van. Hati-hati ya, aku pinjam Shilanya dulu ya malam ini,” Canda
Agha.+

Revan tersenyum kecut. Shila mengantarkan Revan sampai ke mobilnya.+

“Jaga hatimu ya, sayang!” Pesan Revan.+

Shila hanya tersenyum. Mobil Agha pun melaju kencang meninggalkan Shila.+

Agha jadi merasa tidak enak, sebagai lelaki, dia mengerti bagaimana
perasaan Revan. Dia menyadari bahwa dirinya membuat Revan cemburu. Tapi,
dia tidak mau menyia-nyiakan malam itu. Dia tidak bisa menahan perasaan
rindunya pada wanita yang dia cintai dulu. Dia memilih melanjutkan
sekolahnya ke Singapura berharap bisa melupakan Shila. Namun, dekapan
hangatnya dengan Shila malam ini, membangkitkan kembali perasaannya
cintanya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience