BAB 19

Romance Completed 7094

Hari itu, Shila meminta tolong Agha mengantarnya bekerja, karena
tiba-tiba mobilnya tidak bisa dinyalakan. Beruntung saat itu Agha belum
berangkat kerja. Dengan senang hati, Agha menjemput Shila dengan motor
ninjanya. Agha memang mengedarai motor untuk pergi kerja karena jalanan
yang sering macet. Sudah setengah jam Shila menunggu, namun Agha tak
kunjung tiba. Dia coba menghubungi Agha, namun tak ada jawaban. Dia
juga mencoba mengirim pesan namun tak juga ada balasan. Shila merasa
kesal dan berpikir Agha membohonginya. Akhirnya, dia memutuskan pergi
naik taksi karena sudah telat pergi ke kantor. Jalanan hari itu lebih
macet dari biasanya. Dari jauh, Shila melihat banyak kerumunan orang di
sisi jalan yang berbeda arah dengannya.+

“Pak, itu ada apa ya?” Tanya Shila.+

“Sepertinya ada kecelakaan.” Jawab Pak Supir.+

“Kecelakaan?” pikiran Shila langsung tertuju pada Agha. jantung Shila
berdegup kencang.+

Taksi yang dinaiki Shila semakin mendekat ke lokasi kerumunan itu. Shila
melihat motor ninja warna hijau yang bagian depannya telah hancur.+

Air mata Shila langsung mengalir di pipinya. “Itu pasti motor Agha. Pak
saya turun disini aja pak, ambil aja kembaliannya.” Shila langsung
berlari dan menerobos kerumunan itu.+

Shila melihat Agha tergeletak. Agha tak sadarkan diri. Darah segar
mengalir dikepalanya. “Aghaaaaa….!!!” Shila berteriak dan memeluk Agha.+

“Kenapa kalian semua pada ngeliatin, ini bukan tontonan, bubar semua!”
Shila memaki orang-orang yang mengelilingi Agha. Shila menanyakan
penyebab kecelakaan Agha pada seorang pria yang menolong Agha.+

“Agha kenapa, pak?” Tanya Shila sambil terisak.+

“Dia tadi berusaha menghindari mobil yang nyalip di depannya, akhirnya
dia terjatuh,” jawab bapak itu. Shila jadi merasa bersalah.+

“Kalau saja tadi aku nggak minta dia jemput aku, dia nggak akan kayak
gini.” Shila tak henti menangis. Tak lama, mobil ambulan pun datang, dan
langsung membawa Agha ke rumah Sakit terdekat.+

Agha langsung dibawa ke UGD dan mendapatkan penanganan dari dokter.
Shila segera menghubungi Mama Agha dan juga mamanya.+

Beberapa saat kemudian, dokter membawa hasil scan dan rontgen milik
Agha. Dokter mengatakan bahwa Agha mengalami pendarahan di otaknya, dan
kaki kirinya patah. Dokter memperbolehkan Shila melihat Agha.+

Shila tak kuasa melihat Agha yang terbaring lemah. Dia menggemgam tangan
Agha.+

“Agha bangun, Gha. Aku nggak mau kehilangan kamu. Aku sayang sama kamu,
Agha.” Shila kembali menguraikan air mata.+

Terlihat mama Agha memasuki ruangan tempat Agha dirawat. Agha adalah
anak satu-satunya. Ayahnya meninggal 10 tahun yang lalu. Dia hanya
tinggal berdua dengan mamanya.+

“Anakku, kamu kenapa nak? Kamu satu-satunya harta mama yang paling
berharga” Mama Agha langsung memeluknya.+

Disusul Mama Shila yang juga datang melihat Agha. Mama Shila mengelus
punggung mama Agha sambil berkata,”Sabar ya, mbak.”+

“Tadi pagi dia sehat-sehat aja, tapi sekarang kondisinya udah kayak
gini.” Ucap mama Agha.+

“Iya, mbak. Dia udah seperti anakku sendiri. Aku mengerti gimana
rasanya. Kita sama-sama berdoa ya untuk kesembuhan Agha.” Jawab mama
Shila sambil memeluk mama Agha.+

Mama Agha hanya bisa menangis.+

Keluarga Shila dan keluarga Agha memang telah saling mengenal. Mama Agha
juga telah menganggap Shila seperti anaknya sendiri.+

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience