BAB 1

Romance Completed 7094

Dan ku terbang ke atas sana
Dan ku terbang tinggi

Tenangkan aku dari mimpi ku
Temani aku tuk sabar menunggu

Aku mulai coba mengerti
Apa yang tak engkau sukai
Aku tak pernah jadi sempurna
Karna nya ku hanya bisa menunggu

‘’Eh Revan! Aduh kamu pasti datang ketemu dengan Shila kan? Soalnya tante lagi yakin Shilanya belum siap. Ayoh masuk, masuk jangan berdiri di luar.’’ Ujar mama.
“Shilaaaaa..! udah siap belum? Ini Revan udah datang,” teriak mama.

“Iya, ma. Sebentar lagi shila keluar,” Shila membalas teriakan mama.

“Maaf ya, Revan jadi nunggu lama. Padahal dandannya udah dari tadi,
tapi kok belum juga siap”, ucap mama dengan perasaan bersalah.

“Nggak apa-apa kok tante”, jawab Revan sambil mengembangkan senyum.

Revan memang sosok laki-laki yang lembut. Dia selalu sabar menghadapi
tingkah laku Shila karena dia sangat menyayangi Shila, wanita yang
dikenalnya 2 tahun silam.+

Shila terlihat berlari kecil menuruni anak tangga. Dengan kemeja jeans
biru berlengan panjang dan celana jeans berwarna senada, ditambah sepatu
sneakers dan sebuah tas selempang yang menggantung di bahunya. Dia
langsung berlari menuju meja makan dan merebut sebuah roti bakar yang
telah disiapkan mama untuk sarapannya hari ini.+

“Ma, shila sama revan ke kampus dulu ya!” shila berpamitan sambil
mencium tangan mamanya.+

“Iya sayang, hati-hati ya!” ucap mama sambil mencium kening Shila.+

“Revan juga pamit ya, tante”, Revan juga ikut mencium tangan mama Shila.+

“Iya, Revan, hati-hati ya bawa mobilnya!” mama berpesan pada Revan.+

“Iya, tante. Insya allah”, jawab Revan sambil tersenyum.+

Mama memandangi putri bungsunya sambil menggelengkan kepala.+

Untung punya cowok yang sabar seperti Revan.

***+

“Kamu kelamaan yah nunggu aku, van?”, Shila memandang Revan sambil
memakan roti bakarnya.

“Nggak kok, sayang. Belum ada sejam. Kalo udah sejam nunggunya, tarifnya
beda lagi.” Revan menggoda Shila.

“Ih, kamu tuh, udah kayak angkot aja pake tarif.” Shila memukul manja
lengan Revan yang berotot.

“Aduh, emangnya aku sasak tinju main pukul aja. Enak banget yah, makan
rotinya sendiri aja, nggak bagi-bagi sama aku.” Ucap Revan.

Shila menjulurkan lidahnya pada Revan.

“Kamu mau juga yah? Nih aku kasih buat kamu.” Shila menyobek sedikit
sudut rotinya.

Revan menoleh, “Ya ampun sayang, pelit banget sih, ngasih tuh banyakan
dikit dong.” Protes Revan.

Shila mendengus,”Udah minta, maunya banyak lagi tuh.”

Dengan wajah cemberut, dia membagi 2 rotinya untuk Revan.

“Suapin dong, kan aku lagi nyetir, gimana makannya?” tambah Revan.

“Ya ampun, manja banget sih kamu.” gerutu Shila. lagi-lagi Revan
membuatnya kesal.

Revan tersenyum licik, “Kamu kalo lagi marah gitu, manis banget deh!”

Shila tak bergeming. Pandangannya lurus ke depan. Dia tak memperdulikan
pujian dari Revan.

Shila anak terakhir dari 3 bersaudara. Kedua kakaknya telah menikah dan
tinggal di rumah mereka masing-masing. Ayahnya sering bekerja diluar
kota sehingga Shila hanya tinggal berdua dengan mamanya dan membuat
Shila tumbuh menjadi anak yang manja. Wajar saja, Tingkahnya sedikit
kekanak-kanakan.

“Tapi aku serius, kamu cantik banget sih hari ini”, Revan memuji Shila.

“Kamu ngejek lagi ya?” Tanya Shila lagi.+

“Serius, aku suka banget penampilan kamu hari ini.” Revan menjawab jujur.

Shila tersenyum lebar, “Aku kan cantik supaya kamu nggak ngelirik cewek
lain lagi,”

Revan cekikikan.

Kulitnya putih, matanya bulat dan tajam, hidungnya mancung, tubuhnya
yang langsing dan rambut panjangnya yang dikuncir seperti ekor kuda
dengan sedikit riasan di wajahnya, membuat Shila terlihat cantik. Dia
terlihat berbeda dengan wanita lain yang suka berdandan menor dan
berpakaian yang glamour bak artis terkenal. Penampilannya yang sederhana
itulah yang membuat Revan memilih Shila sebagai pacarnya. Shila termasuk
wanita beruntung yang bisa mendapatkan hati Revan. Revan memang sosok
lelaki idaman setiap wanita. Revan bertubuh besar dan tinggi. Terlihat
gurat keturunan Arab dan jambang tipis yang menambah ketampanannya.
Ditambah lagi sifatnya yang ramah dan lembut sehingga membuat wanita
senang berada di dekatnya.

Tak terasa, mobil mereka telah memasuki gerbang sebuah universitas
swasta di Jakarta. Mereka pun berpisah, menuju kelasnya masing-masing.
Shila adalah mahasiswi jurusan Design Interior, sedangkan Revan adalah
mahasiswa jurusan Teknik Arsitektur. Revan termasuk mahasiswa yang
cerdas dan aktif, sehingga dia memegang jabatan sebagai ketua BEM di
fakultasnya. Sedangkan Shila mendapatkan beasiswa karena prestasinya
yang unggul. Mereka memang pasangan yang serasi.+

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience