BAB 13

Romance Completed 23792

Amanina duduk memandang laut . Bayu yang lembut menyapa wajahnya . Sesekali angin yang nakal itu menerbangkan tudungnya .

Dia termenung mengingatkan ayahnya . Rasa rindu hatinya kepada lelaki itu . Perlahan lahan airmatanya mengalir .

" Haa buat apa tu ? " tegur Ayub tiba tiba .

Niena cepat cepat mengelap airmatanya .

" Mana ada buat apa . "

" Yelah tu . Abang nampak Niena termenung . Tu , mata yang berair tu . Kenapa ni ? Ceritalah kat abang . " ujar Ayub .

Amanina memandang wajah lelaki itu . Sudah sebulan mereka berkahwin . Namun , dia masih lagi tidak mampu untuk menggelar lelaki itu
' abang ' .

" Niena rindukan ayah . " balas Amanina pendek .

Ayub tersenyum . Dia fikir apalah tadi .

" Niena kalau rindu ayah , sedekahkan al-Fatihah , doa banyak banyak untuk ayah . " nasihat Ayub .

" Dah , Niena dah buat . Tapi Niena masih lagi rindukan ayah . " ujarnya sambil mengesat air matanya .

" Alaa , siannya dia . Menangis ye . Takpe , nanti abang bawa Niena pergi kubur ayah ye ? " pujuk Ayub .

" Janji ? " soal Niena . Riak wajahnya amat teruja .

Ayub tersengih .

" Ye abang janji . " balasnya sambil menggosok lembut kepala Niena . Dia memandang wajah Amanina .

Amanina terdiam . Wajahnya bertukar merah . Segan pula dia diperlakukan sedemikian .
Ayub yang menyedari keadaan itu mengalihkan tangannya .

" Oh , sorry . Abang tak sengaja . "

Amanina mengangguk tanpa bersuara .

" Niena , jom pergi pekan . Abang nak beli barang sikit . " Ayub cuba mengubah topik .

" Haa , boleh juga . " pantas Niena menjawab .

Mereka seakan tidak tentu arah selepas kejadian tadi .
Niena berjalan laju meninggalkan Ayub .

Fuh , sabar Ayub sabar . Nasib baik sikit je . Aduh , laju jantung aku .

Amanina menjeling Ayub yang sedang mencuba beberapa helai pakaian . Jarum menunjukkan pukul 6 petang dan lelaki itu masih lagi membeli belah .

" Manusia zaman sekarang ni memang pelik kan ? Cakap tak serupa bikin . "

Dahi Ayub berkerut .

" Dah kenapa pula ? " soalnya .

" Yelah , tadi rasanya ada orang cakap nak beli barang ' sikit ' . Tapi , ini dah dekat sepuluh beg plastik ni . Apa cerita ? " perli Niena .

" Ala , kejaplah . Abang bergaya pun untuk isteri abang juga . " ujar Ayub seraya mengenyitkan mata .

Amanina terkejut . Amboi , gatalnya .

" Eh , sorry sikit . Saya tak suruh pun awak bergaya bagai . Cukuplah awak berpakaian lengkap . Saya dah redha . " balas Amanina .

Ayub mengerling . Dia meletakkan semula pakaian yang diambilnya .

" Kalau macam itu , kenapa sampai sekarang Niena masih takboleh nak terima abang sebagai suami Niena . Kenapa takboleh nak lembutkan lidah panggil ' abang ' ? "

Amanina terkesima . Dia kaku . Dia segera keluar dari kedai itu .
Aduh , aku kena balik .

" Niena , kenapa tak jawab soalan abang ? " soal Ayub lagi .

" Soalan awak susah . KBAT sangat . Kalah soalan SPM . " dalih Niena .

Ayub merenung tajam wajah gadis itu .

" Abang serius . " pendek jawapan Ayub .

" Look , bukan soal gaya , rupa atau harta . Tapi , soal saya tak sedia lagi . Nak jadi seorang isteri bukannya mudah . Urus makan pakai suami . Sedangkan diri saya sendiri pun tak terurus inikan pula nak uruskan awak . "

Ayub mengeluh .

" Tapi awak boleh cuba perlahan lahan kan ? "

" Saya tak sedia lagi untuk apa apa komitmen . Tolong faham saya . " balas Niena . Riak wajahnya menunjukkan dia benar benar serius dengan apa yang dikatakannya .

" Sedangkan saya boleh berusaha untuk ambil hati awak setiap hari , kenapa awak takboleh berusaha sikit untuk terima saya sebagai suami awak ? "

Sekali lagi Amanina kelu . Dia tidak mampu berkata apa apa .

" Dah lewat ni , jom balik . Nanti ibu risau . " dalih Niena lantas bergerak ke kereta .

Ayub memandang sayu .
Aku yang beria atau dia yang tak pernah mencuba ?

Ayub melabuhkan punggungnya di atas sofa . Dia baru sahaja pulang daripada surau .

Muncul Makcik Aishah sambil mendulang air kopi . Usai menuangkan air ke dalam cawan , dia mengambil tempat dia sebelah Pakcik Mohmad .

" Ayub , ayah nak cakap sikit ni . " ujar Pakcik Mohmad .

Ayub diam tanda fokus .

" Ayah dengan ibu bukannya nak masuk campur dalam hal kamu berdua tapi sebagai seorang ayah benda ni dah jadi tanggungjawab ayah untuk tegur . " mula Pakcik Mohmad .

" Ada apa ayah ? "

" Dah dekat sebulan kamu berdua kahwin tapi kenapa ayah tengok kamu berdua macam bukan suami isteri ? "

Ayub diam .

" Kamu berdua ada masalah ke ? " soal Makcik Aishah pula .

" Eh , mana ada ibu . Kami okay je . "

" Dah tu , kenapa macam tak sehaluan . Seorang ke hulu , seorang ke hilir . " sambung Pakcik Mohmad pula .

Ayub hanya diam menatap lantai . Dia tidak tahu apa yang harus dikatakannya .

" Entahlah , mungkin dia tak sedia lagi kot . Takpelah , saya boleh bagi dia masa . "

Pakcik Mohmad dan Makcik Aishah berpandang sesama sendiri .

" Macam inilah , ayah tahu yang Amanina belum lagi dapat terima kamu dan ayah harap kamu tak akan berputus asa ."

" Insha Allah ayah . Selagi dia isteri saya selagi itulah saya tak akan berputus asa . "

" Orang perempuan ni walau sekeras manapun hatinya pasti akan lembut jua . Asalkan kamu ikhlas dan jujur sayang dia , insha Allah hati dia akan terbuka untuk terima kamu . "

" Ye , Ayub faham ibu , ayah . Insha Allah , Ayub akan lakukan yang terbaik demi rumahtangga yang Ayub bina ni . "

" Ibu dan ayah akan sentiasa doakan jodoh Niena terbuka hati untuk terima kamu dan kamu berdua berkekalan hinggalah ke jannah . "

" Amin , insha Allah ibu , ayah . "

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience